Senin, 06 Januari 2014

Baduy Cibeo

Wisata Budaya Baduy Dalam
Sebut saja trip kali ini wisata budaya. Karena kita akan merasakan hal yang berbeda dari biasanya. Bukan menginap di Penginapan atau pun tenda. Melainkan menginap di rumah penduduk Baduy Dalam.

Alasan saya ingin ikut open trip ke Baduy Dalam karena ingin merasakan hidup semalam dengan suasana yang benar-benar masih di perkampungan.Tidak ada listrik, minum dari bambu dan mandi pun masih di sungai. Entah gimana rasanya jadi mereka yang setiap harinya hidup tanpa listrik. Mungkin kalau saya berlama di Baduy Dalam. Saya tidak akan betah hidup disana. hehehe...

Googling...googling...googling dan akhirnya nyangkut di Backpacker Indonesia. Ada penawaran ke Baduy Dalam seharga Rp. 150.000 pada hari Sabtu 4 Januari 2014. Tidak pake lama, saya pun langsung menghubungi contact person yang tertera. Mereka berdua bernama Fauzan Akbar 0859 2746 5130 dan Dimas Haryo Nugroho 0813 9880 7777. Banyak tanya dan info dari mereka membuat saya ingin cepat-cepat kesana. Tapi sebelum kesana ada beberapa persyaratan yang harus diikuti yaitu membawa Mie instan, Sarden, Ikan Asin, Beras dan Minyak Goreng. Untuk larangannya dan pantangan selama di Baduy Dalam adalah Tidak boleh foto-foto di wilayah Baduy Dalam, Mandi tidak boleh menggunakan sabun, Gosok gigi juga tidak boleh pake odol dan bagi orang kulit putih (Bule dan Chinesse) dilarang memasuki wilayah Baduy Dalam. Kalau yang terakhir itu saya tanya ke orang asli Baduy Dalamnya. Mereka hanya menjawab itu sudah peraturan dari Kepala Sukunya.

Trip saya kali ini ditemani Kak Delly, awalnya kan hanya saya sendiri saja. Tapi karena kak Delly juga punya rasa penasaran yang tinggi. Makanya dia pun ikut trip bareng saya. Sebenarnya ada teman saya juga yang tujuannya sama ke Baduy Dalam. Akan tetapi berbeda travel agent nya. Mereka adalah Kak Julie, Kiki dan Finsa. Karena meeting pointnya sama-sama di Stasiun Tanah Abang. Makanya kami pun bertemu juga disana pada pukul 07.00 AM.

Kak Delly partner trip saya ke Baduy

 Kiki, Finsa, Dian, Kak Delly dan Kak Julie

 Kamilah orang yang kepagian sampai stasiun tanah abang


 Suasana pagi itu di dalam Stasiun Tanah Abang

 Tiket kereta menuju Rangkasbitung

Perjalanan menuju peron Rangkasbitung

Berlari-lari untuk mendapatkan kursi

Karena kami semua megang tiket dengan nama yang berbeda-beda, jadi kami pun mendapatkan tempat yang asal duduk aja. Padahal di tiket keretanya sudah ada nomor yang tertera. Tapi karena kami gak mau pisah. Jadi kami pun duduk bersama trip orang lain. Yaitu trip teman saya kak Julie. Kami pun tumpuk-tumpukan duduk didalam kereta itu. Perjalanan menuju Rangkasbitung pada pukul 08.15 AM dan sampai di Rangkasbitung pukul 09.45 AM.

Kursi kereta kelas ekonomi


Awalnya duduk disini sebelum diusir

Setelah diusir, saya pun gabung dengan trip lain

 Sesama pecinta pria #ups

Kereta belum jalan, matanya masih jreng

 Setelah sejam perjalanan, KO juga mereka. Ckckck'

 Tetep aja ada yang jepret

Sampai juga di Rangkasbitung setelah 2 jam perjalanan. Banyak sekali orang Jakarta yang singgah sementara waktu ke Baduy Dalam. Mungkin mereka sama seperti saya, karena penasaran dengan kebudayaan Baduy Dalam. Sebelum berangkat menuju Ciboleger, kami berdoa dulu dan Team Leader juga memberikan beberapa pengarahan agar tidak terjadi apa-apa disana. Dan kami semua bisa selamat sampai tujuan. Setelah 15 menit perjalanan ada rumah makan dan kami pun singgah sebentar untuk santap siang. Agar punya stamina trekking selama 4 jam. Perkiraannya sih 4 jam, tapi kadang suka berbeda dengan apa yang terjadi. Info aja teman, makanan di ciboleger sama aja seperti di Jakarta. Dikira saya harganya lebih murah, ternyata tidak. Menu makan ayam dengan sate sapi Rp. 35.000

