Jumat, 03 Maret 2017

Berwisata Sejarah Museum Keraton Kasunan Surakarta selama 3 jam


Dari hasil pencarian wisata Kota Solo lebih banyak terdapat museum bersejarah. Salah satunya Museum Keraton Surakarta yang terletak di Jl. Sidikoro, Balurwati, Ps. Kliwon. kota Surakarta. Wisata inilah yang pertama kali saya kunjungi saat saya telah menginjakkan kaki pertama kalinya di Solo pada hari Minggu, 26 Feb 2017.

Hari pertama di Solo saya diajak keliling oleh Andhy, Salah satu temannya teman saya yang berbaik hati tidak masuk kerja hanya untuk menemani saya di Solo. 

Ini Dia  Andhy
Sebenarnya saya memiliki banyak list destinasi yang akan saya kunjungi tapi entah mengapa saya tidak terlalu ngotot untuk ke suatu tempat. Sampai akhirnya Andhy menyarankan untuk berkunjung ke Museum Keraton Kasunan Surakarta terlebih dahulu. 

Museum Keraton Kasunan Surakarta ini Buka tiap hari dengan waktu yang berbeda. Senin - Jumat pukul 09.00AM - 14.00PM. Kalau Sabtu dan Minggu pukul 09.00AM - 15.00PM. Dengan biaya masuk Rp. 10.000 untuk lokal sedangkan Rp. 15.000 untuk pegunjung mancanegara.

Berkunjung ke Museum Keraton Surakarta tak akan lengkap jika kita tidak mendengarkan langsung penjelasan sejarahnya dari guide yang telah tersedia disana. Mendengarkan kisah dari zaman terdahulu membuat kami yang mendengarkan terhanyut seperti berada pada zamannya. Cerita yang begitu menarik untuk didengarkan karena akhirnya kami mengetahui asal muasal Keraton Kasunan Surakarta seperti apa.

Sinuhun Paku Buwono XII

Berikut Silsilah Dinasti Mataram

Keraton Surakarta merupakan Istana Kasunan Surakarta yang didirikan oleh Sultan Paku Buwono II pada tahun 1744. Keraton ini merupakan istana terakhir Kerajaan Mataram kepada VOC (Belanda).
Panggung Songgo Buwono

Dengan ketinggian 30 meter yang berbentuk segi delapan lengkap dengan tutup saji dibagian atasnya, Paku Buwono III (1749-1788) mendirikan Panggung Songgo Buwono yang merupakan sebuah menara setinggi lima lantai. 

Konon katanya, Menara ini digunakan Susuhunan (Raja) bersemedi untuk bertemu dengan Nyai Ratu kidul, Penguasa Pantai Selatan. Selain dijadikan untuk tempat bersemedi, Menara ini juga sebagai benteng pertahanan untuk mengawasi keadaan sekeliling keraton, juga sebagai tempat untuk melihat posisi bulan sebagai patokan penentuan awal suatu bulan.

Pelataran Keraton Kasunan Surakarta

Halaman pelataran depan Keraton Kasunan Surakarta berupa tanah pasir yang diambil dari Pantai Selatan dan Gunung Merapi. Deretan pohon Sawo Kecik yang tumbuh dihalaman ini menjadikan suasana pelataran Keraton terlihat asri dan rindang. 

Sawo Kecik yang ditanam pada masa pemerintahan Paku Buwono X (1893-1939) berjumlah 76 batang. Konon, Jumlah batang Sawo Kecik merupakan sebuah ramalan tentang Kemerdekaan Republik Indonesia menurut hitungan Jawa.

Bagi pengunjung yang mendatangi Keraton Surakarta menggunakan sendal tidak diperkenankan masuk keraton kecuali mereka melepas sendal dan bertelanjang kaki untuk memasuki Keraton. Tapi untuk pengunjung yang menggunakan sepatu masih diperbolehkan masuk tanpa harus melepaskan sepatunya dan untuk yang menggunakan celana pendek pun juga tidak diperkenankan untuk masuk Keraton.

Bangsal Keraton
Didepan pelataran halaman Keraton Kasunan Surakarta terdapat Bangsal Keraton yang telah dibatasi oleh seutas tali yang bertuliskan Dilarang Masuk. 

Pengunjung hanya bisa melihat dari depan saja. Karena untuk masuk kedalamnya butuh izin yang sangat rumit. Jadi keraton ini sangat luas dengan peraturannya yang masih ketat. Ada beberapa Keraton yang dapat dikunjungi oleh wisatawan tapi juga ada beberapa Keraton yang tidak dapat dimasuki oleh sembarang orang yang telah dijaga oleh abdi disekitar Keraton.

