Senin, 13 April 2020

Berapa biaya test darah dan urine saat kehamilan trimester kedua?


Bagi ibu hamil yang sudah menginjak trimester kedua pasti ada test urin dan darah yang dimana pengambilan darah sedikit lebih banyak karena ada beberapa  rangkaian test yang harus dilakukan dalam test darah untuk ibu hamil.

Sebenarnya ada pula beberapa dokter yang melakukan test darah secara rutin. Akan tetapi, dokter saya lebih menyarankan melakukan test urin dan darah pada trimester kedua. Kenapa?

Karena di trimester kedua ini jauh lebih nyaman bagi ibu hamil dalam melakukan rangkaian test. Kebayang gak sih jika test urin dan darah dilakukan pada trimester pertama yang dimana kondisi saya saat itu sangat  buruk sekali.

Maka dari itu, dokter saya pun merujuk untuk melakukan test urin dan darah saat usia kandungan saya memasuki 25 weeks. 

Seharusnya sih dilakukan saat 21 weeks, Berhubung kondisi sekarang yang sedang memburuk akibat covid 19. Jadilah saya harus menunda terlebih dahulu untuk periksa ke laboratorium.


Sabtu, 11 April 2020 pukul 08.00 AM Test laboratorium yang saya lakukan di Lab Parahita merogoh kocek sebesar Rp. 3.185.000. Dengan rangkaian test pemeriksaan seperti :

  • Hematologi Lengkap Rp. 133.000
  • Golongan Darah (ABO + Rh) Rp. 99.000
  • Ferritin Rp. 340.000
  • SGOT (AST) Rp. 70.000
  • SGPT (ALT) Rp. 70.000
  • Glukosa Sewaktu Rp. 53.000
  • Ureum Rp. 70.000
  • Asam Urat Rp. 70.000
  • Kreatinin Rp. 70.000
  • HBsAg (Kualitatif) Rp. 210.000
  • Anti HBs Rp. 225.000
  • Anti HCV Rp. 535.000
  • IgM Anti HSV 2 Rp. 395.000
  • VDRL (Semi Kuantitatif) Rp. 210.000
  • HIV Ag/Ab Rp. 535.000
  • Urine Lengkap Rp. 100.000


Biasanya dokter akan memberikan surat rujukan untuk ibu hamil dan kita bisa melakukan test dimana saja, tidak perlu di laboratorium yang ada di rumah sakit. 

Apalagi kondisi saat ini rumah sakit sedang banyak melakukan test covid 19, Jadi saya lebih baik menghindar untuk melakukan pemeriksaan di rumah sakit. 

Sesampainya di Lab Parahita, Petugas yang lengkap dengan hazmat berwarna orange dan biru dengan masker, sarung tangan dan face shield terlebih dahulu memberikan saya form untuk mengisi data riwayat kesehatan saya terakhir.

Beruntungnya kondisi saya sangat fit dan suhu tubuh 35 derajat celcius sedangkan suami tidak perlu mengisi form riwayat kesehatan karena memang tidak ikut melakukan test urin dan darah.

Setelah itu, saya ambil antrian dan menunggu antrian di tiap bangku yang telah tersedia. Ada beberapa bangku yang ditandai silang merah agar tetap adanya physical distancing dengan pengunjung lainnya.


Setelah dipanggil untuk melakukan pembayaran, barulah pengambilan darah dilakukan dengan waktu tak sampai 10 menit, lalu saya diberikan botol kecil untuk diisi urine.

Hasil test lab akan keluar 4 hari kemudian pada tanggal 15 April 2020 tepat pukul 16.00 PM saya harus kembali menuju Lab Parahita untuk mengambil hasilnya.

Apa saja sih rangkaian test urin dan darah saat trimester kedua? Dan apa saja manfaatnya bagi ibu hamil. Berikut penjelasannya di tiap test yang telah dilakukan saat di lab Parahita :

1. HEMATOLOGI LENGKAP

Hematologi lengkap mencakup HB, HT, E. Leukocyte, Platelet, MCV, MCH dan MCHC. Test ini diperlukan untuk mengetahui apakah kadar hemoglobin dalam sel darah merah ibu hamil normal atau terlalu sedikit yang sering disebut dengan anemia.

