Rabu, 25 Januari 2017

Keindahan alam diperjalanan menuju lokasi Batik Salem Brebes

Saturday, 14 Jan 2017

Setelah semuanya kelar, Kami pun melanjutkan perjalanan menuju Salem dengan posisi yang sama seperti kemarin. Sempat telat karena ada masalah sedikit akibat elf yang kami pakai kena tilang, Makanya agak molor waktu keberangkatan kami menuju Salem.

Pagi yang cerah, rencana kami akan mampir sebentar di Alun-Alun Brebes tapi gak sesuai dengan keinginan karena keadaan alun-alun yang sangat ramai akibat hari ini bertepatan dengan Hari Ulang Tahunnya Brebes yang ke 339. HAPPY BIRTHDAY BREBES semoga selalu jadi kota yang maju dengan keunikannya yang beraneka ragam.

Alun Alun Brebes dengan nuansa Pink, Gerobak pun gak mau kalah warnanya :p


Perjalanan yang sangat panjang melintasi jalan yang lurus tanpa lubang sedikitpun. Kendaraan lainya pun dengan kecepatan maximum dikarenakan pagi itu selama dijalan tidaklah banyak kendaraan yang melintas. 

Pemandangan kami masih tetap sama yaitu persawahan yang menghijau begitu segarnya bila dipandang. Sekali kami berhenti untuk membeli berbagai macam snack untuk bekal kami selama diperjalanan. 

Nuansa pedesaan kami rasakan saat harus melewati jalan yang tak terlalu besar, anak-anak sekolah berlalu lalang dengan sepedanya dan sesekali ada yang berteriak "Om Telolet Om" sungguh keadaan yang begitu menyenangkan saat mereka bergembira karena sahutannya didengar oleh pak supir yang membunyikan klakson.

Beberapa kali kami seperti orang kota yang norak memasuki perkampungan yang bersih dan banyak persawahan yang begitu hijau dan sedap dipandang. Kami pun minta untuk berhenti sejenak agar bisa sekedar mengambil gambar sebentar saja. Tapi pak supir pun merasa aneh dengan permintaan kami sambil menjawab "Ini mah cuma sawah aja, gak ada apa-apa". Mungkin bagi penduduk sana pemandangan sawah itu sudah sangat biasa tapi beda dengan kami yang begitu takjub melihat pemandangan yang tidak kami temukan di Jakarta. 

Hamparan luas menghijau dengan sentuhan angin yang begitu syahdu membuat udara terasa begitu segar. Aaahhh rasanya ingin sekali duduk dibale sambil memandangi pegunungan dan hijaunya persawahan. Tapi sayang waktu kami tidak begitu lama karena masih harus melanjutkan perjalanan menunjuk tempat pembuatan Batik Salem. Perjalanan pun dilanjutkan tapi lagi lagi kami masih begitu takjub dengan keindanhannya.

Sawah yang menghijau disertai pegunungan yang tertutup awan
Sawah yang akan menguning
Langit sudah mulai cerah 

Memang cuaca saat itu tidak menentu

Heyho...Kami dari tim warna warni & black and white #halah
Candid and taken by Kak Poppy
Ini pun juga candid tapi lupa siapa yang ngambil hehehe :p
Model papan atas Rizka, Photographer Professional mas Fajar
Nah kalo ini Arief, Temen ngobrol waktu di Hutan Mangrove
Kak Vika ini yang mengundang para Travel Blogger ke Brebes
Masih harus melewati pedesaan dengan sawah yang menghijau dan sesekali melintasi jalan yang rindang. Waktu terasa begitu panjang, kami masih saja belum sampai tujuan. Langit sudah mulai mendung menandakan akan turun hujan.

Jalan berkelok begitu curam membuat beberapa teman saya ingin turun dan memutuskan untuk berjalan kaki. Menurut nganaaaaa...Saya sih NO kalau harus turun dari mobil karena tanjakannya terjal banget sudah dipastikan bakalan ngos-ngosan kalo kita turun dari mobil. Buahahahahahaa....Maafkaaaan, saya lagi malas menanjak karena kurang banget olahraganya. Jadi lebih memilih untuk tetap tinggal di dalam mobil ketimbang harus turun dari mobil. tapi ternyata pak supir pun tidak setuju dengan gagasan salah satu teman kami

"Gak perlu turun mba, tenang saja saya sudah biasa dengan jalur seperti ini"

Beeeuuuuhhhh luaaaaar biasaaaaaaaa....Saya salut dengan jawabannya pak supir yang begitu lantang. Tau gak, jalur yang kami lintasi itu menanjak dengan tanjakan yang terjal setelah itu belokannya pun patah banget disertai tanjakan yang menukik.

Jujur saja, Saya menahan tawa akibat melihat mukanya Ghana yang begitu panik (Maafkan saya Ghana, Saya gak ada maksud lain loh yah hihihiii...).

Tapi seriusan ini jalur yang amat sangat mengerikan. Saran saya buat kalian yang ingin mengunjungi tempat pembuatan Batik Salem, Panenjoan Salem dan juga Kalibaya Park. Ada baiknya harus bawa supir yang sudah terbiasa dengan tanjakan yang curam dan terjal yang disertai belokan patah. Karena akan sangat berbahaya kalau kesana belum tau medannya seperti apa.

