Minggu, 09 Agustus 2015

Sunrise Gunung Prau 2565 MDPL


Berawal dari ajakan adik saya Yusuf Hoerudin yang mau nanjak ke Papandayan tapi saya ubah menjadi Gunung Prau. Sempat ditolak mentah-mentah karena takut gak bisa terlalu lama disana. Soalnya cuti dia tinggal dikit lagi.
Sampe akhirnya saya jelaskan cuti cukup satu hari aja di hari senin bahkan kalopun gak mau cuti juga bisa kok kerja masuk siang. Tapi yang namanya adik saya ini emang gak pernah percayaan sama kakak nya sendiri. Dia tanya lah info ke teman-temannya yang sudah pernah berkunjung ke Gunung Prau. Dan benar adanya apa yang telah saya katakan. kalau ke Gunung Prau bisa berangkat dari Jakarta Jumat Malam dan sesampainya di Jakarta Senin Pagi.

Padahal rencananya nanjak cuma berduaan aja. Sampai akhirnya banyak dari teman adik saya mau ikut gabung ke Gunung Prau, At least saya pun juga ajak teman cewe dong buat temenin pipis disana. Hahahahaa... Lagiankan cowo semua yah. Kalau saya cewe sendiri kayanya agak gak nyaman kalau minta tolong ini itu ke adik saya yang cowok. Ternyata dari hasil ajakan saya, Mba Wina dan Frelly lah yang tergiur untuk gabung ke Gunung Prau. Kalau mba Wina sih emang anak gunung banget. Nah Kalo Frelly ini yang gak pernah main ke Gunung sama sekali. Makanya Gunung Prau itu perdana banget buat cici a.k.a Frelly.

Dari hasil penentuan akhir yang ikut serta pedakian Gunung Prau terkumpul menjadi 9 orang atas nama Dian Juarsa, Yusuf Hoerudin, Erwina Tobing, Frelly Yanedtha, Adam Rimba, Aldyno Evanza, Ajie, John Simone dan Akbar Juliansyah. Patungan logistik sebesar Rp. 50.000 / orang untuk membeli Aqua 12 Liter, Nugget, Sosis, Telur, Sayur Sop, Kentang, Kopi, Bumbu masak, Saus dan masih banyak lagi. Setelah semuanya sudah ready dari Tenda 3 buah, Sleeping bag, Matras, Nesting , gas 4 kaleng dan Kompor 2 buah. Kami siap melakukan perjalanan pada Hari Jumat malam.

Well Prepare

JUMAT, 31 July 2015

Pukul 17.40 Saya dan Mba Wina sudah selesai bekerja yang bertempatkan di Kawasan SCBD. Jadi menuju Stasiun Pasar Senen kami menggunakan busway turun di monas, Lalu ambil jurusan Harmoni dan turun di Stasiun Pasar Senen. Cukup lama juga sampainya karena tepat pukul 19.20 PM kami baru sampai di Stasiun Pasar Senen. Mana jalan kaki dari Busway ke dalam Stasiun cukup jauh lagi. Yaaaa adalah ya sekitar 800 meter. Tapi gak masalah sih, disana saya bisa sambil liat abang-abang yang berjualan kacamata dengan harga yang sangat murah dan lucu juga dipakenya. Bayangkan saja, saya bisa loh dapet 2 kacamata dengan harga Rp. 50.000 aja. Wow baru kali ini bisa beli kacamata semurah itu. Hohoho...
Frelly orang pertama yang sudah sampai di Stasiun Pasar Senen. Untungnya diantar Papa nya jadi setidaknya dia gak sendirian nunggu di Stasiun Pasar Senen. Sebelum masuk ke dalam stasiun ada baiknya kami membeli makanan untuk bekal selama diperjalanan. Karena perut sudah lumayan keroncongan karena belum makan.


