Rabu, 20 Agustus 2014

Ujung Genteng

Nah ini dia perjalanan yang membuat kami harus berdebat masalah itinerary dan budgeting. Memang untuk masalah waktu Rhyza lebih paham karena dia yang tau jalan kesana dengan kondisi jalan yang rusak dan perhitungan waktu yang tepat.
Sedangkan saya bagian budgeting, karena kemana pun tempat yang saya kunjungi dan berapa pun nominal yang saya keluarkan, pasti ada catatannya. Untuk masalah liburan seperti ini, perhitungan keuangan tidak boleh berlebih dari jumlah yang telah di tentukan. Dulu saya pernah backpackeran dengan teman saya selama seminggu yang notabene cowo semua. Bagian keuangan mereka yang pegang, alhasil masih ada sisa 2 hari lagi di Jawa Timur, uang sudah abis. Makanya saya tidak mau kejadian itu terulang lagi. Cukup sekali dan gak akan mau lagi mempercayakan keuangan sama cowo. Lebih baik cewe yang megang kendali dalam masalah keuangan, selain lebih detail dan cewe lebih tepat perhitungannya dalam pengeluaran uang. Jadi saya putuskan untuk share cost sebesar Rp. 300.000 diluar uang penginapan. 

H-1 masih belum juga dapat penginapan karena full booked. Googling seharian pun belum membuahkan hasil karena banyak nomor handphone yang tidak valid. Sekalinya ada pun cuma sisa 1 kamar saja. Sedangkan kami butuhnya 2 kamar.

Akhirnya ketemu lah PONDOK ALIEF tempat penginapan di Pantai Pangumbahan yang berjarak sekitar 200 meter dari gapura selamat datang di konservasi penyu atau dari turtle beach and resort. Pas sekali sisa 2 kamar type kerapu dengan harga Rp. 150.000/pax, memang tidak AC tapi setidaknya kami dapat tempat untuk beristirahat semalam.

Daripada carinya on the spot, biasanya agak males juga sih. Masa udah cape-cape datang jauh dari Jakarta tapi sampai disana masih harus cari penginapan lagi. Lebih baik dapat penginapan terlebih dahulu ketimbang harus on the spot cari penginapannya. Sempat selisih pendapat dengan Rhyza dengan alasan kamar yang tidak ber-AC.

Jadi Rhyza itu pengennya penginapan harus ber-AC, bukannya apa-apa what do you expect cari penginapan H-1 dengan yang ber-AC. Buat saya gak penting kamar itu ada AC nya atau tidak, yang terpenting adalah bisa istirahat dan tidur pulas. Jadi mau gak mau ya Rhyza harus terima kamar yang hanya punya fasilitas TV dan Kipas Angin.

Di Pondok Alief ada 2 nomor telpon yang tercantum, tapi saya menghubungi Teh Evi 0877 2087 5666, berawal dari tanya-tanya kamar yang available, harga yang ditawarkan dan berujung dengan kesepakatan kalo saya booked 2 kamar untuk malam minggu. Akhirnya teh Evi memberikan persyaratan untuk menginap dengan cara bayar DP sejumlah Rp. 100.000 setelah itu pelunasan di tempat.

Dari Gapura ini masih 200 meter lagi ke Pondok Alief


Pondok Alief

Pondok Alief dari kejauhan

Type Kerapu room Rp. 150.000/night

Type Kakap Room

Kasur di Kerapu Room

Merasa sudah aman dengan adanya penginapan, saya tidak lupa mengingatkan Rhyza untuk cek si byson ke bengkel. Semuanya saya tanyakan dari rem, kopling, oli, ban, sampe kaca spion sudah check di bengkel. Perjalanan jauh diharuskan untuk kontrol dulu agar tidak terjadi kendala apapun selama di perjalanan. 

Sebenarnya Rhyza agak ragu ngajak saya trip dengan cara yang berbeda. Maklum biasanya saya kalau ngetrip selalu ngeteng antar angkot atau kereta, nah sekarang Rhyza ajaknya motor journey dengan jarak tempuh 8 jam perjalanan. Dia gak tau aja siii, dulu waktu taun 2007 saya pernah di tipu sama bokap. Ini cerita beneran yaaaa, tanpa rekayasa. Jadi gini ceritanya :

"Dian, bapak bosen lebaran di Jakarta. kita ke kuningan yuk? | Hayuk pak, tapi berapa jam dulu niii | Deket kok, sama aja kaya ke Sukabumi cuma 5 jam | oke pak, lanjuuuttt | *perjalanan sudah melewati 5 jam, tapi tetap saja tak kunjung tiba* | kapan sampenya sih? udah lewat nih dari 5 jam pak *sambil ngedumel*| bentar lagi Dian, sabar ya| *gak nyangka udah 11 jam perjalanan, baru deh mewek di motor gegara udah kecapean*| Dian jangan malu-maluin bapak dong, yaudah hayuk kita cari hotel buat istirahat| *ketawa dalam hati*" Perbincangan dengan bokap selama di perjalanan.

