Kamis, 19 Juni 2014

Kawah Ijen

Berawal dari rencana saya dengan anak kampus ke Pulau Peucang yang akhirnya gagal karena tidak ada keseriusan dari teman-teman saya. Alhasil saya pun berubah haluan ikut dengan teman saya Gigin yang sedang merencanakan perjalanan menuju Kawah Ijen dan Pulau Sempu .

ID card dan uang kereta sudah disiapkan 10 hari sebelum keberangkatan. Tapi apa daya, keberuntungan tidak berpihak dengan kita. Tujuan Pasar Senen - Malang sudah habis terjual tepat H-4 sebelum keberangkatan. Saya pun kelimpungan cari alternatif lain agar tetap bisa menuju Kawah Ijen. Berbekal tanya sana - sini, akhirnya saya dapat info dari Kak Juli untuk ke stasiun gubeng Surabaya dari Garut. Cek dan ricek di Ticket.com, akhirnya saya menemukan kursi kereta kosong.

Carrier bawaan selama seminggu
Pada hari selasa, 10 Juni 2014 pada pukul 06.50 PM - 19.38PM
Stasiun Cibatu Garut => Stasiun Gubeng Surabaya Rp. 55.000
Kereta Pasundan


Senin,  9 Juni 2014

Tepat pukul 17.00 PM saya kirim pesan ke teman saya untuk mengingatkan jam kereta keberangkatan menuju Stasiun Cibatu - Garut. Karena keberangkatan kereta kami di Stasiun Kota. Tapi karena ada teman saya yang masih kuliah. Jadi hangus juga tiket kereta kami menuju Cibatu - Garut.

Bis Sony Prima

Akhirnya berubah haluan dari kereta menjadi bis jurusan Garut. Pukul 22.10 PM kami menuju terminal kampung rambutan dengan menggunakan taksi. Sesampainya di terminal kp. rambutan, kami langsung memilih bis jurusan Garut - Bis Sony Prima dengan harga Rp. 42.000. Selama perjalanan kami ke Garut, kami duduknya terpisah karena didalam bis sudah ramai sekali penumpang.

Saya duduk ditengah yang samping kanan-kiri saya cowo dan ada tragedi yang tidak bisa saya lupakan yaitu hampir saja saya kecopetan di dalam bis.

Memang salah saya karena saya keluarkan hp dari tas selempang yang saya bawa. Cowo yang duduk disamping kiri memang agak mencurigakan. Karena terus-terusan batuk dan gelagat duduknya tidak tenang. Sebentar-sebentar nengok keteman saya gojo yang berada di seberang bangku dan sebentar-sebentar nengok ke belakang karena ada teman saya juga si Dogel.

Nah pas saat saya sedang ketiduran, saya kaget karena ada gesekan di tangan saya, dengan cepat saya terbangun dari tidur lalu saya pegang tangan cowo sebelah kiri saya. Namanya juga reflek, jadi saya pun hanya bisa melotot dan terus pandangi cowo yang berada disebelah kiri saya dengan rasa mau marah tapi tidak bisa.

Saya mencoba untuk duduk manis dan tenang di posisi awal, tapi yang namanya panik saya pun tidak tenang. Akhirnya saya memutuskan untuk pindah tempat duduk. Dengan rasa kesal, saya pun berdiri dan dorong orang yang berada disebelah kiri saya. Setidaknya kejadian tersebut menjadi pelajaran buat saya agar bisa lebih hati-hati.

Selasa,  10 Juni 2014
Sampai juga di terminal guntur - Garut pada pukul 03.00 AM. Setibanya di terminal ada calo menawarkan jasanya untuk mengantarkan kami ke stasiun cibatu dengan harga 65.000 perorang. Mahal juga yah ke stasiun aja harganya segituan.

Akhirnya kami pun menolak tawaran sang calo dengan tolakan halus dan alasan kalo kita mau makan dulu di warung kopi.

Nah di warung kopi itu teman saya tanya-tanya ke ibu warung. Ternyata ada angkot yang nisa langsung ke stasiun yaitu naik angkot 07. Kami pun segera naik angkutan umum dan mencarter angkot dengan harga 75.000/mobil. Cukup murahkan dengan harga 75ribu bisa untuk berempat.

Edo dan Gojo makan di warung kopi

Tiba di stasiun cibatu tepat pukul 04.21 AM, kami pun tetap harus menunggu sampai loket dibuka pada pukul 06.00 AM. Karena harus cetak tiket kereta dulu. Keberangkatan kami menuju stasiun gubeng Surabaya pada pukul 06.50 AM. Jadi kita nunggu dulu di ruang tunggu yang telah disediakan oleh pihak persero.