Ornamen Yunani Kuno
Sempat bingung mengapa banyak sekali Patung Yunani yang menghiasi pelataran depan Keraton kasunan Surakarta. Ternyata patung Yunani ini merupakan Benda seni hadiah persahabatan dari berbagai negara atau kerajaan lain baik di mancanegara maupun di wilayah nusantara. Kasunan ini rupanya tengah mengadakan hubungan diplomatik dan persahabatan yang sangat kuat mulai dari Patung Yunani, Lampu Ballroom yang meriah dan kini ditutupi kain berwarna kuning, Vas metal dan penyangganya, Pot keramik dari China dan lain sebagainya. 

Hampir semua lampu di seluruh keraton ditutupi kain berwarna kuning. Itupun juga mengandung makna bahwa kuning memiliki arti kekuasaan. jadi seluruh ballroom keraton kasunan memiliki kekuasaan yang sangat kuat.


Foto yang berjajar tersebut adalah Paku Buwono I - XIII
Saat guide memberitahu istri Paku Buwono yang berjumlah banyak, Sempat saya pun kaget ternganga-nganga karena istri mereka ada ratusan. Kebayangkan bagi jadwalnya seperti apa. Tapi jangan negatif dulu yah. Mereka memiliki istri banyak dengan tujuan aksi perdamaian. Semua agama, suku dan ras sudah pasti bisa menjadi istri Paku Buwono tapi dengan syarat tertentu. Ada suatu kebanggaan tersendiri bagi para wanita bisa menjadi istrinya Paku Buwono. karena sudah pasti difasilitasi dengan kerajaan. 

Ada satu hal yang menarik dari cerita terdahulu yaitu Jika ada seorang istri yang menyelundup untuk ketemu sang Raja. Padahal sang Raja tidak mau menemui istri tersebut. Maka istri itu akan diusir dari istana tanpa membawa apapun. Anaknya pun harus tetap tinggal di istana. Begitu pun bagi sang Istri yang telah terpilih untuk menemui Raja namun istri menolak ajakan sang Raja. Istri itu pun akan diusir juga oleh raja tanpa membawa apapun. Cerita yang disampaikan guide membuat saya berpikir bahwa seorang wanita harus memiliki kesabaran yang sangat luar biasa. Apapun keadaannya harus siap melayani Raja dalam suka maupun duka. Raja yang berkuasa dan dialah yang menentukan pilihan.   


Museum Keraton Kasunan Surakarta didominasi dengan warna biru dan putih. Karena warna biru memiliki arti Kepercayaan dan Putih memiliki arti Suci. Maka dari itu orang terdahulu menjunjung tinggi kepercayaan yang suci terhadap sesama.

Ornamen Candi Bagian Sudut

Jaladwara (Cucuran Air pada Candi)

Topi Let Jend Paku Buwono X

Baju kebangsaan Paku Buwono
Salah satu Korps Prajurit 
Kuda adalah kendaraan terdahulu
Sodoran
Sodoran adalah salah satu jenis olahraga tradisional yang memerlukan keterampilan menunggang kuda dan keterampilan menerobos. Sodoran biasanya digunakan untuk menguji atau memilih calon prajurit keraton. Alat ini berukuran kurang lebih 2.3 meter sampai 3 meter.

Al-Quran pertama dengan terjemahan bahasa Jawa

Mongasira 
Mongasira adalah Tongkat Imam Sholat Jumat saat memberikan Khutbah diatas Mihrab (mimbar) membawa mongasira ini. Menurut info yang saya terima dai Guide bahwa Mongasira juga berfungsi sebagai senjata jikalau saat melaksanakan Sholat Jumat terjadi perperangan. Sehingga Imam Sholat jumat pun bisa mengahadang musuh dengan Mongasira.



Tayuban
Tayuban adalah Seni tradisional untuk tari pergaulan antara penari putri dan penari pria. Biasanya digunakan sebagai acara kesenian pada peralatan peserta perkawinan atau yang lainnya (pesta syukuran).
Rebab Gading
Rebab Gading adalah alat musik seperti Biola dengan senar yang terbuat dari buntut kuda. Memang senar yang terbuat dari buntut kuda sangat diincar orang karena suaranya yang begitu indah dan juga nyaring terdengarnya.


Kedua sumur ini terdapat pohon yang rindang
Kedua Sumur di Pelataran tengah Keraton Kasunan Surakarta

Dihalaman tengah Keraton Kasunan Surakarta terdapat dua buah sumur yang merupakan tempat semedinya Pakubuwono IX dengan Ronggowarsito. Disumur ini mitosnya bagi para pengunjung dapat berdoa sesuai keinginannya sambil meminum air sumur dan juga membasuh wajahnya dengan air sumur tersebut. Konon katanya apa yang diinginkan akan terkabul, Semuanya kembali ke kepercayaan masing-masing karena tiap ditempat bersejarah akan selalu ada mitos yang bisa dipercaya atau tidak.

Tari Topeng
Tari Topeng di daerah Surakarta pertama diketahui berada di daerah Sela, Palar, Klaten. Dua orang tokohnya bernama Guna dan Wadiyana. 