Mba Wina, Dian, Frelly ( Kaos Hitam ) Perdana banget ikut Pendakian Gunung Prau

Saat diruang tunggu saya dapat telpon dari pacarnya cici kalau sayaharus jaga cici selama disana. Maklum pacarnya khawatir banget sama cici karena takut ada apa-apa. Saya pun mengiyakan perkataan sang pacar cici ini. Papa nya pun juga ikut khawatir kalau cici ikut dalam pendakian kami. Saya pun juga sempet ngeri siihhh ajak cici. Bukannya apa-apa, cici itu paling gak kuat dingin. Tapi tetep aja sih kalau ada niat yang baik, In sha Allah gak akan terjadi apa-apa selama diperjalanan dan ditempat tujuan kami.
Sejam tak terasa kami menunggu di ruang tunggu Stasiun, kami mulai memasuki area Stasiun dengan memberikan tiket dan KTP kepada petugas. Saat petugas melihat KTP saya dibilangnya saya baru pulang kuliah. Uwenak ajaaaa...Pulang kerja ini pak. Dibilang udah kerja malah gak percaya si bapak petugas ini dan katanya terlalu muda kalau sudah mulai bekerja. Buahahhahaha terharu banget sama perkataan si bapak petugas. Kamsiaaaa deh pak...Hahahhaa...

Baru juga masuk sudah ada plang bertuliskan Serayu Malam. Yaaappp itulah kereta yang akan kami tumpangi selama semalaman di perjalanan. Gak lama kemudian adik saya ucup markucup dan teman-temannya datang dengan bawaan mereka yang supeeerrrr banyak. Maklum semua kebutuhan logistik memang mereka yang bawa. Kami para wanita hanya bawa perlengkapan pribadi. Jadi saya hanya bagian belanja logistik aja tapi yang bawa ya merekalah para kaum lelaki. Hohohohoo....
Kondisi Stasiun Jumat Malam

Baru masuk sudah ada Plang Bertuliskan Serayu Malam

Keretanya belum juga datang dan masih harus menunggu

Serayu Malam tiba juga

Kami semua terpisah oleh gerbong. Mba Wina, Ucup dan teman-temannya beradadi gerbong2 sedangkan saya dan frelly di gerbong3. Kami terpisah karena beli tiket keretanya tidak sekaligus berbarengan. Karena ada satu kondisi dimana beberapa dari mereka hampir cancel dengan perjalanan Gunung Prau akibat pekerjaan mereka. Kalau mba Wina karena masih tentative akibat kondisi badannya, Apakah masih dapat melanjutkan perjalanan atau tidak. Maklum doi baru aja balik dari Rinjani. Emang sinting ya ni cewe, Fisiknya kuat banget broooo...Luar Biasaaaa!!!!!

Tik tok tik tok tik tok...Waktu terus berputar. Kami sudah berubah posisi dari duduk tegap, miring dikit sampai selonjoran tak beraturan. Tapi masih juga belum sampai. Mana dingin banget dikereta dan saya tidak bawa jaket karena jaket ada di dalam carier. Untuk ambilnya pun males banget. Secara ya carier saya bukan di laci atas melainkan dilaci penumpang lain hahahahahaa....Abisan gak kebagian tempat tas saya. Sedih deh :(

Bingung mau ngapain lagi, mulai deh isengnya keluar dengan wefie bersama orang tidur. Emang yaaaa hobby si Dian itu selalu foto sama orang yang sedang tidak sadar karena kecapean. Bukannya apa-apa, pasti posisi mereka tuh unik unik dan lucuuuu. Yah seperti cici ini yang sedang kecapean. Hihiiiii...

Nak hidupmu sepertinya berat sekali ya nak hahahaha..

SABTU, 01 Agustus 2015

Sebenernya bentar lagi kami sampai di Stasiun Purwokerto, Tapi karena adanya pergantian kepala nyakereta jadi agak lama juga kami menunggu kereta di Stasiun kroya. Ada kali 30 menitan disana hanya pergantian kepala aja. Tau gitu kan bisa ke toilet dulu sebentar. Dari pada harus pakai toilet kereta yang baunya semerbaaaakkkk sekali. Walaupun hidung di tutup tissue basah pun juga gak ngaruh!!
Sempat berhenti lama di Stasiun Kroya

Beginilah penampakan Kereta Serayu Malam

Muka alami tanpa Eyebrow, Maskara dan Eyeliner. Cuma gw pake lipstick aja biar gak pucet

Saking terlalu seriusnya, Gak engeh ada yang motoin
Eh btw...itu kacamata yang harganya cuma Rp. 25.000 aja loh