Turunnya di tengah rel kereta api

Jarang-jarang eksis di rel kereta api

Wohooo...Rangkasbitung

Tetep yaaa bertiga

Fafa sedang memberikan pengarahan kepada peserta

Suasana pagi itu di Stasiun Rangkasbitung

Teman kami yang berada di trip lain tapi tetap satu tujuan yaitu Baduy

Mobil Elf yang kami gunakan menuju Ciboleger

Beberapa teman kami di satu Elf yang sama

Sebelum ke Ciboleger, Makan dulu biar ada stamina trekking

 Makan siang bareng adam, Bayu dan Dimas

Ciboleger tujuan kita untuk sampai ke Baduy Dalam. Karena di Ciboleger banyak sekali orang baduy luar yang bertempat tinggal di wilayah itu. Selama perjalanan banyak sekali hal unik yang saya lihat. Dari angkutan umum yang jumlah penumpangya melebihi kapasitas dan teman saya Kak Delly dari bersemangat sampai ketiduran juga karena perjalanannya yang cukup jauh dan belum sampai juga.

Jalanannya berdebu dan banyak truk

Ceritanya kak Delly masih ON nih

Nah sekarang udah ketiduran

Nahan ketawa fotoin Kak Delly

Gunung yang menghasilkan pasir putih

Angkutan ke Ciboleger emang langka, Jadi penuhnya kaya gini

Jembatan Besi Biasa

Jembatan Transformer *kidding*

Pematang sawah yang belum terjamah #halah

 Pematang sawah yang hijau

Pegunungannya sudah kelihatan

Wohooo...dikit lagi sampe

Air sungai ini tempat mandi saya di Baduy Dalam nanti

 Masih banyak rumah panggung di jalan menuju Ciboleger

Masih banyak jalanan yang rusak 

Menanjak juga jalanannya




Horaaayyy...sampai juga kami di Ciboleger pada pukul 12.30 PM. Sesampainya disana kami tidak langsung trekking. Karena ada beberapa dari mereka melaksanakan sholat dan ada juga yang tetap menenteng kamera untuk mengabadikan moment di Ciboleger. Karena banyak sekali suku Baduy Dalam yang siap mengantarkan kami selama diperjalanan menuju Cibeo ( Tempat suku baduy dalam ). 

Ciboleger

Rombongan peserta 

Teman-teman saya cuma mau ngasih saran aja buat kalian yang tidak pernah naik gunung. Lebih baik kalian sewa jasa porter saja. Karena rintangan kesana gak main-main. Licin banget jalanannya, belum lagi tanjakannya terjal dan turunannya pun gak main-main itu. Langsung jurang loh. Jadi kalau aja amit-amit ada yang jatuh pas di turunan itu bisa langsung masuk jurang. Sewa porter hanya Rp. 25.000 aja sekali jalan. Dan sekalian beli tongkat kayu yah Rp. 2.500. Karena kalau ke atas gunung gak pake tongkat, itu akan menyulitkan kalian sendiri. Butuh pegangan yang kuat selama di perjalanan. Untuk turunan, kadang tidak ada pepohonan. Jadi satu-satunya cara, yang bertumpu pada tongkat. Agar lebih memudahkan kalian selama perjalanan dan tidak merepotkan orang lain.Yah itung-itung berbagi rejeki dengan mereka. Itu adalah mata pencahariannya untuk menyambung hidup.

Baduy Dalam yang kami kunjungi terletak di Cibeo. Karena Baduy dalam itu ada 3 wilayah yaitu Cibeo, Cikeusik dan Cikartawana. Nah cibeo ini letaknya dekat dari sungai dan sungai nya pun tidak dalam, yah hanya sebetis aja dalamnya. Jadi kalau mau mandi agak sulit untuk bersih-bersihnya. Karena ada teman saya yang bilang, dulu mereka pernah ke Baduy Dalam. Akan tetapi, letak rumah Baduy Dalam dengan sungainya jauh banget. Cuma dia gak tau apa nama wilayahnya disana

Peserta baru sampai Ciboleger

Adik kecil ini menawarkan tongkat Rp. 2500

Sapri lucu banget di wawancarainnya

 Kakang Sanif yang bantu saya bawain tas Rp. 25.000

Adik Asda yang mau aja bergaya ikutin gw :D

Sapri bergaya ala Metal. Cuma dia yang gaul dari Baduy Dalam

Kenapa disini cuma saya aja yang bergaya -___-"