Sambil nunggu loket buka kami pun sarapan bubur dengan harga Rp. 5.000. Sebenarnya saya jarang sarapan, tapi karena jalan sama cowo-cowo ini. Jadi mau gak mau makan juga. Pake acara bilang mau sentil segala lagi kalo gak makan. Macam bocah aja -___-"

 Stasiun Cibatu

Jadwal Keberangkatan

Selfie dulu di ruang tunggu

Berjejer carrier yang akan menemani kami selama seminggu

Toilet di stasiun Cibatu - Garut

Sunrise dari stasiun Cibatu-Garut

Carrier saya dibawain Edo

Edo, Gojo, Dogel dan Dian

Gak lama kami menunggu kedatangan kereta pasundan, akhirnya datang juga kereta yang kami tunggu-tunggu. Langsung kami cari gerbong kereta yang akan kami tempati selama perjalanan. Lumayan jauh juga dari Garut ke Surabaya. Memakan waktu sekitar 11 setengah jam sampai di Surabaya.

Kereta Ekonomi sudah ber AC

Gerbong 1 kereta Pasundan

Tempat yang kami tempati selama puluhan jam -___-"

Pasti sudah ketebak kan, apa saja yang kami lakukan selama di kereta. Yah cuma tidur, nyemil, ketawa-ketiwi, gosip cantik dan ganteng, terus lagi jalan-jalan didalam kereta. Karena bingung, udah benar-benar mati gaya harus ngapain lagi selama perjalanan.

Tapi tetap saja saya merasa beruntung karena pemandangan yang indah selama di perjalanan. Pokonya kalau kalian merasa bosan dijalan, tetap berpikir positif. Karena dengan hal-hal positif yang kita pikirkan, maka perjalanan pun tidak akan merasa bosan.

Kereta ekonomi Pasundan juga ada penyewaan bantal seharga Rp. 5.000 dan makan nasi gudeg hanya 8.000 saja. Murah banget yaaaahhh *seneng banget*

Pemandangan selama diperjalanan

Kereta baru juga jalan, udah pada tewaaaassss

Sunset selama diperjalanan

Horaaaayyy...tiba juga di Surabaya pada pukul 19.38 PM. Kami pun bergegas cari bis menuju Situbondo, karena kami menginap di rumah pak de dan bude nya Edo. Jadi dari stasiun Gubeng Surabaya kami harus naik bis ke terminal bungurasih. Setelah itu naik bis jurusan Situbondo. Nah untuk naik bis ke terminal bungurasih kami harus berjalan kaki sampai air mancur yang berada ditengah kota.

Horaaayyyy Sampe jugaaaa

Duduk di trotoar sambil nunggu bis ke terminal bungurasih

Belakang saya ada air macur taman kota Surabaya

 Air mancur Taman Kota Surabaya


Crowd di dalam bis menuju terminal bungurasih Rp. 4.000

Transport menuju Situbondo Rp. 40.000


Perjalanan kami menuju situbondo memakan waktu 6 jam dari terminal bungurasih. Sebelum kami berangkat ke situbondo, makan rawon dulu seharga Rp. 13.000. Agar diperjalanan tinggal tidur aja, karena perjalanan pun masih sangat jauh.

Rabu,  11 Juni 2014
Tepat pukul 04.20 AM kami sampai di situbondo, tidak ada rencana kemana-mana hari ini karena memang sengaja untuk istirahat agar tubuh tidak drop dan tetap fit. Karena besok pagi kami harus sudah bergegas menuju Kawah Ijen yang terletak di Banyuwangi, Bondowoso.


Rumah Pak de dekat sekali dengan gapura selamat datang 

Nah ini tanda batas akhir dan awal yang berada didepan rumah pak de

Pak de juga menerima kos-kosan loh

Ini dia kamar yang saya tempati


Malam kamisnya kami jalan ke alun-alun situbondo. Coba jadi anak gaulnya situbondo, ternyata disana banyak sekali anak muda yang lagi nongkrong. Di alun-alun situbondo juga ada angkringan dan ada lapangan basket.


Mari wujudkan Situbondo Bersih & Hijau


Angkringan di alun-alun Situbondo


Rumah Tahanan Situbondo *lucu yah*

Brown lekker banana & Es megawati


Kamis,  12 Juni 2014
Kami sudah siap dari pukul 02.00 AM dini hari untuk menuju Kawah Ijen, tapi sayangnya setelah berjam-jam kami tunggu mobil sewaan kami. Tak kunjung tiba juga dengan waktu yang telah di tentukan. Akhirnya mobil sewaan pun tiba pada pukul 04.00 AM.

Yah namanya juga perjalanan, pasti ada beberapa hal yang meleset dari perkiraan awal. Tidak masalah bagi kami, walopun tidak dapat menyaksikan blue fire setidaknya selama perjalanan kami menyaksikan pemandangan yang indah. Seperti sunrise yang kami lihat sepanjang perjalanan.


