Jumat, 15 Juli 2016

Gunung Parang Via Feratta ketinggian 100meter

Wohoooo It was fun!!!
Memang ide yang sangat tidak bagus kalau dari Gunung Lembu ke Gunung Parang harus berjalan kaki. Saya sangat gak setuju kalau ada yang bilang dekat. Mungkin warga sekitar akan bilang kalau itu dekat. Tapi bagi saya itu gak dekat. Karena jauuuuhhhhh.
Beruntungnya kami, masih ada pemuda yang mau mengantarkan kami dengan motornya Rp. 25.000 satu motor bertiga. Buahahahahaa...Mas nya kedemenan bawa cewe-cewe kece ke Gunung Parang. Eh kedememenan apa sebel yah bawa kita.

Hahahahaa...Bodo amat yang penting kita bisa sampai Gunung Parang dengan waktu yang sangat cepat. Saat dijalan kami bertemu Mike dan Ramdhan sambil melambaikan tangan dadah dadah karena kita bisa jalan duluan. Hahahahhaa...Gih sono jalan kaki. Kita mah ogah!!! capeeekkk!!! Biari aja dibilang princess dari pada maksai terus pingsan dijalan kan lebih repot yah *oke gw lebay* hahaahaa..

10.05 AM Kami pun bingung karena lupa menanyakan alamat lengkapnya apa. Untung sinyal telpon disana tidak jelek, Jadi saya masih bisa berkomunikasi dengan Bang Dhani 087874708230 (Operator Via Feratta). Hampir saja kami kelewatan melewati rumah bale-bale. 

Makanya saya minta untuk pemuda itu berhenti sejenak karena saya harus tanyakan lebih jelas lagi posisinya dimana. Benar saja, Kami harus putar balik karena terlewat. Sampai di Pos Badega Parang kami disambut hangat oleh Bang Dhani dan seperti biasa saya sempat ngeluh juga ke Bang Dhani "Ya ampun baangg jauh yah kalau jalan kaki | Lagian mba Dian kenapa jalan kaki | Iya saya pikir gak jauh, Kan kata warga sekitar setengah jam sampe berati kan kalau saya mungkin bisa sejam sampenya | Ya gaklah mba...Lumayan loh itu jauh banget | Iya bang parah mana bawa tenda lagi, beraaatttt | yaudah sini tasnya biar Bang Dhani bawain | Thank you bang" Hahahaha emang dasar wanita yah. Bisa banget bilang berat, maksud hati biar dibawain padahal mah jaraknya juga gak jauh banget udah sampai di rumah bale. Tapi gak apa, Setidaknya save energy lah dikit. Hihihihiii...


10.30 AM Datang mereka berdua ke Rumah Bale dengan muka yang penuh dengan keringat. Huuuu cowok macam apa kalian ninggalin kita berdua dijalan. HOHOHOHOO...Untung akal wanita itu banyak yah. hihiiihiiii...

Istirahat di bale-bale itu emang bikin ngantuk parah, rasanya saya pun males untuk bergerak. Sebenarnya Harness dan Karbiner sudah tersangkut di jemuran tinggal kita pakai saja. 

Tapi gak tau kenapa hawa saya malas sekali. Sampai akhirnya tepat pukul 11.30AM saya pun pesan makanan dulu biar ada energy saat via feratta. Disana juga ada yang jual nasi goreng seharga Rp. 15.000 lumayan bisa untuk ganjal perut. Karena setiap olahraga yang kamu lakukan jangan pernah biarkan perutmu kosong. Kita gak pernah tau kapan datangnya rasa lapar itu tiba #halah

Pas bangun dari tidur udah ada kucing yang enak banget nongkrong di kaki gw
Entah ini lagi ngapain
View dari Bale-Bale
Rumah panggung disertai bale-bale


Selama dibale-bale ini asliii bikin mager aja. Gak mau gerak sama sekali. Cuma bisa nguap dan mata kiyep-kiyep. Rasanya ngantuuukk banget dan males untuk beranjak sedangkan waktu terus berputar. Tak terasa hari semakin siang sedangkan sore kita harus sudah sampai di Stasiun Purwakarta.