Bayangin ajaaaa....gak nyangka kalau saya tuh kuat bisa travelling dengan menggunakan motor selama puluhan jam dan istirahat cuma beberapa kali saja. Karena bokap itu paling gak suka kalau banyak ngasonya. Makanya setelah Rhyza dengar cerita itu, akhirnya rencana awal terlaksana juga.

Sabtu, 16 Agustus 2014
Pukul 12.00 PM setelah bermain di Curug Seribu kami melanjutkan perjalanan menuju Ujung Genteng. badan sudah segar dengan istirahat sejam dan tetap saya memutuskan untuk jalan kaki disaat perjalanan yang banyak bebatuannya. Walaupun turunan, justru lebih bahaya jika satu motor untuk 2 orang. Sesampainya di depan gapura curug seribu baru saya berani naik motor.

Perjalanan selama di gunung bunder masih sangat lancar dengan pemandangan pohon pinus di sebelah kiri kami. Udara yang segar dan sejuk membuat saya terlena untuk memejamkan mata sesaat karena kantuk. Suara burung berkicau pun terdengar jelas ditelinga, membuat saya ingin bisa berlama-lama di Gunung Bunder. Tapi apa daya, perjalanan masih belum selesai juga. 

Dengan pertimbangan mengejar target tiba di Ujung Genteng, Akhirnya Rhyza mengambil rute alternatif yang berbeda dari rute kami menuju pos pamijahan yaitu dari pos pamijahan turun sekitar 1km sampai ketemu alfamart baru deh kalian belok kanan. lalu ikuti jalan saja sampai kalian nemu pertigaan lalu belok kanan dan jalan tersebut ternyata membawa kami untuk bisa menyingkat waktu satu jam lebih untuk tiba di daerah empang Bogor Selatan yang merupakan wilayah jungle water park ketimbang kami harus melewati rute ketika kami datang melalui Ciampea - IPB dermaga bogor. 

Berlanjut dengan jalur alternatif dari wilayang empang Bogor selatan kami melalui rute batu tulis tembusnya di Cijeruk dan sangat lumayan memotong waktu sekitar 40 menitan dibandingkan via Tajur dan Ciawi tapi karena Bogor banyak jalur one way nya jadi Rhyza babat aja arah jalan yang tidak seharusnya dilewati. Alhasil ada polisi nongkrong di pinggir jalan dan mau kejar motor kami. Untungnya saya cepat sadar kalau polisi itu sudah incer kita. Rhyza memotong jalan melewati jalur yang banyak mobilnya. Eeenggg Iiinnnggg eeeennngggg...kita berhasil lolos dari kejaran polisi. hahahahha...selamaaatttt gak jadi ditilang. Agak males aja kalo udah berurusan sama polisi. karena pasti prosesnya lama deh, belum lagi harus nego biaya tilangnya. Perjalanan masih berlanjut dengan melewati Cijeruk dan ternyata macet sekali. namanya juga naik motor, the power of nyalip kanan nyalip kiri harus digunakan dengan lincah. Hahaaayyy..

Buat kalian yang ingin pergi ke Ujung Genteng, ada beberapa catatan untuk meng-estimasi waktu perjalanan anda. Karena dari Ciawi menuju Cibadak akan melewati beberapa titik kemacetan yaitu di Caringin, Cicurug dan Cidahu. Akibat pasar tumpah dan antrian truk pembawa air mineral dari Cidahu ke Jakarta (PP).

Setelah melewati kemacetan yang luar biasa, akhirnya anda akan tiba di terminal Cibadak lalu melanjutkan perjalanan dengan belok kanan sesudah terminal. 

