Jumat, 13 Mei 2022

Dikira Pecah Ketuban Ternyata??

Di usia kehamilan 36 minggu memang seringkali dibuat harap-harap cemas karena seringkali merasakan kontraksi palsu. Memang kontraksi asli atau pun palsu terkadang sulit dibedakan. Jadi untuk memastikannya, saya lebih setuju untuk konsul ke obgyn.

Sabtu, 23 April 2022 Tepat pukul 01.00 dini hari saya merasakan sakit perut teramat hebat dan gak cuma sebentar melainkan hampir sejam saya harus menangis menahan hebatnya rasa sakit saat kontraksi.

Saya tidak mau merasa sok paling tahu kalau itu kontraksi palsu. Takutnya saya pun salah tebak. Apalagi suami juga khawatir karena selama kesakitan, suami lah yang menenangkan saya dan merasa khawatir dengan kondisi saya.

Walhasil saat pagi hari saya langsung cek jadwal dokter langganan. Sayangnya beliau sedang cuti. Jadi saya pilih dokter siapapun yang bisa memeriksa saya.

Dari beberapa pilihan saya memilih Dr. Buha Sabar yang sedang praktek siang itu. Saya pun menjelaskan kronologis yang terjadi saat dini hari. Setelah di USG, Alhamdulillah tidak terjadi apapun. Tidak ada yang namanya kontraksi asli melainkan hanya kontraksi palsu.

Dokter pun menjelaskan tidak perlu khawatir jika yang dirasakan tidak berkelanjutan. Itu artinya kontraksi palsu. Perbedaan dari kontraksi palsu yaitu merasakan sakitnya tidak berkelanjutan dan biasanya terjadi karena kecapean atau baby nya memang super aktif di dalam perut.

Namun saat pemeriksaan berat badan janin. Dokter memberikan saran untuk lebih banyak lagi mengkonsumsi makanan yang bergizi karena berat janin saat itu hanya 2.200 gram saja. Terbilang terlalu kecil untuk berat badan janin.

Saya pun tidak terlalu khawatir untuk itu. Karena saya yakin pasti bisa mengejar berat badan janin agar tidak terlalu kekecilan. Biaya yang saya keluarkan sebesar Rp. 470.000. Berikut rinciannya yaitu :

  • Konsultasi Dokter Rp. 400.000
  • Administrasi Pasien Rp. 70.000

DIKIRA PECAH KETUBAN, TERNYATA...

Cairan bening yang secara terus menerus membasahi pakaian dalam saya, membuat saya khawatir dan bertanya-tanya. 

Ada apa ini? 

Apa pecah ketuban ya? 

Tapi kok basahnya gak secara terus menerus? 

Keluarnya tiap saya gerak saja?

Saya bingung dengan kondisi seperti ini. Walaupun kehamilan kedua saya tapi tetap saja berbeda dengan kehamilan saya yang pertama.

Saat hamil anak pertama, saya hanya merasakan kencang pada otot vagina saya dan membuat saya saat berjalan seperti ada yang mengganjal dibagian selangkangan.

Saat whatsapp dokter pun, saya langsung masuk IGD lalu di CTG setelah itu, dijelaskan oleh dokternya kalau saya sudah mengalami pembukaan. Tepatnya saat usia kehamilan saya 37 minggu.

Namun kehamilan kedua saya ini sangat berbeda sekali. Saya seringkali merasakan kontraksi palsu. Pergerakan baby di dalam perut pun tiada hentinya sangat aktif dan begitu kuat dengan tonjokannya setiap saat.

Saya selalu merasa heran dengan kondisi kehamilan saya saat ini. 

Sebenarnya sudah waktunya persalinan atau belum?

Suami pun mengajak saya untuk konsul ke obgyn agar tidak asal tebak dan memastikan kondisi janin baik-baik saja.

Senin, 9 May 2022 Saya dan suami bergegas ke rumah sakit premier Bintaro untuk menanyakan apa yang sedang saya alami saat ini. Usia kehamilan saya sudah menginjak 38minggu.

Kami khawatir apa sudah waktunya persalinan karena tiap saya berjalan atau melakukan pergerakan, pasti selalu keluar cairan bening yang begitu banyak. Tapi tidak berbau sama sekali. Apalagi saya pun tidak merasakan mules sama sekali. Benar-benar kondisi yang normal saja. 

Berhubung saya belum pernah merasakan pecah ketuban. Jadi saya sempat berasumsi APA INI PECAH KETUBAN YA?

Setelah kontrol dengan Dr. Okky Oktafandhi ternyata yang keluar itu bukan ketuban karena saat melihat kondisi air ketuban di perut saya. Tidak ada kebocoran sedikit pun dari air ketuban yang saya miliki. Kondisi air ketuban saya pun normal dan masih banyak.

Dokter menjelaskan bisa jadi yang keluar itu keputihan karena biasanya ibu hamil trimester akhir akan mengeluarkan cairan lendir bening atau disertai dengan cairan berwarna putih susu. Cairan tersebut tidak perlu dikhawatirkan jika tidak berbau.

Tapi kalau sampai cairan yang keluar mengeluarkan bau atau berwarna kehijauan. Bisa jadi ada infeksi di dalam tubuh ibu. Alhamdulillah cairan yang keluar dari tubuh saya tidak berbau dan masih tetap berkelanjutan.

Dokter pun menyarankan jika keesokan harinya atau hari berikutnya keluar cairan berlebih secara terus menerus seperti tak bisa tertahankan. Saya diminta langsung ke IGD saja dan bisa dilakukan tindakan induksi. 