Pukul 07.45 AM Tiba juga di Stasiun Purwokerto. Selamaaaaattttt Pagiiiiii Puerto Ricoooo...Eh salah Purwokerto denk. Senangnya sudah sampai di Jawa Tengah aja. Keluar dari Stasiun kami harus mencari supir angkutan yang mau mengantarkan kami ke Terminal Wonosobo atau Langsung ke Patak Banteng.
Selamat Pagi Purwokerto

Keluar Stasiun Purwokerto

Pukul 08.05 AM Ucup nego dengan salah satu supir disana yang menawarkan kami agar langsung ke Patak Banteng dengan biaya Rp. 62.000/orang dan ada biaya tambahan lagi sebesar Rp. 20.000 permobil. Jadi kami bulatkan saja perorangnya dikenakan biaya Rp. 65.000/orang. Sempat agak susah juga sih nego dengan Pak Yono ( Driver Patak Banteng) karena awal mulanya dia meminta 75.000 perorang. Dari hasil nego si Ucup ( Adik saya si Yusuf ) dan mba Wina. Akhirnya mau juga dengan harga yang telah ditentukan diawal perjanjian yaitu sebesar Rp. 65.000 perorang. Oke deal...Mari kita lanjutkan perjalanan. Kalau mau tau Pak Yono, ini nomor handphone nya ya 0857 4719 3602.


Selesai dealing langsung tepar lagi. Ckckck...

Sarapan dulu sebelum melanjutkan perjalanan
FYI...Nasi telur tempe 8.000
Nasi Sayur tempe cuma Rp. 5.000 

Perjalanan menuju Wonosobo. Asri banget yaaaa

 Maafkeun rambut saya yang acak-acakan, Baru bangun tidur disuruh foto sama adek-adean
Pukul 13.20 PM Sampai juga di Patak Banteng. Sesampainya disana tidak langsung registrasi melainkan kami re-packing lagi apa aja yang harus dibawa cewe-cewe dan apa aja yang dibawa sama para lelaki itu. Setelah semuanya beres kita wanita cuma bawa ransel yang enteng sekali. Barulah kami melanjutkan perjalanan menuju basecamp Gunung Prau dengan biaya simaksi Rp. 10.000/orang. Tahun kemarin menurut info dari para blogger kalau harga simaksi hanya Rp.6.000/orang tapi sekarang udah naik menjadi Rp. 10.000/orang. Siapkan uang pas ya teman-teman. Berhubung saya takut ada apa-apa selama pendakian. Makanya tulis di buku tamunya pakai nama lengkap semua. Biar jelaaaasssssss di tracknya kalo amit-amit terjadi sesuatu yang tidak diinginkan yah.

 Kamilah Para Pencari Sunrise
Budayakan ANTRI!!!!
Kemarin aja ada yang masih gak antri. Jitak juga nih

Lengkap banget eeeiiiimmmm
Tolong abaikan tulisan miringnya
Bagi para pengendara, Tenang aja banyak tempat parkirnya kok

Setelah Registrasi Pendakian Gunung Prau

Baru juga mulai sudah di suguhi tangga

Bentar lagi kok sampai di Pos I

Yeaaayyyy...Sampai juga di POS I

Nanjak terus tiada ampun

Tanjakannya masih aman karena berupa tangga berpasir

Istirahat bentaran karena lapaaaarrrrrr

Sedikit review saja dari hasil pendakian kami. Sebenarnya sangat menyenangkan tanjakan di Gunung Prau ini, Karena tidak ada matinya pemandangan disana. Dari samping kanan kiri dan coba sesekali tengok kebelakang. Subhanallah...Pemandangannya LUAAAAARRRRR BIASAAAAA. Kalian akan selalu berdecak kagum atas keindahan yang telah disuguhi oleh penanjakan Gunung Prau ini. Tidak hanya tertutup pepohonan, Akan tetapi kami dapat melihat indahnya tanah petak yang dibaluti oleh tanaman hijau yang asri dan belum lagi kami dapat melihat jalanan yang panjang dan mobil seperti mainan dari ketinggian. Kalian tidak akan pernah menyesal dengan pemandangan yang telah kalian lihat selama diperjalanan. Cape pun akan terasa biasa saja setelah melihat keindahan alam yang nyata didepan mata.