Memang perjalanan kami sangat mulus walaupun beberapa teman saya banyak yang pucat pasi disertai muka yang begitu panik melihat kondisi jalan. Kalau saya? Saya sih cuma bengong aja dan takjub melihat keadaan jalan yang begitu menyeramkan.

Mobil kami hampir merosot kebawah akibat ada mobil dari lawan arah akan turun dengan membawa kayu yang panjang, bukannya berhenti dulu karena ada mobil kami yang akan menanjak, eeehhh malah terus jalan menurun yang mengakibatkan supir kami pun berteriak "Engke heula atuh turuna, ieu pan mobil panjang lain mobil pendek. kumaha sih maneh mah" yang artinya adalah nanti dulu dong turunnya, ini kan mobil panjang bukan mobil pendek, gimana sih!!! begitulah percakapan mereka saat kejadian mobil kami merosot kebawah.

Perjalanan pun kami lanjutkan kembali dengan tawa lega dari teman-teman saya. Mereka pun bisa menyunggingkan senyum tanda sudah terasa lega setelah mengalami hal mobil yang merosot. Sungguh pengalaman yang tak terduga kalau hampir saja mobil kami tidak selamat.

Pemandangan yang luar biasa dari ketinggian, kami bisa melihat indahnya jajaran pohon pinus, pegunungan dari kejauhan dan juga gunung yang tertutup setengah oleh awan. Mata kami terus dimanjakan oleh pemandangan yang indah menuju Salem.

Sesampainya di kalibaya Park, ternyata kami hanya berhenti sebentar, tujuan awal kami itu menuju pembuatan Batik Salem yang terletak di Desa Bentarsari, Kecamatan Salem, Brebes.

Sempat turun sejenak di Kalibaya


Rintikan hujan menjadi teman kami selama di perjalanan, namun perjalanan tetap berlanjut sehingga kami harus berlarian menembus rintikan hujan menuju rumah Ibu Tarkinah.

Ibu Tarkinah sudah menggeluti pembuatan Batik Salem selama 30 tahun dan sekarang keahliannya pun diturunkan ke anaknya yang bernama Dewi. Proses pembuatan Batik Salem tak semudah seperti kelihatannya.

Ibu Tarkinah
Taken by Arief Pokto

Ibu Tarkinah sedang menjelaskan proses pembuatan batik


Saya memiliki kesempatan membantu Dewi untuk membatik dibelakang rumahnya.

Proses yang saya coba itu adalah melukis kain dengan cara menggoreskan canting yang telah saya tiup (harus ditiup cantingnya agar tidak tersumbat) lalu mengikuti alur yang telah tersedia. Ternyata susah banget karena cantingnya gak bisa mengikuti apa yang saya mau alias keluarnya cairan lilin malam yang tak terkontrol (alasan aja sih, padahal emang gak ngerti aja cara pegang canting yang bener seperti apa). Yaahh daripada ancur tuh batik, ada baiknya saya tidak melanjutkan proses canting kain batik salem.

Canting berisikan lilin malam

Inilah batik yang saya coba untuk penuhi seisi kain menggunakan canting

Cantik yah ibu ini #gagalfokus
Batik Salem dengan pewarna alami

Batik ini berwarna coklat dari bahan alami jengkol

Tenyata Ibu Tarkinah bisa menerima pesanan loh. Jadi kalau kalian suka motif batik tulis lain atau punya motif buatan sendiri bisa langsung hubungi Ibu tarkinah dengan mengirimkan gambar yang diinginkan. Ibu tarkinah ini sangat ahli dalam pembuatan motif batik. Warnanya pun bisa sesuai pesanan. Kalau kalian mau pesan sesuai motif yang diinginkan bisa hubungi Ibu Tarkinah 085225113287 atau whatsapp 083844336231 ( Dewi ).

Perjalanan kami masih berlanjut menuju Panenjoan Salem tapi perut sudah bunyi makanya diperjalanan kami sudah merengek untuk cari makan siang biar gak kelaparan. Nah menurut Pak Supir ada tempat makan yang enak dengan harga yang sangat bersahabat. Ini dia Bumbu Kampung 1 yang letaknya persis dipinggir jalan. Walaupun agak lama pelayanannya karena keteteran dengan jumlah yang makan siang ada puluhan sedangkan yang melayani kami hanya berdua saja. Makanya kami harus sabar menunggu makanan tiba diatas meja.
Bumbu Kampung 1
Ada yang sibuk buka sepatu, pesan makanan sampai cari tempat duduk
Merekalah TIM NYEKER yang mau makan duduk lesehan
Kami lah TIM MALAS, Ogah buka sepatu karena ribet hihihii :P

Makanan sudah tiba, saatnya menghabiskan makanan yang sudah ada di atas meja. Ayam kremesnya maknyus banget dengan tulang yang bisa kami gerogoti alias tulang lunak. Lalapan yang juga sudah habis disantap dengan minuman es teh manis dihari yang dingin. Setelah selesai makan, kami masih terus melanjutkan perjalanan ke spot berikutnya. Lanjutin terus yah guys, karena masih ada tempat baru yang harus kami kunjungi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Yuk ah komen daripada cuma sebarin Spam

Copyright 2012 Dian Juarsa. Diberdayakan oleh Blogger.