Sapri 1, Kakang Sanif, Sapri 2 dan teuing teu nyaho

Sapri, Dian, Kakang Sanif, Sapri lagi dan sebelahnya saya gak tau. Belom kenalan sih

Briefing sebelum perjalanan

Sepatunya masih Oke nih. Tar liat aja keesokan harinya

Wohooooo................
BADUY DALAM

Waktu tepat menunjukan pukul 13.50 PM. Saatnya kami trekking menuju Baduy Dalam. Bermodalkan kayu ditangan saya. Siap melewati rintangan yang ada. Tiap perjalanan kami pasti ada ibu-ibu sedang menenun. Tapi sayangnya, saya tidak dapat mencoba membuat kain tenun karena waktu yang singkat. Dan belum tentu juga saya diizinkan untuk membuat kain tenun.

Peta Baduy

Perjalanan memasuki wilayah Baduy

Pengda Banten

 Selamat Datang Baduy

Izin dulu sebelum trekking

Jajakan kain tenun di tiap rumah suku Baduy Luar

Ibu-ibu yag sedang konsentrasi membuat kain tenun

Accesories yang dijual di Baduy Luar

Ada kain tenun dan Madu

Selama perjalanan pun saya tidak bisa diam. Yah, tidak bisa diam karena ada saja pertanyaan saya yang membuat saya ingin tau. Karena di akhir januari ini, Baduy dalam ditutup selama 3 bulan kedepan. Karena ada upacara adat. Awalnya saya berpikir, upacara adat itu untuk acara pernikahan. Dan ternyata itu salah besar, yang benar adalah upacara untuk kemakmuran rakyatnya. 
Seluruh suku baduy dalam beragama Islam. Nama anutannya Islam sunda ririwitan. Cara mereka beribadah pun berbeda dengan agama islam yang lainnya. Mereka tidak sholat, mereka lebih menjunjung tinggi berdoa tiap waktu dan tiap saat. Karena tuhan ada dimana-mana. Jadi tidak ada sholat yang mereka kerjakan. Dan mereka pun juga berpuasa, tapi berbeda dengan kita. Puasa mereka yaitu sehari semalam. 
Jumlah rumah Suku Baduy Dalam ada 89 rumah dan kepala keluarga 146. Setiap kepala keluarga yang memiliki anak, akan diberikan nama oleh Uun (Kepala Suku). Karena ada doanya dibalik nama anak-anak baduy. Dan pasti akan diberikan jimat seperti gelang dari katun. Agar menjaga anak dari marabahaya. Saya kaget sekali dengan orang Baduy Dalam. Karena banyak juga yang cantik dan ganteng. Bukan saya aja loh yang berpendapat seperti itu. Teman satu trip saya pun bilang seperti itu juga. Apalagi anak kepala sukunya, cucoookkk boookkkk...


 Rumah Suku Baduy Luar

Baru juga jalan berapa menit udah nanjak aja

Kakang Sanif selalu ada dibelakang saya

Video wawancara kakang sanif

Tidak bosannya saya terus berbincang dengan kakang sanif. Akan tetapi, rintangan makin lama makin bertambah. Sampai saya pun susah untuk berbicara karena ngos-ngosan. Jalannya terus menanjak, kalaupun ada turunan, Itupun hanya sebentar saja. Beruntungnya saya sewa jasa porter, karena tidak terlalu lelah seperti yang lainnya. Tapi buat kalian yang kehabisan minuman selama perjalanan. Tenang saja, banyak kok orang suku baduy luar yang berjualan minuman. Dan harganya pun bervariasi. Untuk Aqua botol Rp. 5.000, Pocari Sweat Rp. 7.000 dan Sprite Rp. 6.000. Sebenarnya ada juga bir bintang kalengan. Tapi saya gak tau harganya berapa. Dan jual juga larutan penyegar cap kaki tiga. Tapi saran saya cuma satu, bawa cemilan yang banyak. Karena mereka tidak jual cemilan sama sekali. Makanan pun juga mereka gak jualan. Jangan sampai kelaparan seperti saya yah. Karena itu akan menguras habis tenaga kalian. Kalau saja kelaparan selama di perjalanan. Gak mungkin juga saya minum banyak. Karna tar malah kebelet mau pipis. Mana ada toilet di gunung kan hehehe...