Jangan mengeluh, Terus berjuang sampai titik teratas

Selalu ada kebersamaan didalam kesulitan seperti ini

Kamu tidak akan tau seberapa besar kemampuanmu sebelum kamu mencobanya sendiri

Seberat apapun bebanmu, Jika kamu jalani dengan senang hati. 
Capek pun tidak ada artinya sama sekali

Tidak perlu khawatir dengan debu,
Masih ada masker yang bisa menutupi saluran pernapasanmu

Berhenti sejenak Jika kamu mulai terasa lelah

Kamilah kloter terakhir sampai di Puncak Prau

Perjuangan belum berakhir
Walaupun saya sudah mencapai Pos Terakhir

Oooohhh Well....Pos terakhir pun sudah kami lalui. Saatnya penanjakan setan mungkin yah. Karena tanjakannya semakin terjal dan kalau tidak berhati-hati, bisa terpeleset lalu masuk jurang. Inget guys...jangan pernah terburu-buru dalam mengambil langkah. Harus ekstra hati-hati dalam penanjakan. Tidak bisa seenaknya dalam menanjak. Karena medan yang berpasir dan berdebu dapat membahayakanmu dan orang yang ada di sekitarmu. 

Dalam penanjakan terakhir ini saya tidak bersama kelompok saya melainkan bareng dengan pendaki lainnya. Teman saya yang lainnya sudah diatas menunggu saya, ucup dan adam yang tertinggal dibelakang. Berkali-kali saya hampir terpeleset karena licinnya pasir disaat penanjakan. Membuat teman lainnya yang entah saya pun tidak tau siapa dia, Berkali-kali menolong saya dengan menarik tangan saya agar tidak terjatuh dan terpeleset. Banyak dari kami saling menyemangati satu sama lain dengan perkataan konyol seperti "Hayok semangat, ada tukang bakso diatas" Hahahhahaa... yah setidaknya lumayan lah bisa bikin ketawa dan tidak terlalu serius dalam pendakian. Sempet stress juga sih liat medannya, Karena bagaimanapun kita harus mutar otak, jalan mana yang aman kalau kita lewati. Tapi sesampainya diatas, Pemandangannya bener-bener indah. Sayangnya, Gak lama kemudian tertutup kabut :(

Ini masih belum seberapa tanjakannya

Mulai kesulitan dalam penanjakan. Semangaaaatttt!!!

Well...Saya bisa juga melalui tanjakan ini

Hayok Adam Semangaaattt!!!!

Telaga Warna dari kejauhan sudah tertutup kabut

Semakin tertutup kabut atau awan. Entahlah apaan itu

Beginilah pemandangan saat kabut agak hilang sedikit

Istirahat sejenak pun sudah selesai, kami masih harus terus melanjutkan perjalanan yang belum terselesaikan. Udara sudah mulai dingin dan saat perjalanan sudah tertutup kabut yang sangat tebal sehingga suara keramaian orang pun tidak dapat kami lihat wujud orang itu. Maka dari itu, kami tidak dapat melanjutkan perjalanan kembali. karena kabut yang turun. Setelah 15menit kami menunggu, kabut pun hilang. Baru deh tampak manusia-manusia itu disaat sedang ramai. Ternyata sudah terlihat banyak yang telah mendirikan tenda. Kami terus berjalan sampai Puncaknya Prau dan mendirikan di tempat itu. Agar saat Sunrise kami tidak perlu lagi jalan terlalu jauh. Memang sih, Semakin dingin kalau diatas karena tidak ada penghalang sedikitpun. Tidak masalah, yang paling penting ada tempat untuk kami para wanita main masak-masakan. hahahhaa..