11.30 PM Makan siang telah datang dan saya paksakan mata untuk melek agar bisa makan siang dulu sebelum melakukan aktifitas. Inget ya guys kalau kalian via feratta di Gunung Parang harus pastikan kondisi tubuh fit dan perut jangan biarkan kosong. Kita gak pernah tau kapan kelaparan itu akan terjadi. Gak lucu dong kalau sudah di tengah-tengah tebing badan kalian gemeter karena kelaparan akibat belum makan. Ada baiknya stamina oke, Petualanganmu pun lancaaaar.
Bale ini emang racun banget, Bikin ngantuuukkk
Dimana pun posisi kalian beristirahat, Sudah dipastikan hawa mager akan menggerayangi tubuh anda
Selfie kok liat HP, mau mu opo toh ndo :p
12.00 PM Rasa kantuk harus saya paksakan agar tidak terlalu sore di Gunung Parang. Karena kami harus mengejar kereta sebelum jam 15.45 PM karena antriannya bisa panjang sekali. Okeeehhhh...we are ready!!! Cuma Ramdan aja yang gak mau ikutan Via Feratta. Oke baiklaaahhhh...

Kita bertiga aja yang melakukan Parang Via Feratta by @badegaparang (Check on instagram) Untuk Parang via Feratta dengan ketinggian 100meter hanya dikenakan Rp. 65.000/orang

Sayapun masih menunggu giliran untuk dipakaikan harness sama guide nya
Yaapp sekarang giliran saya pakai harness
Kami siap menerima tantangan anda!!!
Masih menunggu kedatangan helm yang akan kami pakai
Yuukkss jalan yuks

Perjalanan dari Bale ke kaki Gunung Parang tidaklah jauh. Kami hanya melewati tanaman liar dengan jalan setapak yang disertai bebatuan dan setelah 15menit kami berjalan. Sampai juga di tebing yang akan kami daki. Excited karena akhirnya bisa melihat keindahan alam dari ketinggian untuk kedua kalinya setelah Gunung Lembu.

Awalnya saya sempat bertanya kepada guide apa boleh saya pakai sendal jepit karena kaki saya keduanya dibagian dekat jempol luka akibat ledes karena salah pakai sepatu saat nanjak. Kan saya kira landai yah Gunung Lembu itu. Ternyata tidak sama sekali teman-teman. 

Ada baiknya kalau kalian ke Gunung mau pendek atau tinggi gunung itu haruslah tetap memakai sepatu yang benar agar tidak merugikan diri sendiri. dan untungnya diperbolehkan untuk tetap via feratta bersama teman saya. Yipppiiiieeee....ternyata boleh juga lanjut naik keatas. 

Memang sih sudah ada besi yang tertempel di tebing untuk pijakan kaki kita. Memang sebenarnya via feratta itu khusus untuk para pemula jadi lebih nyantai via ferattanya. Untungnya juga hari itu hanya kita bertiga saja yang ada di tebing. Jadi lebih puas lah foto-fotonya.

Buat kalian yang bawa kamera gak perlu khawatir karena akan ada guide yang membantu kita untuk berfoto ria. Jadi posisinya kita tetap berdiri dibagian yang ada pijakan besinya sedangkan guidenya udah bisa nangkring di tebing tanpa bantuan apapun kecuali harness dan karbiner.

Liat tuh kedua kaki saya sudah berplester kan hansaplast
Kamera udah on sedari tadi
Posisi pertama dari Ayu, Dian dan terakhir Mike
Coba perhatikan helmet yang saya pakai, Akibat kegedean jadilah begitu deh
Ayu paling semangat karena jalan duluan
Kalau saya harus nungguin Mike yang berada tepat dibelakang saya
Tebing Parang via Feratta Cirangkong
Kalau dari atas lihat kebawah, Rasanya udah kaya pengen merosot aja yah
Asli ini sih menyenangkan abiiisss!! Gak ada deg-degan nya *congkak* hahahaa :p
Ayooo Mikeee semangat kita masih jauh sampai puncaknya

Inget hidup kita ada di kedua karbiner yang ada di tangan kiri saya karena karbiner inilah pengaman kami selama via feratta

Ternyata Via Feratta ini bisa dijalani dengan nyantai. Beda banget kalau rock climbing / rapelling yang harus puter otak kaki harus dipijakkan kemana
Ayu kesulitan saat menarik karbiner karena terbelit-belit
Tebing Parang di Cirangkong
Ayu yang memakai helm berwarna hijau semangat sekali ngejar akang guidenya hahaha :p
Setidaknya pemula juga dapat merasakan tebing yang begitu vertikal
Peace
Ribet sama helmet yang kegedean
Candid
Via Feratta adalah jalur pendakian mengunakan kawat baja yang membentang di sepanjang rute dan secara berkala menempel tetap pada tebing. Sebenarnya kita termasuk orang yang beruntung karena di Indonesia juga bisa merasakan sensasinya via feratta. 