Pukul 16.00 PM sudah melewati Cikembar, perut pun sudah berbunyi karena kelaparan tapi Rhyza tidak mau berhenti dengan alasan biar cepat sampe. Tapi yang namanya kalau cewe udah ngerengek minta makan, jadi mau gak mau berhenti juga untuk makan sejenak di Basecamp Niagara Adventure tempat teman saya edo sedang istirahat. Tanpa sengaja saya ketemu teman satu trip Krakatau. Mereka baru saja selesai rafting. Wow seru sekali...tar saya juga harus coba rafting. maklum saya belum pernah merasakan rafting. Huhuhuu...

Hampir sejam kami istirahat sejenak karena keasikan ngobrol dengan pemandu rafting, akhirnya kami melanjutkan perjalanan kembali menuju Ujung Genteng. Rute yang kami lalui yaitu melalui Cidadap, Jl raya gadog dan belok kiri di pertigaan setelah jembatan bag-bagan ke arah Ujung Genteng. Setelah pertigaan tadi kita akan melintasi area pegunungan dengan pemandangan laut yang indah dibawahnya tapi memiliki medan yang agak rumit menuju daerah Jampang Kulon lalu sebelumnya anda akan menemui perkebunan teh surangga. Dari perkebunan teh masih lurus ikutin jalan sampai diujung pertigaan jalan yang cukup besar dan ada pos polisi polsek belok kanan karena kalau belok kiri balik lagi ke arah Sukabumi. dari sinilah kendaraan akan diuji performance nya dengan medan berbatu dan berkelok-kelok dengan beberapa kelokan memiliki kemiringan yang lumayan miring. Akhirnya sampai Jampang kulon jalan sudah mulai bagus karena baru mengalami perbaikan hotmix oleh pemda setempat. udara ke arah jampang cepat sekali berganti, dari cuaca yang biasa aja menjadi sangat dingin saat kami melewati perkebunan teh. Karena dirasa kami sudah cape, jadinya kami beristirahat di pinggir jalan. Wooowww ada sunset di perkebunan teh. Cantiiikkk sekali..gak kalah sama dipantai juga

 Sunset di perkebunan teh

Kata mami Viii gayanya macam model iklan rokok taun 80an -__-"

Lagi difoto, ada mobil lewat -__-"


Pemandangan sepanjang jalan

Sudah 40 menit kami beristirahat, mari lanjutkan perjalanan jauh kita. Langit semakin gelap, kendaraan pun semakin sedikit yang lalu lalang, ditambah lagi tidak adanya penerangan jalan dan hanya terang dari lampu motor saja. kebayang kan kalo sampe si byson mati lampu, entah bagaimana nasib kita selama di perjalanan yang berkelok-kelok dan masih hutan. 

Sesekali jalanannya bagus karena baru selesai diaspal tapi sesekali juga melewati jalanan yang rusak dan berlubang. Kondisi jalanan pun tidak dapat kami prediksikan. Belokan yang curam, tanjakan curam dan turunan yang curam selalu menemani perjalanan kami. 

Selama dijalan Rhyza selalu mengingatkan saya untuk tidak bengong, walhasil tiba-tiba kok saya jadi dzikiran di dalam hati gegara sedikit parno lewat jalanan yang gelap gulita. Pikiran menerawang kemana-mana, dari takut di culik hantu sampe takut tiba-tiba ada yang nongol didepan mata. 

Ada saja daya khayal saya yang tidak masuk akal. akhirnya sampai juga di jampang kulon, sebelum sampai penginapan kami beli makanan dulu. Tepat pukul 19.58 PM kami sampai juga di Pondok alief. Ternyata  penginapan yang kami tempati sudah di booked semua sama orang Jakarta dari Bank Mega dan dari Bandung Unpad. Jadi tersisa hanya 2 kamar type kerapu saja. istirahat sejenak dan kami langsung melanjutkan perjalanan menuju Konservasi Penyu.

Konservasi Penyu

Dari penginapan masih jauh juga menuju konservasi penyu, harus melewati jalan yang gelap gulita, jalanan berpasir, jalanan penuh kubangan dimana-mana dan jalanan yang bebatuan besar. Bagi saya hal yang tersulit saya lewati adalah jalanan berpasir dan jalanan bebatuan. 