Sunset yang tertinggal. Too Bad :(

Mba Wina, Ucup dan John sedang sibuk membuat Tenda

Disaat lainnya sibuk membuat tenda, sayapun sibuk menyiapkan makanan untuk makan malam. Saya sudah mulai menanak nasi dan membuat air panas agar anak cowok bisa pada ngopi dulu. Tapi sayangnya, Kalau main masak-masakan pake nesting selalu deh gagal mulu. Nasi aja setengah mateng, Padahal takeran airnya udah pas loh. Berkali-kali ditambah air pun tetep aja pera. Gak pernah deh maksimal kalau buat nasi pake nesting. Semakin lama semakin gelap...Makananpun telah tersedia. Nugget, Sossis goreng, Indomie dan Kentang Goreng siap disajikan dimalam hari yang sangat dingin. setelah santap malam, Kami langsung masuk ke tenda masing-masing. Karena gak kuat dengan udara malam itu. Mereka semua udah pada tidur. Tinggal saya yang masih saja belum tertidur karena dinginnya yang naudzubillah. Makanya cuma bisa main handphone aja.

Malam itu udara sangat dingin sekali. Saya saja sudah memakai 4 kaos, 1 sweater dan 1 jaket saja masih gak mempan sama dinginnya Puncak Prau. celana panjang aja sampe berlapis 3. Kaos kaki aja berlapis 2 dan pungung sudah ditempel salonpas. telapak tangan dan telapak kaki pun juga dibaluti salonpas tetep aja masih dingin. Pokonya yaaaa...gak nahan banget sama dinginnya Prau malam itu.

MINGGU, 02 Agustus 2015

Pukul 00.10 AM HAPPY BIRTHDAAAAAAAYYYYYYY CICIIIIIIIIII......Surprise yang GATOOOTTTT!!!! Segitu gw udah nyanyi "Happy Birthday to you" Sampai orang sebelah tenda pun juga ikutan nyanyi. Si cici malah gak mau bangun dan tetep ngulet didalam sleeping bag yang hangat. Aaaahhhhh sediiiihhhhh....Gagal banget surprisenya. Terus lagi mau terbangin lampion malam itu malah gagal juga karena berangin. Yah sudahlaaahhhh....Keberuntungan tidak berpihak sama saya malam itu. Pokonya yaaaa...GARING MAMPUS. Udahlah saya kecewaaaaaa *drama dikit*

Pukul 05.02 AM saya sudah beranjak dari dalam tenda dan keluar untuk masak nasi lagi. Hahahaa...demen banget ya gw masak nasi mulu. maklum sih, Masak nasi dai nesting itu LAMA!!!! Jadi mendingan dimasak paling awal deh biar anak-anak pada bisa makan. oke kali ini...porsi airnya saya tambahkam lebih banyak lagi. You know what? sejam aja dulu bikin nasi didalam nesting. Lama bangeeetttt yaaaaa....Untungnya ada energen dan pop mie. jadi kalau dari mereka ada yang laparkan bisa seduh itu dulu. 

Nah saat penantian Si Cantik Sunrise Gunung Prau. Saya sudah berkali-kali menempeli hidung dengan salonpas agar tidak terus-terusan meler. Tapi tetep aja meler, badan shaking seada-adanya, Tangan baal juga, bibir berasa jeding karena gak bisa digerakin gegara kaku danditambah lagi jalan oleng karena kedinginan. Hahahhaaa...Demi sunrise gw relaaaaaa kedinginan. Emang yaaaaa Sunrise tuh inceran utama gw!! Tapi puas juga sih dengan pemandangan di pagi hari yang sunggu sangat cantik sekali 

Tepat Pukul 05.20 AM

Semakin cerah

Muncullah si Cantik Sunrise Prau

Tidak ada kata menyesal kalau pemandangan indah seperti ini

abaikan saja orang yang ada di belakang saya :p


Kita tak pantas sombong, Lihatlah ciptaan Tuhan yang seindah ini

Selalu ucapkan syukur Alhamdulillah jika kamu melihat pemandangan seperti ini

Gradasi warna yang cantik sekali

Terima kasih atas ciptaan mu ya Allah

Luar biasa antusias mereka untuk menyaksikan keindahan alam

Jangan pernah pake sweater warna terang. Karena pasti bakalan jadi kotor dan dekil

Panasnya pagi hari emang terik, Tapi udaranya sangatlah sejuk

Ditempat seindah ini, Tidak ada salahnya selalu ada wajah kamu di balik keindahan alam

Warna-warni tenda ini sama seperti kehidupan kita yang penuh dengan warna #tsaahhh

