Selasa, 13 Januari 2015

Planetarium Jakarta



Sabtu, 10 January 2015 tepat pada pukul 08.00AM saya menerima pesan dari Sendy. Saya flashback sebentar yah, Biar kalian gak bingung.

Sedikit info aja nih, Sendy dari dulu manggil saya Disa. Kenapa gitu?

Karena dulu kami sekantor dan dikarenakan nama saya pasaran a.k.a Dian jadi saya harus ganti nama lain agar tidak tertukar.

Walhasil saya minta di panggil DISA "DIan juarSA". Itulah singkat cerita kenapa saya masih dipanggil DISA sampai sekarang juga. 

"Dis lo udah bangun blom? | udeehhhh...kalo belom mah gw gak bisa bales bbm lo | eh dis lo pernah liat bintang gak? | pernah di pantai sama di gunung. kenapa? | bukan disituuu dis tapi di Planetarium | Ooohhh udah pernah, tapi waktu gw masih kecil. kenapa? | Gw blom pernah nih dis, temenin gw yuk kesana | jangan sekarang yah, gw baru bangun | iyeee tar siangan aja | Ok "

Setelah panjang kali lebar kami bbman, Akhirnya saya putuskan untuk jalan dari rumah jam 10.00AM. Maklum rumah saya itu di Ciledug, jadi butuh waktu yang agak lama untuk ke Planetarium Jakarta.

Karena saya naik bis 44 yang selalu memakan waktu lebih lama karena jalannya kaya keong biar penuh bisnya. Jadi selama diperjalanan saya terus-terusan bbman dengan Sendy. Karena kami bingung tempat yang enak ketemuan dimana setelah sampai Gambir.

Setelah saya melewati Pakubuwono, Ratu Plaza, Polda dan Benhil. Pas banget Sendy bilang dia baru sampe di Dukuh Atas. Untungnya bis 44 belum melewati Dukuh Atas, Jadi Sendy bisa ikutan naik bis 44. At the end saya minta ke Pak Supirnya untuk lewat jalur lambat, karena Sendy sudah menunggu disana.

Jemputan bis 44 pun tiba, Sendy naik bis juga bareng saya. Heboh? udah pasti, ketawa ketiwi? pastinya, ngobrol? jangan ditanya itu mah. Yap begitulah kami kalau sudah bertemu. Gak ada istilah diem-dieman selama diperjalanan.

Sesampainya di Gambir, kami pun bingung untuk cari kopaja 20 kearah mana. Sebelum kami putuskan untuk naik kopaja, saya bertanya dengan penjual minuman di pinggir jalan. 

Sambil membeli minuman, saya pun bertanya kepada ibu penjual "Bu mau tanya | tanya apa mba? | kalo mau ke Taman Ismail Marzuki yang kearah mana yah? | ooohhh ambil ke arah tugu tani mba, nyebrang dulu terus naik Kopaja 20 | yaaahhhh itu dia Kopajanya, kelewatan kita bu | Gpp mba, masih banyak kok kopaja lainnya | *kok berasa si ibu bilangnya masih banyak kok jodoh lainnya, oke abaikan!! mungkin saya kepanasan* ooohhh masih banyak ya bu, iya bu oke makasiii ya bu | iya mba sama-sama"

Saatnya menyebrang jalan dengan tidak menggunakan tangga penyebrang jalan. Mohon jangan ikuti jejak kami, Karena kami sudah kepanasan. Makanya dengan terpaksa kami langsung menyebrang, Mumpung gak ada polisi yang tilang. Maklum kadang suka ada polisi iseng yang menilang penyebrang jalan bandel seperti kami. Hahahhaa...

Gak nyampe 20 menit kami sampai juga di Taman Ismail Marzuki.

Nah menurut info yang kami terima dari mbah google bahwasanyaaaaa.....Planetarium cuma ada pada pukul 11.00, 13.00 dan 14.30. Nah karena kami sampai sana tepat pada pukul 13.00 PM jadi kami harus menunggu sampai loket nya dibuka kembali.