Biaya yang saya keluarkan untuk pemeriksaan hari ini sebesar Rp. 470.000. Berikut rinciannya :

  •  Konsultasi Dokter Rp. 400.000
  • Administrasi Pasien Rp. 70.000

MASUK IGD TERNYATA BELUM ADA PEMBUKAAN

Selasa, 10 May 2022 tepatnya pukul 03.00 AM Saya merasakan keluar cairan bening yang tidak berbau tapi secara terus menerus. Apapun gerakan yang saya lakukan pasti langsung banyak keluar cairan.

Saya bener-bener tidak paham bagaimana rasanya keluar cairan yang tak bisa tertahankan. Karena kondisi saat ini pun sama seperti itu. Saya tidak bisa tahan sama sekali.

Cairan itu keluar sampai pagi hari 09.00 AM. Jadi lagi-lagi saya berasumsi apa jangan-jangan air ketuban rembes ya?

Saya pun whatsapp dokternya dan dokter pun meminta saya untuk langsung ke IGD agar bisa di PCR

Setelah sampai di IGD, Suami saya sudah melakukan PCR dan saya pun sudah di dalam ruangan IGD untuk di CTG.



Ibu bidan sudah bolak balik ambil peralatan yang akan digunakan untuk keperluan CTG dan menanyakan beberapa pertanyaan kepada kami.

Setelah selesai prosedur yang sudah dilakukan bu bidan. Lalu bubid pun mulai melakukan tes dengan kertas lakmus untuk membuktikan apakah cairan yang keluar itu ketuban atau hanya keputihan saja.

Akhirnya bubid memasukan keempat jarinya ke dalam vagina saya untuk tes dengan kertas lakmus. Setelah dilihat kertas lakmus tidak berwarna biru melainkan berwarna hijau. Itu artinya bukan air ketuban yang keluar melainkan hanya keputihan saja.




Walhasil sia-sia saja kami sudah masuk ke IGD tapi nyatanya belum ada pembukaan sama sekali. Mana suami udah bayar PCR sebesar Rp. 275.000 dan untuk biaya IGD sejamnya sebesar Rp. 1.001.000 dengan rincian sebagai berikut :
  • Jasa dokter konsultasi Rp. 400.000
  • USG Transvaginal tanpa cetak Rp. 531.000
  • Administrasi Pasien Rp. 70.000

Bubid menjelaskan jika keluar cairan bening yang disertai dengan lendir kemerahan dan agak bau amis. Itu biasanya sudah ada pembukaan.

Jadi kalau tidak ada tanda seperti yang disebutkan sudah dipastikan hanya keputihan saja. Walaupun berjumlah sangat banyak sekali. Sedih banget sih, sudah berharap ada pembukaan. Ternyata nihil :(





TANDA FLEK KEMERAHAN SUDAH MULAI KELUAR

Kamis, 12 May 2022 Berhubung dapat info dari bubid kalau keluar lendir kemerahan bisa jadi sudah ada pembukaan dan akhirnya selain cairan lendir keputihan, ada lendir kemerahan juga.

Jadilah saya dan suami bergegas ke rumah sakit untuk kontrol ke dokter.

Sesampainya di rumah sakit, selang beberapa menit dokter pun datang dan saatnya konsultasi sama dokter.

Akhirnya dokterpun melakukan USG Transvagin untuk melihat kondisi bayi dari dekat. Ternyata masih belum ada juga tanda-tanda pembukaan.

Dokter menjelaskan posisi kepala masih berjarak sekitar 3 cm di atas panggul. Jadi masih jauh menuju pembukaan pertama. Air ketuban juga tidak ada rembes sama sekali. 

Akan tetapi, ada penyempitan di pembuluh darah menuju paru-paru. Tapi tidak perlu di khawatirkan karena masih terbilang normal. Semoga bayi saat keluar menangis sangat kencang.

Biaya kontrol yang dikeluarkan sebesar Rp. 659.000 dengan rincian sebagai berikut :
  • Konsultasi Dokter Rp. 400.000
  • USG tanpa cetak Rp. 189.000
  • Administrasi Pasien Rp. 70.000
Jumat, 13 May 2022 Keputihan semakin banyak, walhasil sengaja pakai softex biar gak gonta ganti pakaian dalam terus. Tepat pukul 01.00 AM dini hari perut terasa mules dan keras banget. Berasa lagi kontraksinya dan sempat BAK. 

Saat melihat di softex sudah ada darah banyak. Jadilah saat pagi hari saya langsung whatsapp dokternya agar tidak perlu bolak balik rumah sakit.

Tapi dokter bilang bercak merah itu hanya sisa kemarin saja dan tidak perlu panik karena memang tidak ada rasa mules atau kontraksi sama sekali. Jadilah saya tidak perlu kontrol ke dokter lagi.

Walhasil tinggal menunggu keputusan di tanggal 19 May 2022. Jika masih belum merasakan kontraksi sama sekali. Tindakan selanjutnya akan langsung di induksi.

HPL anak kami jatuh pada tanggal 22 May 2022 tepat 40 minggu. Beberapa hari ini saya hanya menunggu tanpa hasil apapun karena memang bayi yang ada di rahim saya masih belum siap untuk keluar. 

Semoga kondisi kamu baik-baik saja ya nak di perut mama. Kalau bisa sih sebelum HPL kamu sudah lahir ke dunia nak. Mama dan papa mu sudah tidak sabar mau bertemu dengan kamu sayang.

Cheers,
13 May 2022

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Yuk ah komen daripada cuma sebarin Spam

Copyright 2012 Dian Juarsa. Diberdayakan oleh Blogger.