Kalau di Luar negeri yang saya tau ada di Gunung Kinabalu, Malaysia. Via feratta ini bisa dilakukan secara bersamaan dengan saling tunggu menunggu karena untuk via feratta kita juga harus telaten dalam memindahkan karbiner di tiap titik yang telah disediakan. 

Agar tali yang berada di karbiner tidak terbelit, Maka harus melepasnya dan kembali memasangnya dengan cara satu persatu agar tali tetap terjaga rapi dan tidak terbelit. Karena keamanan kita ada di karbiner. Jangan lupa pakai sarung tangan biar tangannya gak perih.


Miris itu disaat sudah sampai atas malah ngeliat orang lagi pacaran. Anggep aja aku nyamuk lagi terbang diatas pohon
Ayu sudah tidak sabar mau sampai atas karena disana ada saung buat istirahat
Sebenarnya agak ribet kalau jalan tapi karbiner masih nempel di badan
Nah belakang kami itu ada saung buat kami beristirahat
Susah ya kalau punya muka cepet merah karena kepanasan
Semuanya sepakat untuk turun ketempat asal dengan jalur trekking. Sebenarnya saya mau via feratta lagi tapi karena guide kami harus mengantarkan dengan jalur trekking. Walhasil saya pun ikut juga dengan jalur trekking. Mungkin next time kalau saya via feratta lagi akan coba naik turun tebing via feratta.

Jalur trekking Gunung Parang ternyata lebih parah dari Gunung Lembu. Jalurnya benar-benar vertikal sekali dan membuat kami untuk turun pun mengalami kesulitan. Bahkan Ayu selalu menggunakan jurusnya dengan cara merosot tapi jongkok. Jangan pernah gunakan pantatmu untuk merosot karena ini bukan perosotan. Hahhahaa...

Capek sih gak, tapi pegel aja karena jalurnya memang buat kita mutar otak harus pijak kemana agar tidak terpeleset. Sesekali saya sering pegang akar pohon yang menjuntai dan ternyata akar pohon itu telah rapuh dan mati. Hampir saja saya terjatuh, makanya saya tidak pernah pegang akar pohon, bambu atau bahkan batang pohon. Karena semacam banyak jebakan batman nya. Jadi saya lebih memilih jalan mundur dengan gaya merangkak. Itu lebih aman ketimbang harus pegangan akar pohon.
Ayu terus memilih jalan jongkok ketimbang berdiri
13.30 PM Jemputan kita sudah tiba, Baru saja sampai di Bale kami disuruh bergegas secepat mungkin karena waktu yang kami punya untuk sampai di stasiun yaitu 2 jam lagi. 

Berharap sih jam 3 sore kami sudah sampai di stasiun. Gambling...Karena kalau memang kami sampai ketinggalan kereta ke Jakarta. 

Palingan menginap semalam di stasiun satu-satunya jalan keluar tebaik. Kami tidak akan memilih bis untuk pulang ke Jakarta. Karena arus mudik pasti macetnya bisa lebih parah. Makanya bela-belain deh naik kereta biar aman dari macet.

Abah ini karena masih muda jadi jiwanya pun juga masih muda banget. Tanpa kami suruh untuk ngebut. Dia udah tancap gas secepat mungkin karena abah tau kondisi kita saat itu. Dia berjanji kalau kami akan tiba sebelum loket stasiun dibuka dan kami bisa pulang menggunakan kereta untuk ke Jakarta.

Jalan yang kami lalui tidaklah mulus karena beberapa kali saya terjatuh dari bangku karena banyak sekali lobang jalan yang dihajar sama abah. Saya cuma pasrah walaupun seing kejedot dan terjatuh, Mau gimana lagi karena kami juga kejar waktu agar sampai distasiun. 

Walaupun lapar kami berusaha untuk tidak berhenti cari makan dan akhinya sampai juga di stasiun tepat pukul 15.30 PM. Alhamdulillah kami masih dikasih jalan agar bisa pulang dengan menggunakan kereta. 

Ternyata kereta dari Jakarta telat datang dan kami pun masih bisa antri untuk membeli tiket keberangkatan 15.45 PM. Coba kalau keretanya datang tepat waktu, Mungkin kami tidak akan bisa naik kereta sore ini. 