Welcome to Taman Ismail Marzuki
Ismail Marzuki
Planetarium Jakarta

Perhatikan harga tiket yang tertera

Nah ini antrian pada pukul 13.00PM

Inget ya teman-teman kalau mau antri harus sejam sebelumnya. Karena gak nyangka juga, saat kami kesana crowded banget.

Pengunjung yang datang kesana pun bukan anak kecil aja, banyak juga remaja dan orang pacaran yang datang ke Planetarium Jakarta.

Kami salah prediksi, dikirain Planetarium tidak banyak peminatnya. TET TOOOOOTTTT....salah banget kalau punya pemikiran seperti itu. Tidak sama sekali guys, dari berbagai kalangan ada disana.

Karena loket belum dibuka, kami pun cari makan dulu. Gak lama kemudian, kami kembali ke ruang tunggu pembelian karcis.

Omaygaaaatttt bangkunya penuh dong sama pengunjung. Jadi kami cari celah agar bisa nyelip-nyelip duduk ditempat yang masih kosong. Setelah dapat tempat duduk, masih harus menunggu karena belum dibuka loketnya.

Gak lama kemudian, dibuka juga loketnya.

Mari mengenal bintang adik-adik

Antriannya duileeehhh panjang beneeerrr
Dewasa tiketnya berwarna hijau, anak kecil berwarna pink


Antri? Selfie? gak masalah tuh buat kita, Maklum kita kan banci kamera :p

Antrian panjang tidak membuat kami kesal ataupun bete. Justru disaat seperti ini, kami bisa tetep selfie ditengah antrinya para pengunjung. 

Setelah hampir giliran kami didepan loket, security yang menjaga kelancaran pengunjung agar tetap antri menyarankan kepada saya untuk menyediakan uang kecil. Kebetulan uang  yang saya pegang saat itu Rp. 100.000. Sedangkan di loket banyak pengunjung yang membayar dengan uang yang sama seperti saya. 

Walhasil saya ditalangin Sendy dulu untuk bayar tiketnyaa. Sehabis dapat tiketnya, kami tidak langsung masuk ke ruang theatre, karena masih antri lagi di bawah tangga. 

Karena pertunjukkannya masih lama, jadi kami main-main dulu ke Lorong yang bergambarkan planet.

Sambil nunggu waktu, ke lorong ini dulu

Show timeeeeee...antrian pun sudah mulai panjang. Semua pengunjung diperbolehkan masuk keruangan seperti di bioskop. Tapi bedanya tidak ada layar di depan kita. Karena semua bintang-bintang akan dipertunjukkan diatas langit-langit Planetarium Jakarta. 








Selama pertunjukkan dimulai, tidak boleh ada cahaya sedikitpun yang keluar. Makanya gak boleh buka-buka handphone karena akan mengganggu jalannya pertunjukkan. 

Selama pertunjukkan dimulai memang awalnya saya masih memperhatikan perputaran bintang dan perkataan yang diucapkan oleh sang narasumber. 

Tapi setelah setengah jam berlalu saya berasa di nina bobo sama keadaan sekitar. Gimana gak, tempat yang nyaman, kondisi ruangan yang gelap dan penjelasan dari sang narasumber membuat saya terlena untuk memejamkan mata. 

Ngantuk sengantuk-ngantuknya yang saya rasakan membuat saya gak kuat untuk nahan mata biar bisa melek. 

Gak lama kemudian saya pukul kakinya Sendy, "Seennn paraahhh gw ngantuk banget | Hhaahhaa | kok lo ketawa sih sen | gw juga tadi tidur disaaaaa, lo malah bangunin gw lagi | *at the end ngakak bareng*

Uwokeeee maapkeun karena saya tidak dapat menjelaskan apa yang saya dengar di ruangan Planetarium. 

Karena saya dan sendy pun sibuk untuk nahan kantuk disana. Hhahahaa...selesai sudah nonton pertunjukkan Planetarium. Kesimpulannya adalah buat kalian yang susah tidur coba aja kesana. pasti bisa tidur deh. hihihihihii...



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Yuk ah komen daripada cuma sebarin Spam

Copyright 2012 Dian Juarsa. Diberdayakan oleh Blogger.