Kenapa? Karena saat kami melintasi jalan yang berpasir, agak kesulitan menjaga keseimbangan dan hampir saja kami jatuh. Nah kalo dijalan yang bebatuan, pantatnya yang sakit karena linu, namanya juga sudah melewai 8 jam perjalanan. jadi duduk dimotor lagi bikin nyeri pantat :D

Sesampainya di konservasi penyu, saya tidak beruntung karena tidak ada penyu yang keluar untuk bertelor. Dan mulai dari tahun 2013 harga masuk ke konservasi penyu bukan Rp. 5.000 lagi melainkan sudah dicantumkan harga oleh pemda menjadi Rp. 150.000 / 2pax. Kata penjaganya sengaja biar gak terlalu banyak pengunjungnya. Agak aneh aja sih alesannya, kalo emang kaya gtu ya tutup aja sekalian. jadi sama sekali gak boleh ada pengunjung yang datang. simple right?

Karena gagal melihat penyu bertelor, saya pun diajak ketempat tukik berada. Yaahhh lumayanlah ngilangin rasa kecewa sedikit. Walopun masih tetep sedih karena  gak bisa liat penyu bertelor dan pelepasan tukik. Jadwal penyu bertelor yaitu dari pukul 20.00 PM - 05.00 AM Sedangkan pelepasan tukik dimulai pada pukul 17.00 PM. semuanya pun gagal dalam perencanaan saya. Yasudahlah...LEGOWO aja saya mah :'(

Selamat Datang

Area Pelestarian Penyu

WARNING

Pangumbahan Turtle Park

Tukik

Tukiknya gak mau diem

Penyu bersisik berumur 10 tahun, jenis kelamin wanita

Penyu Hijau albino, beda sendiri warna cangkangnya

Penyu hijaunya tegang kalau diangkat gini

Minggu, 17 Agustus 2014

Ya sih rencana awal keluar dari pukul 06.00 AM tapi rencana memang selalu tidak berjalan mulus. Jadi kami baru keluar pukul 07.30 AM. Uwokeeee saatnya melanjutkan hunting fotonya biar ke Curugnya tidak terlalu siang. Tujuan kami sekarang yaitu :

Pantai Pasir Putih
Pantai ini terletak sekitar 2km dari penginapan, masih dengan arah jalan yang sama seperti ke Konservasi penyu tapi bedanya kali ini tidak gelap gulita melainkan panaaaasssnyaaa yang sangat teriiiikkkkk. mana lupa bawa sunblock badan lagi. Jadi gosong kulit kebakar matahari. 

Di perjalanan ada mobil apv terjebak di jalanan berpasir. memang sangat sulit melewati jalan berpasir. Karena semakin di gas, ban akan semakin dalam menggali pasir putih tersebut. 

Mobil yang terjebak di pasir putih

Belum lagi melewati pesisir pantai dengan air yang masih surut dan batu karang yang terlihat sangat jelas. Membuat saya kecewa dengan pemandangan tersebut. Tapi yaaa...what do you expect siiihhhh sama pantai yang ada di ujung genteng. Karena ombaknya juga besar, makanya banyak bule yang berkunjung untuk surfing disana. Sesampainya di parkiran, kami masih harus berjalan kaki sejauh 100 meter dengan track masih banyak rumput liar dan banyak pepohonan yang menjulang tinggi. Disana juga saya hanya menikmati pemandangan yang indah dari bukit kecil. Pantainya pun bersebelahan dengan muara 

Keluar dari hutan kecil langsung muara

Muara dan pantai bersebelahan

Masih di atas bukit kecil

I'm Freeeee

Ritual biasanya :)

Macam nenek sihir ya, tinggal tambahin sapu lidi


Selesai bermain di pantai, saatnya balik ke penginapan dan melewati konservasi penyu. Karena semalam fotonya kurang terang, jadi saya foto lg di depan konservasi penyu. Biar keliatan aslinya penampakan konservasi penyu seperti apa :p

Pintu Masuk Konservasi Penyu



Pantai sepanjang jalan 

Lanjut balik ke penginapan saatnya packing-packing, karena tujuan akhir kita yaitu curug cigangsa dan curug cikaso. Jadi kami putuskan untuk check-out sesegera mungkin. Packing semua perlengkapan kami dan siap meluncur ke curug cigangsa pada pukul 11.38 AM. Panas yang terik membuat saya harus menggunakan pakaian tertutup. Karena gak bawa sunblock dan lagi gak mungkin dong kulit mateng kejemur selama di motor. 

Belum lagi kami menuju Curug Cigangsa, Rhyza ajak saya ke Amanda Ratu. Jadi disana ada resort tua yang angker tapi ada pemandangan seperti Tanah Lot Bali. Karena saya males buka helm. jadi fotonya masih pake helm. Hahhaha..