OOhhh Sindoro....OOohhhh Sumbing....Kalian kok cantik sekali

Tenda berserakan dimana-mana

Tidak ada kata bosan,Mengabadikan moment seperti ini

Merekalah yang sangat antusias menyaksikan langsung ciptaan Tuhan YME 

Setelah sibuk dengan kegiatan masing-masing. Waktunya makan dengan sajian yang seadanya seperti telur orak arik, sosis goreng dan kentang goreng. Sayangnya Sayur sop tidak jadi kami buat karena kebutuhan air kami telah menipis. Walhasil hanya makanan itu saja yang tersaji di depan mata. Semuanya makan dengan lahap, bagaimanapun juga kita butuh energi agar saat turun gunung tetap semangat dan tidak lemes.

Ucup dan Dino sedang mempacking semua barang

Pukul 09.00 AM semua barang sudah ready di re-packing ke dalam carier. Kami siap menempuh perjalanan melalu jalur Dieng. Mba wina sih prefer lewat jalur Patak Banteng. Tapi kami semua lebih memilih jalur Dieng. Karena jujur, Saya dan Cici gak sanggup untuk melewati medan yang sangat terjal dan berpasir itu. memang sih bisa lebih cepat turunnya. Tapi kami lebih memilih keselamatan. Bagaimanapun juga, tujuan perjalanan kami yaitu Back for Good. Jadi lebih baik cari aman daripada ada apa-apa dijalan. Maklum kita berdua pemula kalau urusan mountaineering seperti ini. Walopun sebelumnya saya pernah mendaki Gunung Papandayan. Tapi kan Papandayan juga masih dibawah 3000mdpl. Makanya saya nyatakan kalau fisik saya itu masih lemah. Hehehee...


Carier 35L masih bisa gw bawa selama 4 jam perjalanan. Selebihnyaaa teettt tooottt

Seriously, I'm falling in love with you Prau <3

Spend your time with your bestfriend

Melalui jalur Dieng memakan waktu 4 jam. Sedangkan kalau lewat Patak Banteng mungkin 2 jam saja sudah sampai bawah. Tapi tidak masalah untuk melewati Jalur Dieng. Karena Jalur Dieng sangatlah landai dan tidak terlalu berpasir. Sempat berkali-kali kami istirahat dibawah pohon cemara yang rindang. Saat duduk mengatur nafas yang tersenggal-senggal, sempat hampir saya ketiduran karena saking ademnya hawa disana. Mager pun sudah mulai merasuki saya agar tidak segera mungkin beranjak dari tempat itu, Tapi apa daya panggilan dari teman-teman diharuskan saya bangun dan melanjutkan perjalanan kembali. Badan sudah lemas karena lapar. Sempat lagi jalan lurus biasa pun saya terjatuh bukan karena kepeleset ato tersandung. Mungkin karena badan saya sudah sangat terlalu lelah untuk melanjutkan perjalanan. Untungnya medan disana bukan bebatuan melainkan pasir yang berdebu. Sehingga saat terjatuh tidak terasa sakit sama sekali. 

Ditempat kece harus ada orang kece nya juga. WAJIB!!!

Mba Wina ini emang cewe paling gokil!!!
Baru juga turun dari Rinjani, udah mau ikut gw aja ke Prau

He is my young brother who interest travelling with his old sister. Hihihiii :p

Ditengah hamparan Bunga Daisy

Pemandangan yang kami nikmati selama diperjalanan

Kabut masih terlihat saja

Ini bukan tanjakan penyesalan dude :p

Pake kaos putih? Siapa Takut!!!

Boleh gak gw bilang " We are strong woman :p "

Mereka berusaha untuk levitasi tapi GATOT. Buahahhahaa...