Tanjakan pertama

Menanjak

Kaki Seribu

Tanjakannya masih enak nih, ada tangganya

Jalanannya masih landai

 Ada sungai kecilnya juga

Sungai

 Porter saya Kakang Sanif

Ini mah porter yang lain, hebat yah kuat gitu bawa banyak tas

Aliran sungai selama perjalanan

Ada lagi kan ibu-ibu yang sedang buat kain tenun

Samping ibu penenun

Anda memasuki wilayah MASIH baduy luar

Ngaso bentar pake foto-foto

Anak kecil pencari kayu bakar lewat aliran sungai bawa kayunya. PINTAR!!!

Wanita Suku Baduy Luar

Turunan yang lumayan ada bebatuan

Mari foto bersama

Turunan yang lumayan gampang

Leuit ( Lumbung Padi )

Ini cuma jejak kami aja sudah sampai di Leuit

Berjejer leuit nya 

Kakang sanif dan duo sapri

Istirahat sejenak LAGI!!!

Lagi..lagi istirahat lagi :p

Pemandangan bukit disamping saya

Menuju Baduy Dalam melewati 3 jembatan bambu. Saya paling gak suka dengan jembatan bergoyang. Walaupun jembatan tersebut dari bambu. Tetap saya gak berani kalau melewati jembatan goyang. Jadi dengan cara yang sudah saya kuasai dari dulu yaitu jalan miring dengan berpegangan bambu dipinggirnya. Menurut saya itu udah cara yang paling aman. Jadi gak masalah kalau punya teman yang jahil, dengan sengaja goyang-goyangin jembatan bambu itu. 
Dibawah ini adalah jembatan perbatasan dari Baduy Luar ke Baduy Dalam. Jadi setelah melewati jembatan goyang ini, tidak diperbolehkan foto-foto lagi. Karena sudah memasuki wilayah Baduy Dalam. Tolong buat kalian, hargai peraturan yang telah dibuat. Jangan pernah sekali-kali mencoba untuk mengeluarkan kamera hanya karena ingin berfoto. Karena kita tidak akan tau apa yang terjadi nantinya. Jika kalian melanggar peraturan yang ada.

Jembatan menuju Baduy Dalam

Dian dan Kak Delly di Jembatan perbatasan


Jembatan perbatasan Baduy Luar dan Baduy Dalam

Beberapa rombongan ada yang main air di sungai

Finsa lagi fotoin ikan duyung *yakaliiii...*

Ketemu lagi sama Kak Julie, Kiki dan Finsa

Kalo ini candid


Ternyata perjalanan menuju Baduy Dalam lebih ekstrim dari yang saya kira. Bukannya landai tapi malah semakin menanjak. Dan tanjakannya pun sudah bukan bebatuan lagi melainkan tanah merah. Untungnya siang gak hujan. Jadi jalanannya pun tidak becek dan masih bisa dilalui. Sesampainya di Baduy Dalam tepat pukul 17.35 PM. Rencana awal saya ingin merasakan sensasi nya mandi di sungai yang hanya menggunakan kain saja. Tapi karena pas sekali gerimis setelah sampai di Rumah Baduy. Niat pun saya urungkan kembali. Karena gak mungkin dengan cuaca yang masih gerimis dan airnya yang sangat dingin. Jadi saya hanya cuci muka dan bersihin kaki dari lumpur.

Makan malam pun belum juga tersedia. Sambil menunggu sajian makan malam, kami bertukar cerita di depan rumah Baduy bersama teman yang lain. Dan ada hal yang membuat kami semua cengo yaitu melihat anak kecil tiba-tiba keluar dari kegelapan malam. Mereka bisa loh, jalan di kegelapan malam. Amaziiingggg....Saya jadi mikir, di Jakarta aja rumah sendiri kalau lagi mati lampu terus jalan ke dapur untuk ambil lilin. Masih suka kejedot loh. Belum lagi kepentok meja. Ada aja barang yang jatuh kalau saya sedang berjalan di kegelapan mati lampu. Gimana mereka yah, yang notabene tidak ada listrik sama sekali. Saya sempat bengong dengan ucapan mereka "sudah biasa teteh". Dan hanya bisa menganggukan kepala aja, tanpa bicara satu kalimatpun. Karena saking kagumnya dengan anak kecil itu. 