Sama seperti Tanah Lot Bali

Lengkap kan beserta helmnya

Pemandangan belakangnya masa pohon kelapa si bunciiittt :"(

Hanya beberapa menit menghabiskan waktu di Amanda Ratu, langsung kami balik badan menuju Curug Cigangsa. Akhirnya waktu telah menunjukkan pukul 12.00 AM sampai juga di Curug Cigangsa, sayangnya kami kurang beruntung karena debit air yang kecil gegara kemarau. Kami pun tidak melanjutkan kebawah dan akhirnya foto-foto di ujung tebing Curug Cigangsa dengan pemandangan pepohonan luas dan bebatuan Curug Cigangsa yang terlihat luas dari bawah

Curug Cigangsa
Beginilah penampakan Curug Cigangsa saat airnya surut dan tepat di samping pematang sawah kami turun kebawah agar bisa mengabadikan keindahan alam dari ketinggian.

Pintu masuk Curug Cigangsa

Aliran sungai menuju ujung tebing Curug Cigangsa yang surut


Gak mau terlalu ujung

Kena angin dikit goyang :(


Liat pemandangan di belakang saya

Perhatikan kadalnya

Debit air yang kecil

Cuma segini aja air curugnya. Too bad :(

Sebaliknya dari Curug Cigangsa, Batu yang saya pijak berlumut membuat saya terjatuh saat menaiki gundukan tanah menuju atas sawah. Untungnya tangan saya tidak terkilir tapi sakitnya di bagian bawah. Awalnya gak mau basah-basahan malah basah juga gegara terpeleset. Nasib-nasib...kepeleset aja harus gantian, kemarin Rhyza kepeleset di Curug Seribu dan hari ini saya kepeleset di Curug Cigangsa (-__-")

Pukul 13.00 PM sampai juga di Curug Cikaso, sebelum masuk ketempat wisatanya ada gapura yang akan meminta untuk uang masuk tempat rekreasi

Tanda masuk Tempat Rekreasi

Setelah sampai di Parkiran, kami tidak langsung ke Curug Cikaso. Ngaso dulu bentaran di parkiran karena lapar belum makan jadi ya makan dulu nasi padang yang sudah di bungkus dari jam 12an sambil minum es buah. Dan lucunya ada pemandangan perlombaan nelayan naik perahu. Jadi siapa yang paling cepat mendayung, merekalah pemenangnya. Dan lucunya lagi, sepertinya ada pengunjung yang diikut sertakan dalam lomba tersebut. Karena saat mendayung mereka nabrak perahu kanan dan kiri mereka. Seru sekaliiii...karena cuma mereka berdualah yang memakai pelampung. hahahhaa...

Nge-es buah pinggir sungai

Pemandangan dari cafetaria #halah

Menuju Curug Cikaso ada 2 alternatif yaitu bisa berjalan kaki atau menyebrangi sungai dengan menggunakan perahu kecil. Karena saya dan Rhyza sudah capek sekali jadi kita menyebrangi sungai dengan menggunakan perahu kecil dengan biaya Rp. 60.000/perahu

Tiket masuk Curug Cikaso

Biaya Retribusi

Tiket angkutan Curug Cikaso

Hanya 5 menit menyebrangi sungai dengan menggunakan perahu kecil

Dermaga Curug Cikaso

Curug Cikaso terdiri dari 3 Curug

Hanya 2 curug saja yang tertangkap kamera

Cu cu cu cu cucurururuuuggg

Indahnya Curug Cikaso

Itu mbanya dibelakang, ada apa liatin saya mbanya

Curug Cikaso dengan biasan matahari

Ada Pelangi di belakang ku bukan di bola matamu

Candid a.k.a belum siap di foto ini

Nah ini baru sadar kamera

Anggep aja putri duyung #huweekkk

Ceritanya lagi yoga

Sayang sekali saya tidak boleh renang disana karena sewaktu lebaran ada yang meninggal di curug itu. Masih ada garis polisinya yang tersangkut di bebatuan besar. Jadi yaudah cuma main air kecipak kecipuk doang. Aaaahhh sedih...gagal semua rencana saya. Tapi gak apalah, setidaknya bisa merasakan segarnya air di Curug Cikaso. Dari pada gak mencoba nyemplung sama sekali. Ya gak?