Tak perlu merasa capek melihat keatas. Hadapi saja

Haii my lovely young brother...Akhirnya yah kita bisa jalan bareng

Keindahan nyata ada didepan mata kita

Dibawah pohon rindang inilah kami beristirahat sejenak

Tak ada kata bosan untuk mengabadikan moment seperti ini

Ada penanjak lain bilang kalau dulu pernah longsor

Merekalah newbie yang luar biasa. karena sanggup bawa carrier 80L

Samping kami yang tertutupkan tembok adalah kuburan

Walaupun kami sangat capek, Tapi wefie terus beraksi. Thank you Photo Beauty
*Akibat kamera biasa gak ada timer, Jadi pake Photo Beauty*

Wohooooo...Sampe juga diakhir Jalur Dieng

Dyno yang selalu ada dibelakang kami para wanita tangguh #hihii

Sebentar lagi kami sampai di Dieng

Dieeeeeenggggggg...Akhirnya Sampe!!!!
Mie Ongklok adalah makanan khas Dieng, Wonosobo

Pukul 13.05 PM kami telah tiba di Dieng dan pastinya mencari makanan karena sudah kelaparan. Tapi saat kami memesan makanan. Adik saya ucup sibuk mencari angkutang menuju Terminal Wonosobo agar kami bisa pulang. Entahlah ni anak kemana, dari tadi ngilang mulu. mau dipesenin makanan juga gak tau dia mau apa. Jadi terserah ucup aja deh ya mau makan atau gak. Awalnya kita mau bareng sama rombongan pendaki yang sama berasal dari Tangerang juga. Tapi karena kita masih ada yang sibuk makan dan carioleh-oleh. Walhasil mereka gak mau nungguin kita dan malah langsung cabut dengan rombongan lain.Its oke...Masih banyak kok angkutan yang nganggur. Akhirnya ucup ngobrol dengan pria berambut gondrong dan meminta bantuan untuk dicarikan mobil Elf yang dapat mengangkut kami menuju Terminal. Gak lama kemudian dapet juga Elf yang kami cari dengan biaya Rp. 25.000/orang. 

Tepat pukul 14.15 PM kami meninggalkan Dieng

Lets go homeeeee

Pukul 15.30 PM Sampai juga di Terminal Wonosobo dengan kondisi banyak para pendaki yang juga ingin pulang ke tempatnya masing-masing. Nah disini kami masih harus tetap mencari bis apa yang akan digunakan. Karena dari semua ruko yang buka hanya beberapa saja. Jadi dengan sangat terpaksa kami pun tidak dapat mencari-cari bis mana yang akan kami tumpangi selama perjalanan. Karena di Temrinal Wonosobo ini tidak ada bis yang di depan kacanya bertuliskan tempat yang akan dituju. Jadi semuanya bertuliskan Bis Pariwisata. Makanya pas adik saya bilang tujuan kami Slipi dan Kalideres, sang calo pun mengiyakan dengan mencari pendaki lainnya untuk ikut bergabung. Tadinya kami mau pilih Kampung Rambutan. Tapi calo itu tidak menyediakan bis untuk kearah Kp. Rambutan. Jadi kami menggunakan Bis Republik Indonesia Transportation dengan biaya Rp. 130.000/orang.

Karena keberangkatan kami masih lama yaitu pukul 18.00 PM jadi kami bersih-bersih diterminal. Maklum kami kan belum mandi dari hari Jumat sampe Minggu. Hahhahaa...Lama juga yaaaa belum mandinya. Setelah semuanya rapi, bersih dan wangi kita foto-foto dulu.Nah lucunya pas kita foto-foto, Ketemu lagi lah dengan para pendaki yang pernah kita mintain tolong buat fotoin kita semua. Eeeehhh ujung-ujungnya kita semua foto bareng. Serruuuuuuu!!!

kamilah ber 9 yang minta tolong fotoin dengan orang yang sama saat pendakian

Nah kaaannn jadi banyak pendakinya. Terima kasih kalian yang udah mau direpotin 
Liat deh muka yang didepan. Cucooookkk ya boookkk. Hahhaa..

Mereka gak mau kalah narsis dari cewe-cewe

Pukul 18.00 PM Saatnya kembali ke Jakarta. Perjalanan alhamdulillah lancar setelah 5 jam perjalan, Kami melipir sebentar di tempat makan yang bertempatkan di Prupuk, Tegal. Cuaca pun masih belum berubah, dinginnya masih tetap sama. Angin dingin yang menemani malam itu pun tak membuat saya menjadi malas makan. Malah sebaliknya, bawaanya malah makan mulu. Tapi tetap saja saya harus bisa tahan. Bukannya apa-apa, perjalanan kami masih sangat jauh sekali. Saya termasuk orang beruntung yang selalu bisa tidur dimana saja dan kapan saja. Sehingga saat supir membawa bis dengan kecepatan maksimal sehingga membuat bis berasa melayang. Saya sama sekali tidak merasakan apa-apa karena saking kecapeannya. Mba Wina dan frelly lah yang mukanya tegang selama diperjalanan. Tapi lama kelamaan mereka pun kecapean dan tertidur juga.