Awalnya Tari Topeng dimainkan waktu siang hari dilingkungan rakyat kecil khususnya para saudagar. Rombongannya terdiri dari 4 atau 5 orang. Pada tahun 1508 G diselesaikan sembilan buah tokoh topeng karya sunan kalijaga. Pada jaman Kerajaan Mataram Tari Topeng menyebar sampai pesisir. 

Para Dalang menjadi Penari Topeng, Pada saat kedatangan Dalang panjangmas di Mataram Topeng mulai diprada.  Jumlah topeng menjadi 40 buah Dalang Topeng yang ternama. Pada jaman Kartasura datang ahli pembuat topeng bernama Robyong asal dari Jepara.
  
Wayang Kulit

Wayang Gedog
Wayang gedog diambil dari kata "GEDHOGAN" yang artinya nandang kuda karena kebanyakan tokoh wayang memakai sebutan "KUDA" seperti Raden Panji Kudawanengpati, Kuda Narawangsa dan sebagainya. Adegan wayang diatas adalah Raden Inukertapati berhadapan dengan Prabu Kelana Jayapuspita.

Jaran Kepang (Kuda Lumping)
Jaran kepang adalah seni tradisional yang menggunakan alat kesenian yang berbentuk kuda dari anyaman bambu. Kesenian ini seringkali membuat pemainnya ada yang kesurupan.


Patung sepasang pengantin dengan busana adat Surakarta
Guide ini bercerita saat adanya pernikahan antara Raffi Ahmad dan Nagita Slavina yang menggunakan adat Jawa. Beliau sering dipanggil hampir lima kali dalam sebulan untuk melangsungkan pernikahan dengan adat Jawa diberbagai kota selain Solo seperti Jakarta salah satunya. Memang ternyata ada pengaruh yang signifikan dengan memperkenalkan budaya adat Jawa sehingga banyak netizen juga ikut merayakan pernikahannya dengan adat Jawa.

Pipisan
Pipisan ini adalah tempat dimana daun untuk obat-obatan digerus dengan batu yang berbentuk agak lonjong. Dedaunan pilihan itu akan digerus dalam wadah yang sama sehingga menghasilkan rempah untuk obat-obatan

Tungku nasi Zaman Dahulu kala


Timang, Cincin dan Suweng

Canthik 
Canthik dalam bahasa Jawa adalah sepenggal kepala perahu yang masih tersimpan di dalam Museum Keraton Kasunan Seurakarta. Kepala perahu ini mengambil bentuk kepala hewan yang menyeramkan terbuat dari kayu jati Hutan Danalaya. Konon terdapat 24 perahu besar milik keraton yang berlayar menuju Gresik melalui Sungai Bengawan Solo untuk mengangkut Garam, Kain dan Beras. tidak terkecuali Perahu milik Paku Buwono IV, Rajamala yang sesekali terlihat mengarungi Bengawan Solo. Perahu ini pun digunakan untuk saran jalan-jalan Kasunan Surakarta dan Hajatan Penting. Saat masa Paku Buwono IV perahu ini digunakan untuk meminang seorang Putri Pamekasan, Madura untuk dijadikan sebagai Permaisuri. Dia pun menggunakan Perahu Rajamala untuk menjemput ke Bandar Gresik melalui Sungai Bengawan Solo.


Saya bersama Guide Keraton Kasunan Surakarta




Kjahi Groedo
Kjahi Groedo memiliki arti yaitu Kjahi artinya Kyai, Groe artinya Grusa Grusu (Jangan Tergesa-gesa), Do yang artinya Ojo Gampang Tergogo (Jangan Gampang Tergoda). Kendaraan ini digunakan oleh Paku Buwono II.


Jolijempono adalah Kendaraan untuk Putri

Jolijempono dengan kasta yang berbeda

Jolen adalah tempat membawa hantaran 

Gawangan adalah tempat gantungan pakaian

Tempat penyimpanan barang hantaran kepada mempelai wanita

Gawangan adalah tempat Gantungan Pakaian
Inilah lukisan kendaraan zaman terdahulu


Tak terasa sudah menghabiskan waktu selama 3 jam untuk mendengarkan cerita dari Guide. Memang sangat menarik jika kita terus ,mendegarkan kisah terdahulu. Ada banyak pelajaran yang dapat kita petik dari orang terdahulu. 

Museum Keraton Kasunan Surakarta 
Jl. Sidikoro, Balurwati
Ps. Kliwon. kota Surakarta

Buka Museum :
Weekdays (Senin - Jumat): 09.00AM - 14.00PM
Weekend (Sabtu - Minggu): 09.00AM - 15.00PM

Harga Tiket :
Lokal : Rp. 10.000
Mancanegara : Rp. 15.000

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Yuk ah komen daripada cuma sebarin Spam

Copyright 2012 Dian Juarsa. Diberdayakan oleh Blogger.