Antriannya memang luar biasa
Kalau kalian mau beli tiket kereta ekonomi menuju Jakarta, Sebisa mungkin harus antri lebih awal dari jam keberangkatan karena tiket yang diperjualkan terbatas dan pastinya semua penumpang dari Purwakarta pasti dapat tempat duduk. 

Oiyah satu lagi...Gak enaknya naik kereta ekonomi itu di tiap stasiun kita pasti berhenti. Jadi yang seharusnya 2 jam sampai Jakarta, Ini jadi ngaret sampe 3 setengah jam sampai di Jakarta Kota. What do you expect sih yah kalau naik kereta ekonomi. Jadi stop complain deh karena harganya pun sangaaaatttt murah sekali. Cuma Rp. 6.000 sampai Jakarta

Mumpung sepi bisa foto disini :p
Kereta belum lama jalan mereka sudah tepar aja
Suasana dalam kereta, Lumayan juga yah kereta ekonominya
Bersih dan Nyaman
19.15 Kami telah tiba di Jakarta Kota dengan suasana yang selalu ramai dan tidak pernah sepi. Sesampainya di stasiun yang kami cari adalah tempat makan karena kami puasa selama 3 jam di kereta. Hahahhahaa... 

Selesai sudah perjalanan kali ini dan kami berpisah di kereta jurusan Jakarta - Bogor karena Ayu turun duluan di Cikini, Saya dan Mike di Stasiun Manggarai dan Ramdhan di Stasiun Depok. Tapi untuk saya dan Mike masih harus melanjutkan perjalanan lagi. Karena sehabis turun di Manggarai kami harus naik kereta lagi dengan arah ke Stasiun Tanah Abang. Sesampainya di Stasiun Tanah Abang kami masih harus nyambung lagi naik kereta jurusan Serpong. Nah disinilah kami berpisah dengan Mike. Saya turun di Stasiun Jurang Mangu dan Mike di Stasiun Sudimara.


Budget Gunung Lembu & Gunung Parang :
  • Angkot ke Ciputat Rp. 5.000
  • Koantas ke Kp Rambutan Rp. 8.000
  • Toilet Rp. 4.000
  • Cemilan Rp. 44.500
  • Bis Warga Baru Rp. 25.000
  • Sewa Angkot di Stasiun Purwokerto Rp. 240.000/4 = Rp. 60.000
  • Cemilan Rp. 15.000
  • Sate Maranggi Rp. 18.000
  • Sarapan Rp. 20.000
  • Aqua Rp. 7.000
  • Ojeg Rp. 25.000/2 = Rp. 12.500
  • Makan Siang Rp. 16.000
  • Via Feratta Rp. 65.000
  • Kereta Ekonomi Rp. 6.000
  • Bakso Rp. 10.000
  • TOTAL Rp. 316.000

Itinerary Gunung Lembu & Gunung Parang :
Friday, 8 July 2016
    • 13.50 Jalan ke Purwakarta dari Terminal Kp Rambutan
    • 15.45 Tiba di Pertigaan Purwakarta lanjut ke St. Purwakarta
    • 16.04 Tiba di St. Purwakarta
    • 17.05 Jalan dari St. Purwakarta ke Gunung Lembu
    • 17.56 Makan Sate Maranggi di Pasar Anyar
    • 18.07 Lanjut lagi jalan ke Gunung Lembu
    • 18.45 Tiba di Pos Pendakian Gunung Lembu
    • 19.30 Lanjut nanjak ke Gunung Lembu
    • 21.00 Tiba di Puncak Gunung Lembu

Saturday, 9 July 2016 
    • 04.30 Lanjut jalan ke spot sunrise Gunung Lembu
    • 06.30 Balik ke Tenda
    • 07.30 Turun ke Pos Gunung Lembu
    • 08.47 Tiba di Pos Gunung Lembu
    • 12.00 Mulai Parang Via Feratta
    • 13.30 Tiba di Pos Badega Parang lanjut ke Stasiun Purwakarta
    • 14.45 Tiba di Stasiun Purwakarta
    • 15.00 Antri Tiket
    • 15.30 Selesai antrian tiket lanjut cari makanan
    • 15.50 Kereta jurusan Purwakarta - Jakarta Kota tiba dan Mari kita pulang
    • 19.00 Tiba juga di Stasiun Jakarta Kota 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Yuk ah komen daripada cuma sebarin Spam

Copyright 2012 Dian Juarsa. Diberdayakan oleh Blogger.