Minjem jaket cici karena kedinginan
* Kita pilih tempat makanan yang sepi. At least harus nyebrang dulu. Truk dan bis yang lewat*

Pukul 09.40 AM Kami sudah sampai di Jakarta. Cici dan Mba winda turun di Semanggi, Nah kalau cici lanjut pulang kerumah. Sedangkan mba winda langsung ke kantor di SCBD. Sedangkan kami ber 7 akan turun di Kalideres. Tapi supirnya malah gak berenti di Kalideres melainkan akan turunkan kami di Bitung. Parah banget sih niiii...Selalu begitu kalau naik bis pariwisata. Walhasil kita adu argumen dengan supir bisnya karena gak sesuai permintaan awal. Jadi kami minta turun di Kawasan Kebon Nanas. Nah disinilah kami berpisah. Saya, Ucup, Dyno dan Adam satu tujuan yaitu ke komplek setneg. Sedangan Aji, Akbar dan Arfan turun di Iptek. Selesai sudah perjalanan panjang kami. Naik bis dari Wonosobo ke Ciledug memakan waktu hingga 17 jam. Perfectos!!!!

 Selamat Pagi Jakarta

Lihat orang dibelakang kami. Tepaaarrrr!!!

Sebelum berpisah, ada baiknya foto dulu ya


Budget Pengeluaran selama perjalanan :
1. Tiket kereta St. Pasar Senen - St Purwokerto Rp. 78.000
2. Sewa angkot St Purwokerto - Patak Banteng Rp. 65.000
3. Patungan Logistik Rp. 50.000
4. Biaya Simaksi Rp. 10.000
5. Bayar Elf Dieng - Terminal Wonosobo Rp. 25.000
6. Bis Wonosobo - Jakarta Rp. 130.000
7. Mie Ongklok Rp. 24.000
8. Carica Rp. 3.000
9. Sarapan pagi Rp. 8.000
10. Makan malam Soto ayam di Prupuk Tegal Rp. 25.000 
11. Taksi Kebon Nanas - Ciledug Rp. 65.000

Itinerary Gunung Prau :

Jumat, 31 July 2015 
17.40 - 19.20 SCBD menuju Stasiun Pasar Senen
19.20 - 21.10 Menunggu kedatangan kereta
21.10 - 07. 30 Perjalanan dari St Pasar Senen menuju St Purwokerto

Sabtu, 1 Agustus 2015
07.30 - 08.05 Mencari angkutan menuju Patak Banteng
08.05 - 09.00 Sarapan Pagi
09.00 - 13.20 Perjalanan menuju Patak Banteng
13.20 - 14.15 Re-Packing
14.15 - 14.30 Registrasi Gunung Prau
14.30 - 17.30 Pendakian Gunung Prau
17.30 - 18.00 Sunset yang terlambat
18.00 - 19.00 Masak dan pasang tenda
19.00 - 20.00 makan malam
20.00 - 23.59 Tidur yang gak nyenyak
00.00 Surprisenya GAGALTotal

Minggu, 2 Agustus 2015
05.05 - 06.00 Menikmati sunrise
06.00 - 07.00 Masak
07.00 - 08.00 Sarapan Pagi
08.00 - 09.00 Packing
09.00 - 13.00 Turun ke Dieng
13.00 - 14.15 Makan Siang
14.15 - 15.30 Menuju Terminal Wonosobo
15.30 - 18.00 Bersih-bersih, Sambilnunggu bis jalan
18.00 - 23.00 Perjalanan dimulai menuju Jakarta
23.00 - 23.30 Melipir sebentar untuk makan malam
23.30 - 10.05 Sampai di Kebon Nanas
10.05 - 11.00 Sampai juga di Ciledug

RELATED ARTICLE :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Yuk ah komen daripada cuma sebarin Spam

Copyright 2012 Dian Juarsa. Diberdayakan oleh Blogger.