Perjalanan menuju Kawah Ijen

Wajib Lapor

POS 1 Kawah Ijen

POS II Kawah Ijen

Sunrise di kaki gunung Kawah Ijen

Pemandangan selama di perjalanan

Banyak jeep yang sudah parkir

Wapadalah...Waspadalah...

Taman Wisata Alam Kawah Ijen


Paltuding


Tiba di Paltuding pukul 06.00 AM saatnya menuju ke Kawah Ijen. Banyak penambang belerang yang sudah memulai aktivitasnya di pagi hari. Mereka membawa beban belerang dengan berat 80kg, kadang juga kurang dari 80 kg. Bayaran mereka pun tidak sesuai dengan apa yang mereka kerjakan 1kg / Rp. 800. 

Penambang Belerang 

View selama perjalanan menuju Puncak Kawah Ijen

Dian & Pak de

Belerang

Menuju puncak kawah ijen tidak semudah yang saya pikirkan, walopun medan menuju puncak terlihat mudah dan gampang. Ternyata tidak juga, karena berpasir membuat saya kesulitan untuk berjalan karena licin. Lebih mudah memang membawa trekking pole agar gampang pada saat menanjak dan menurun.

Medan menuju Puncak Kawah Ijen

Sampailah saya di pondok bunder, di pondok bunder ini banyak sekali penambang belerang sedang menimbang hasil bawaan mereka dan disana satu-satunya tempat yang berjualan minuman.

Selamat Dian...Selamaaattt...Sampe juga di Pondok Bunder

Pondok Bunder 2214 mdpl

Dulunya Pondok Bunder ini penginapan 

Sebelum pondok bunder ada pos tempat para penambang belerang berkumpul dan banyak sekali hasil belerang yang dibawa penambang belerang untuk dikumpulkan menjadi satu. Belerang ini juga bisa digunakan untuk kecantikan dan obat-obatan.

Sok kuat ngangkut Belerang

Pak Fusana penambang belerang yang baik hati mau motoin saya

Buah Tangan Kawah Ijen seharga Rp. 10.000


Saya lanjutkan lagi perjalanan menuju puncak kawah ijen. Masih harus semangat karena jaraknya tinggal 1km lagi. Namanya juga gunung, jalananya terus menanjak dan jarang ada bonusnya. Cape udah pasti, tapi kalo dinikmati pasti gak cape-cape banget kok. 


Pemandangan dari Kawah Ijen

Sampai sudah kami di puncak Kawah Ijen. Padahal saya sudah cape banget, tapi pas lihat ke bawah tempat para penambang belerang sedang bekerja. Saya pun tertarik untuk melanjutkan perjalanan kebawah. Lumayan sih 1km lagi kebawahnya. 

Buat kalian yang mau melanjutkan perjalanan menuju para penambang bekerja, jangan lupa bawa permen mint yah. Karena pasti mereka akan meminta permen. Maklum selama bekerja mulut mereka asam. Dan jangan lupa juga bawa minum yah, karena kalo udah sampe bawah, hawanya panas sekali.

Kabut turun

Puncak Kawah Ijen

Peringatannya sih gitu gak boleh turun, tapi saya tetep turun kok 

Kawah Ijen

Semangat pun terkumpul kembali, saya turun kebawah ditemani pekerja belerang yang bernama Pak Muhammad. Beliau yang menerangkan cara kerja penambang belerang. 

Sesampainya dibawah, saya langsung ke arah danau kawah ijen. Saat saya mau foto-foto disana, asap belerang pun ke arah kami. Saya pun panik dengan kedatangan asap belerang karena saya benar-benar tidak bisa nafas, mata perih dan muka merah semerah-merahnya. Panik dong, dengan kejadian sesaat saja buat saya langsung berpikir bagaimana para penambang belerang yang setiap hari berkutat dengan asap belerang. 

Pantesan saja selama saya jalan kebawah menuju kawah ijen, ada saja sampah obat napacin. Berati kan pekerjaan mereka berat sekali. Karena kebanyakan dari mereka terkena sesak nafas dan pusing-pusing.

Baru seperempat perjalanan udah ngaso

Nah ini asap belerang yang mengepul saya selama 10 detik

Sampai di tempat para penambang belerang

Sebentar lagi menuju danau kawah Ijen

Danau Kawah Ijen

Foto sebelum dikepul asap belerang

Karena saya panik gegara asap belerang, dengan cepat saya minta naik lagi keatas. Karena takut ada apa-apa disana. Lebih baik cari aman dari pada cari metong. Nah kalo ke tempat para pekerja belerang, harus mau ngalah yah selama jalan disana. Akses menuju penambang belerang kecil dan bebatuan. Jadi dahulukan para penambang belerang, kasian mereka dengan belerang yang dijinjing seberat 80kg.

