Senin, 18 Agustus 2014

Curug Seribu



Berawal dari perbincangan tentang Curug Pangeran yang saya kunjungi 2 minggu yang lalu sampai ujungnya saya curcol gegara gak sempat mengunjungi Curug Seribu karena sudah tutup. Akhirnya Rhyza mengajak saya ke Curug Seribu dengan menggunakan motor agar waktunya lebih efisien dan parahnya lagi Rhyza mengajak saya trip ke Ujung Genteng dengan menggunakan motor.

Jujur sebenarnya saya pernah trauma gegara pernah jatuh dari motor saat saya sedang liburan di Jogja. Tapi tidak saya hiraukan, karena ada beberapa pertimbangan yang buat saya mengiyakan ajakan Rhyza ke Ujung Genteng. Pertama motor yang dia gunakan adalah Motor Byson jadi lebih cepat bawanya, Kedua ada box dibelakang motor jadi lebih enak untuk jadi sandaran kalau saya cape dan Ketiga jam terbang Rhyza menggunakan motor dengan perjalanan jarak jauh sudah banyak. Makanya saya jadi lebih percaya diri untuk ikut Trip ke Ujung Genteng dengan menggunakan motor dan jarak tempuh 8 jam dari Jakarta.

Kenalin nih si Byson Maroon


Sabtu, 16 Agustus 2014
Sesuai perjanjian awal kita share cost Rp. 300.000 perorang dan waktu yang telah ditentukan adalah pukul 05.00 AM dari rumah saya. Ternyata ngaret juga jadi pukul 05.30 AM baru jalan dari rumah saya yang bertempatkan di Pondok Kacang, Ciledug.

Kami melakukan perjalanan di pagi hari agar sesampainya di Curug Seribu tidak terlalu siang dan perjalanan menuju Ujung Genteng tidak terlalu malam. Karena perjalanan menuju Ujung Genteng masih ekstrim dan kalau semakin malam melakukan perjalanan ke Ujung Genteng, semakin banyak begal (perampok) yang beraksi di jalanan yang masih hutan.

Bermodalkan jaket dan pakaian lengkap yang tertutup kami melakukan perjalanan menuju Gunung Bunder. Kondisi motor pun sudah fit karena sebelum melakukan perjalanan, Rhyza sudah bawa motornya ke bengkel. Karena perjalanan jauh jadi motor pun juga harus tetap oke agar tidak terjadi sesuatu selama diperjalanan.

Curug Seribu bertempatkan di Desa Gunung Sari, Kecamatan Pamijahan. Dengan jarak tempuh Jakarta - Ciampea 2 jam lalu masih menanjak menuju gerbang masuk pamijahan sekitar 1 jam. jadi totalnya sekitar 3 jam. Menuju Curug Seribu masih bebatuan besar dan jalanan sangat licin. Hampir 2 kali kami mau terjatuh dari motor karena ban motor selip dengan batu besar yang lepas. Karena semalam habis hujan besar makanya jalan menuju parkir curug seribu benar-benar licin dengan campuran tanah liat. Jadi saya putuskan untuk jalan kaki saja. Dari pada maksain naik motor berdua dan ujung-ujungnya kita berdua yang jatuh, lebih baik saya cari aman dengan jalan kaki. Sebenarnya jalanan sudah landai dan aman dilalui motor tapi saya tetap memilih jalan kaki. Alasannya sih sepele, karena udah pegel banget 3 jam di motor. Jadi turun dari motor pun rasanya bahagia bangeeeeetttt. Gak cape sama sekali, malahan pegelnya berasa ilang seketika #lebay :p

Sesampainya di parkiran Curug Seribu pada pukul 08.10 AM kami tidak langsung melanjutkan perjalanan ke dalam Curug Seribu karena mau istirahat dulu dan saya pun tergiur dengan indomie rebus yang terpampang di etalase warung area parkir. Gak berasa sudah 40 menit kami istirahat di bale warung dengan ditemani minuman hangat dan indomie rebus. Karena merasa kondisi badan sudah fit dan oke, akhirnya kami melanjutkan perjalanan menuju Curug Seribu dengan biaya tiket Rp. 10.000/orang.
Saya kira kami berdua orang pertama yang datang paling pagi ke Curug Seribu. Ternyata sudah ada 1 mobil sekumpulan bapak-bapak gaul yang sudah berjalan menuju Curug Seribu. Wow...bapak-bapak ini semangatnya masih muda yah, Padahal udah tua loh.