Hati-hati di Curug Cikaso, entah kenapa ada cowo yang ikutin kita dari pintu masuk Curug Cikaso, ngasih info ini itu terus ngakunya ranger disana tapi minta duit ke kita tanpa basa basi. Masalahnya adalah tampangnya berle gitu kaya abis mabok. Untung saja saya kesana bukan sama cewek-cewek. Jadi lebih amanlah kalau saja orang itu mau macem-macem. Dari pada urusan panjang, ya saya kasih aja uang. Bukannya pergi malah terus-terusan ngikutin kita sampai parkiran Cikaso. Aneh sekali tu orang -__-"

Pukul 15.40 PM saatnya pulang ke Jekardaaaaa. Capek badan dan ngantuk sudah menjadi teman kita dari tadi siang. Karena keesokan harinya kita bekerja, makanya harus dipaksakan pulang sekarang juga. Berjam-jam sudah kita lalui perjalanan yang berkelok-kelok dan disaat masuk bagian hutan, saya merasa melihat baju putih berambut panjang sekali di semak-semak pohon. Okee...kali ini saya sedang berhalusinasi, saya ajak Rhyza ngobrol dijalan agar pikiran saya gak kemana-mana.

Usahakan selama perjalanan di dalam hutan jangan pernah melamun dan pandangan lebih baik lurus kedepan kearah lampu motor ketimbang harus liat ke kanan atau ke kiri. Kalau memang gak bisa ngobrol, lebih baik dengar musik aja atau nyanyi dalam hati. Biasanya kalau udah kecapean lebih cepat berhalusinasi. Katanya sih gituuuuu :D

Capek udah pasti makanya saya istirahat di tempat yang bisa selonjoran. Tapi masih ada aja yang jail, tau-taunya di socmed Path ada foto cewe lagi ngegembel didepan Yomart Cibadak lagi istirahat dan disampingnya ada pempek dan teh pucuk


Tampang gw cengo banget -__-"

Melanjutkan perjalanan sekitar 2 jam lagi, cape pantat dan kaki selama dijalan harus bisa disiasati dengan cara kaki di kebawahin selama beberapa menit biar gak terlalu pegel. Mata juga harus dipelototin kena angin biar gak ngantuk kalau ditutupin kaca helm. Oiya satu lagi, kalo duduk harus banyak gaya, kadang serong ke kiri kadang juga serong ke kanan kadang mudur atau kadang maju, kali aja bisa ngurangin pegel juga. Mungkin sedikit ampuh tips saya buat kalian. Selamat mencoba :)

Budget Pengeluaran Perorang

  • Penginapan   150.000
  • Lunch   26.000
  • Dinner 35.000
  • Jajan 6.000
  • Lunch   28.000
  • Es Buah 10.000
  • Bakso 11.000
  • TOTAL   266.000
Budget Share Cost
  • Bensin   43.000
  • Ranger Penyu 25.000
  • Parkir Pantai 5.000
  • Parkir Curug Cigangsa   5.000
  • Tiket Cigangsa   6.000
  • Tiket Masuk Curug Cikaso 6.000
  • Parkir   6.000
  • Kapal 60.000
  • Retribusi  6.000
  • TOTAL 162.000 / 2 = 81.000

Itinerary Ujung Genteng
Sabtu

  • 12.00 - 15.20     Jalan menuju Ujung Genteng
  • 15.20 - 16.00     Istirahat
  • 16.00 - 19.50     Melanjutkan perjalanan
  • 19.50                 Tiba di Pondok Alief penginapan
  • 19.50 - 22.00     Istirahat
  • 22.00 - 23.00     Konservasi Penyu
  • 23.00                 Istirahat 
Minggu

  • 07.30 - 09.30     Main di Pantai Pasir Putih Pangumbahan
  • 09.30 - 10.27     Re-Packing
  • 10.27                 Check out
  • 10.27 - 11.38     Perjalanan menuju Curug Cigangsa
  • 11.38 - 12.00     Istirahat
  • 12.00 - 12.30     Melanjutkan perjalanan ke Curug Cigangsa
  • 12.30 - 13.00     Main air di Curug Cigangsa
  • 13.00 - 13.30     On the way to Curug Cikaso
  • 13.30 - 14.30     main air di Curug Cikaso
  • 14.30 - 15.30     Istirahat
  • 15.30 - 18.00     Back to Jekardaaaa
  • 18.00 - 18.40     Istirahat makan bakso
  • 18.40 - 23.00     Tiba di Jakarta, udah plus istirahat berkali-kali

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Yuk ah komen daripada cuma sebarin Spam

Copyright 2012 Dian Juarsa. Diberdayakan oleh Blogger.