Jam pun telah menunjukan pukul 20.00 PM. Saatnya makan malaaaammm...Menu kita adalah Mie instan, Sarden dan Ikan asin. Tapi setelah saya santap mie nya, kok rasanya aneh. Jelas aja aneh, semua mie instan dengan rasa yang berbeda dicampur menjadi satu. Sarden pun sama demikian. Tapi yang namanya sudah lapar, apapun saya santap. Perut kenyang dan hati pun senang. 

Dirumah yang saya tinggali saat itu ada anak kecilnya yang masih berumur 7bulan. Namanya Jarinah tapi kakaknya memanggil dengan sebutan si Kunir. Jadi saya panggil aja si kunir. Setelah main-main bersama si Kunir, matapun sudah tidak sanggup untuk melek lagi. Rasa kantuk teramat sangat sudah dimulai. Kami pun tidur malam itu, tapi karena cuacanya sangat dingin dan hujan pula. Sayapun terbangun pukul 02.00 AM. Malam itu suara apapun dapat terdengar. Dari suara ngorok orang tidur di rumah sebelah, suara batuk dari rumah sebelah sampai suara hewan pun terdengar. Saking sunyi nya wilayah Baduy Dalam itu.

Buat kalian yang tidak kuat dingin, sangat disarankan bawa jaket dan kaos kaki atau mungkin kalau punya sleeping bag bisa dibawa sekalian. Senter atau emergency lamp juga sangat dibutuhkan di Baduy Dalam. Kalau saja mau buang air kecil, kita harus ke sungai. Dan itu juga gelap sekali menuju sungainya. Dan ada satu rumah Baduy yang berbeda dari yang lainnya. Dibelakang rumah beliau ada perkarangan rumput hijau. Jangan sekali-kali menginjak pekarangan tanaman itu. Karena itu adalah rumah kepala suku Baduy.

Selamat Pagiiii....waktu telah menunjukan pukul 05.00 AM. Masih leyeh-leyeh di kasur yang beralaskan tikar anyaman. Karena rasanya malas sekali untuk menggerakan badan keluar rumah. Hujan rintik-rintik pun masih berlanjut pagi itu. Menunggu hujan berhenti, saya pun masih bermain dengan anak kecil itu si Kunir. Rasanya saya ingin sekali mandiin anak itu biar wangi dan cantik. Abisnya gimana yah, mereka kan gak pake tuh minyak telon atau popok untuk anaknya. Baju pun yang mereka pakai hanya berwarna putih dan hitam. Tangan saya gatel pengen dandanin si Kunir biar jadi barbie. 

Tepat pukul 06.00 AM saya beranikan diri untuk mandi di sungai dengan kain saja. Mumpung cowo-cowonya belum ada yang datang ke sungai. Karena disaat mandi, kita bisa loh liat-liatan sama cowo. Kan gak ada sekat pembatas antara wanita dan pria. Mandi tidak menggunakan sabun, hanya gosok-gosok badan saja. Dan gak lama kemudian saya langsung memakai handuk, saking dinginnya air sungai pagi itu. Tapi setelah mandi, badan jadi hangat. Makanya sayang sekali, kalau kalian ke Baduy dan kalian tidak merasakan mandi di sungai. Beneran deh, lebih baik mencoba hal-hal yang belum pernah kalian lakukan.

Menu makan pagi sama seperti tadi malam yaitu mie instan, sarden dan ikan asin. Semua peserta santap makanan yang ada di depan mata. Karena kai harus mempersiapkan trekking lagi untuk arah pulang. Tapi arahnya berbeda dari yang awal, bukan ke ciboleger lagi melainkan ke Cilangir.

Hayuuukkk kita trekking lagi selama 4 jam lagi (-____-")
Sepatu setelah trekking 2 jam

Kaki kakang Sanif dan sepatu gw

Istirahat sejenak

Tanjakan lagi

Menuju sungai harus menurun dulu

Jembatan akar

 Jembatan akar


Tepat dibawah jembatan akar

Bersihin kaki di sungai

 Jembatan akar dari kejauhan

 Turunan untuk melanjutkan tanjakan lagi

Leuit ( Lumbung Padi )

Istarahat sejenak

 Semakin dekat jaraknya

Perbaikan jalan untuk kepentingan wisatawan

Tapi tetap menanjak

Pemandangan setelah diatas

Ini cuma ngasih tau aja, kalo kita bisa naek juga walopun kaki udah sakit

Wohoooo....Kita termasuk yang paling cepat sampe di stasiun cilangir pada pukul 12.10 PM. Karena saya lapar sekali, sesampainya disana saya pesan mie goreng, 2 tahu dan satu bakwan. Dan harganya hanya Rp. 6.500 saja. Wow murah seklali...saya sampai bengong dulu baru kasih uangnya ke ibu penjual. Nah karena baru sebagian yang sampai di cilangir, alhasil kami ngaso dulu sambil makan yang harus dimakan. Ada bakso dan ice cream juga yang dijual disana. Yah beruntung banget deh buat saya yang benar-benar lagi kelaparan. Pada pukul 13.20 PM semua rombongan sudah sampai di cilangir dan kami pun melanjutkan perjalanan menuju stasiun rangkasbitung dengan cuaca yang tidak bersahabat yaitu hujan deras sekali.