Dari Parkir Curug Seribu menuju Curug sekitar 3km dengan jarak tempuh 1 jam berjalan kaki. Turunan curam dan tanjakan curam pun kita lalui, ditambah lagi banyak sekali plang yang terpampang dengan kata-kata yang lucu.


Sudah tersedia tempat duduk untuk beristirahat dan ada beberapa turunan yang sudah disediakan pegangan tangan dari kayu bambu. Walaupun cuma sejam berjalan kaki, tetap saja cape dan ngos-ngosan karena track yang kita lalui bukan jalan landai melainkan tanjakan dan turunan curam pun kami lalui.






Sebelum sampai di Curug Seribu ada salah satu curug yang tingginya sama seperti Curug Pangeran. Namanya Curug Sawer, saya lebih suka bermain di curug itu.

Curug Sawer

Hiraukan saja rintikan airnya

Kalo ini sama-sama gak nyadar kalo camera sudah on dari tadi

Masih terus menyusuri jalan setapak dengan kondisi jalan yang licin karena habis hujan. Dan akhirnya sampai juga di Curug Seribu. Kami tidak melanjutkan perjalanan ke bawah curugnya karena didekat pos saja airnya sudah kemana-mana. Walaupun saya gak berenang di curug seribu tapi badan saya sudah basah kuyup gegara rintikan air seperti gerimis. Deras air curug dan hembusan angin yang begitu kencang membuat saya takut untuk melanjutkan perjalanan kebawah. Karena curug seribu sehabis hujan pasti arusnya lebih deras dari biasanya.

Curug Seribu

Jangan melewati batas

Basah Kuyuuupppp

Pake sunglasses biar kece :p

Setelah mengabadikan gambar dan video di Curug Seribu kami balik badan dari curug tersebut. Gak tau kenapa saya kurang suka dengan curug seribu. Kesannya kok agak horor yah dengan hembusan angin yang begitu kencang dan rintikan air yang terbawa angin membuat bulu kuduk saya berdiri gegara kedinginan. Mau ngomong aja harus teriak-teriak karena gemuruh air yang terjatuh dari tebing dengan ketinggian 100 meter. Karena bebatuan didekat curug sangat licin, Rhyza pun terjatuh dari bebatuan besar. Untungnya gak ada luka sama sekali. Karena kami harus tetap melanjutkan perjalanan dengan tanjakan standard, medium dan curam #halah

Tepat pukul 10.53 AM kami sudah mencapai parkir Curug Seribu. Anehnya badan saya gak keringetan sama sekali tapi Rhyza bajunya sudah jibruk dengan keringet. Dia bilang "Perbedaan di tubuh kita berbeda, karena berat beban yang saya bawa lebih berat dari pada kamu" Hahahhaa bisa aja ngelesnya kang ojeg :p

Setelah sampai di warung, kami ngaso dulu bentaran sambil ganti pakaian di toilet sana. Karena kami akan melanjutkan perjalanan jauh selama 8 jam perjalanan. Kenapa 8 jam perjalanan dari Gunung bunder? karena kami istirahat di jalan bisa sampai satu jam lebih dan belum lagi macetnya luaaarrr biasa.

Pukul 12.00 AM kami melanjutkan perjalanan menuju UJUNG GENTENG 


    Budget Pengeluaran
  • Pintu masuk Gapura Pangumbahan Gn. Bunder 20.000/motor
  • Tiket Curug Seribu 20.000 / 2 pax
  • Jajan di Curug Seribu 30.000 / 2 pax
  • Parkir di Curug Seribu 5.000/motor           
  • TOTAL          75.000                                       


Itinerary Curug Seribu

  • 05.30 - 07.20   On our way to Ciampea
  • 07.20 - 08.10   Ciampea - Parkir Curug Seribu
  • 08.10 - 08.50   Istirahat
  • 08.50 - 09.30   On the way to Curug Seribu
  • 09.30 - 10.03   Main air di Curug Seribu 
  • 10.30 - 10.53   Menuju Parkir Curug Seribu
  • 10.53 - 12.00   istirahat lagi
  • 12.00 - 20.00   Perjalanan menuju Ujung Genteng



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Yuk ah komen daripada cuma sebarin Spam

Copyright 2012 Dian Juarsa. Diberdayakan oleh Blogger.