Minggir dulu karena penambang belerang mau lewat

Kawah Ijen dari atas

Melipir lagi karena cape

Foto dulu mumpung ada asap belerang

Indah bukan main pemandangannya

Tanah aja sampe retak-retak gitu

Belakang saya bukan awan tapi asap belerang



Sampe juga diatas

Sudah puas main sebentar ke tempat para penambang belerang, kami pun pulang menuju situbondo. Karena kelamaan di Kawah Ijen panas ke muka walopun hawanya sejuk yah. 

Tepat pukul 09.00 AM kami melanjutkan perjalanan menuju paltuding. Pak Muhammad yang menemani saya untuk turun ketempat penambang belerang saya kasih seikhlasnya. 

Sebenarnya Pak Muhammad tidak mematok harga berapanya. Tapi saya nanya kisaran berapa yang sesuai untuk Pak Muhammad. Akhirnya Pak Muhammad meminta Rp. 30.000 saja. 

Terima kasih Pak Muhammad sudah mau temani saya kebawah, menjelaskan pekerjaan penambang belerang dan satu lagi yang gak ketinggalan yaitu motoin saya dengan berbagai macam gaya. Hehehe...

Pak de dari kejauhan

Tanah retak

Nah ini jalan kalo mau turun ke Paltuding

Sampingnya kawah ijen

Mirip padang teletubbies yah

Mari menurun dan licin sekali

Penambang belerang sedang menimbang hasil angkutannya di pondok bunder

Yuk Turuuunnn

Dian & Gojo

Jalan setapak

Dian, Pak de, Edo & Dogel

Iseng aja 

Belerang..Belerang..

Ngaso sambil foto-foto

Lihat pemandangan di belakang saya

Akhirnya turun juga ke paltuding, makan waktu 2 jam sampai bawah. Kalo udah expert mah, sejam aja juga udah sampe. Maklum anak gunung cabutan jadi lebih lama sampainya. Gak masalah lebih lama , yang penting sampe.

Mereka cepat kecapeannya. Lelaki payaaaahhhhh!!!!!

Senin
22.10 - 22.46          Perjalanan menuju Terminal Kp. Rambutan
22.46 - 03.00          Perjalanan menuju Terminal Guntur Garut

Selasa
03.00 - 03.46         Tiba di terminal Guntur, Makan di warung kopi
03.46 - 04.21          Perjalanan menuju stasiun cibatu Garut
04.21 - 06.00          Menunggu kedatangan kereta, makan dan santai-santai di stasiun cibatu
06.00                      Akhirnya loket kereta buka juga
06.00 - 06.50          Masih menunggu kedatangan kereta pasundan
06.50 - 19.38          Perjalanan menuju stasiun gubeng Surabaya
19.38 - 19.53          Cuci muka dan bersih-bersih bentaran di stasiun gubeng
19.53 - 20.25          Jalan kaki menuju air mancur Surabaya dan menunggu kedatangan bis
20.25 - 21.06          Perjalanan menuju terminal bungurasih Surabaya
21.06 - 22.00          ISHOMA di terminal bungurasih Surabaya
22.00 - 22.30          Mencari bis jurusan situbondo
22.34 - 04.20          Perjalanan menuju situbondo

Rabu
04.20                      Sampai juga di situbondo
04.20 - 07.30          Ketiduran
07.30 - 09.00          Makan dan ngobrol-ngobrol
09.00 - 12.00          TIDUR
12.00 - 13.30          Jalan-jalan sekitar situbondo cari es buah
13.30 - 17.00          TIDUR
17.00 - 18.00          Bersih-bersih
18.00 - 19.30          ISHOMA
19.30 - 22.30          Keliling alun-alun situbondo
22.30 - 00.00          Packing perlengkapan untuk ke kawah ijen

Kamis
00.00 - 02.00          TIDUR
02.00 - 04.00          Menunggu kedatangan mobil sewaan tapi tak kunjung tiba -___-"
04.00 - 06.00          Perjalanan menuju Kawah Ijen
06.00 - 08.00          Menanjak menuju puncak Kawah Ijen
08.00 - 09.30          Mengunjungi tempat para penambang belerang bekerja
09.30 - 11.00          Turun dari puncaknya kawah ijen menuju paltuding ( parkir mobil )
11.00 - 14.00          Menuju bondowoso
14.00 - 17.00          Istirahat di Bondowoso
17.00 - 18.30          Pulang ke Situbondo
18.30 - 19.30          Bersih - bersih
19.30 - 05.00          TIDUR

    










Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Yuk ah komen daripada cuma sebarin Spam

Copyright 2012 Dian Juarsa. Diberdayakan oleh Blogger.