Terminal Cilangir

Sapri 1, Dian dan Sapri 2

Aya, Kak Delly dan Dian

Dian & Sapri 1 *ngikutin gayanya sapri*

Lagi pulang malah ujan

Again...Kak Delly tidur molo :P

Mau tidur aja banyak gayanya Saiun ini

Pukul 15.30 PM sampai juga di stasiun Rangkasbitung dengan kondisi kaki yang penuh lumpur. Beruntungnya kita sampai di stasiun hujannya berhenti. Jadi gak makin kotor aja kakinya. Ternyata kita ketinggalan kereta. Sebenarnya ada kereta jam 4 sore, tapi dari merak dan otomatis penuh banget dan desak-desakan. Kami pun menolak tawaran itu, lebih baik menunggu sampai jam 7 malam dan nyaman ketimbang harus pulang jam 4 sore dengan kondisi yang sangat penuh sekali. Alhasil kami pu sepakat untuk naik kereta pukul 19.00 PM. Saya mengisi waktu selama di stasiun yaitu keramas. Karena dari kemarin belum keramas juga. Males mandi karena ribet kalau mandi di stasiun, maklum cewek. Di stasiun rangkasbitung ada toilet dan tempat charger handphone gratis loh.

Stasiun Rangkasbitung

Kak Delly, Dian, Fafa (dibelakang saya) dan Dimas (disamping saya)

Terdampar di stasiun sampai jam 7 malam

Keramasan doang di Stasiun Rangkasbitung

Kereta yang kami tumpangi

Rombongan peserta kloter kedua. Kloter pertama udah balik, byeee...

Adam kejepret kameranya Kak Delly lagi stalkingin handphone gw
dan gw pun gak nyadar ada orang diatasnya *kok gw lg nyengir ya*

Kalo ini udah numpang loh sama Saiun buat nyender.
Karena disamping gw ada kaki Kak Delly.

Dibawah ini souvenir yang dijual orang Baduy dalam. Mau tau harganya berapa :
1. Tas rajut        Rp. 15.000
2. Centong nasi      Rp. 12.000
3. Gelas kayu     Rp. 12.000
4. Gantungan kunci    Rp. 10.000 / 3bh
5. Gelang     Rp. 5.000/pcs
6. Madu     Rp. 50.000 *tidak ada di foto*
7. Kain Tenun    Rp. 150.000  *tidak ada di foto*
8. Kaos baduy    Rp. 35.000  *tidak ada di foto*


Souvenir Baduy buat orang rumah

Suka banget sama gelangnya orang Baduy


Tiap perjalanan memang selalu ada itinerary nya. Akan tetapi, pada kenyataannya kadang suka meleset dari yang telah diperkirakan. Berikut dibawah ini, itinerary yang sebenarnya terjadi :

Sabtu, 4 Januari 2014
08.15          Menuju Stasiun Rangkasbitung
09.45          Tiba di Stasiun Rangkasbitung
10.20          Menuju Ciboleger
10.30          Makan siang dijalan
11.00          Melanjutkan perjalanan menuju Ciboleger
12.30          Tiba di Ciboleger
13.00          ISHOMA
14.00          Trekking menuju Baduy Dalam
17.35          Tiba di Baduy Dalam
20.00          Makan malam
21.00          Istirahat

Minggu, 5 Januari 2014
05.00          Bangun Pagi
06.00          Packing
07.00          Sarapan
08.00          Perjalanan menuju cilangir
11.00          Tiba di Jembatan Akar
12.15          Tiba di Cilangir
12.30          ISHOMA
13.20          Menuju Rangkasbitung
15.30          Tiba di Stasiun Rangkasbitung
19.07          Melanjutkan perjalanan menuju Tanah abang
21.10          Tiba di Tanah abang dan Sayonara






















Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Yuk ah komen daripada cuma sebarin Spam

Copyright 2012 Dian Juarsa. Diberdayakan oleh Blogger.