Tak hanya darah merah melainkan untuk menghitung jumlah sel darah putih. Jika ibu hamil mengalami peningkatan jumlah sel darah putih, itu artinya ibu hamil mengalami infeksi. (Sumber : alodokter.com)

2. GOLONGAN DARAH (ABO + Rh)

Test golongan darah dilakukan untuk mengetahui golongan darah (A, B, AB dan O)  dan Rhesus darah pada ibu hamil (Negatif atau Positif). Jika rhesusnya berbeda dengan janin, Maka ibu hamil akan diberikan suntikan imunoglobulin untuk mencegah pembentukan antibodi yang dapat menyerang darah janin.

3. FERRITIN

Test Ferritin berfungsi untuk melihat cadangan zat besi yang tersimpan didalam tubuh dan untuk mengetahui jenis anemia yang dialami oleh ibu hamil. Jika Ferritin pada ibu hamil tinggi menandakan adanya gangguan penyimpanan zat besi yang disebut hemokromatis. 

Sedangkan jika Ferritin pada ibu hamil rendah dapat menyebabkan anemia yang dapat memberikan efek kepada janin. Sehingga ibu hamil dapat meningkatkan resiko gangguan perkembangan janin, terjadinya persalinan prematur dan berat badan lahir rendah pada bayi.

4. SGOT (AST) & SGPT (ALT)

SGOT (Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase) yaitu enzim yang ditemukan pada hati (Liver), Jantung, Otot, Ginjal hingga Otak. Sedangkan SGPT (Serum Glutamic Pyruvic Transaminase) yaitu enzim yang banyak ditemukan didalam hati.

Pemeriksaan ini berfungsi untuk mengetahui apakah ibu hamil mengalami gangguan fungsi hati atau tidak. Maka dari itu test ini dibutuhkan agar mengetahui kadar enzim yang berada didalam tubuh meningkat atau tidaknya. Penyebab dari meningkatnya nilai SGOT dan SGPT bisa dikarenakan sedang mengalami hepatitis B atau C, Kelebihan zat besi dalam tubuh dan sirosis.

5. GLUKOSA SEWAKTU

Test ini dilakukan untuk mengetahui kadar gula darah ibu hamil. Biasanya dilakukan pasti pada saat kehamilan trimester kedua atau ibu hamil memiliki berat badan yang berlebih. Apabila hasilnya positif dapat mempengaruhi kesehatan ibu hamil dan janin. Namun biasanya akan hilang setelah melahirkan. Saran dari dokter kandungan saya, tidak diperlukan untuk puasa terlebih dahulu.

6. UREUM

Ureum adalah zat sisa dari pemecahan protein dan asam amino didalam hati. Kadar Ureum dapat diukur melalui Test Blood Urea Nitrogen (BUN). Fungsi dari pemeriksaan ini adalah untuk mengevaluasi fungsi ginjal, mendiagnosis penyakit atau gangguan ginjal dan mengevaluasi status kesehatan ibu hamil secara umum.

7. ASAM URAT

Test asam urat dilakukan untuk mendeteksi kadar asam urat pada ibu hamil tinggi atau tidak. Jika kadar asam urat pada ibu hamil tinggi akan mengakibatkan resiko preeklampsia dan diabetes gestasional.

8. KREATININ

Test kreatinin berfungsi untuk mengevaluasi fungsi ginjal. Kadarnya di dalam darah dapat membantu dokter dalam mengetahui kinerja ginjal.

9. HBsAg (KUALITATIF)

Test HBsAg (Hepatitis B Surface Antigen) dilakukan untuk mendeteksi penyakit Hepatitis B. Jika hasil tesnya menunjukkan hasil yang positif, menandakan bahwa adanya virus hepatitis B di dalam tubuh.

10. ANTI HBs

Anti HBs (Hepatitis B antibody) dapat mendeteksi sistem kekebalan tubuh terhadap virus Hepatitis B. Ketika hasil anti HBs positif, Maka ibu hamil telah terlindungi dari virus Hepatitis B. Ini menunjukkan bahwa ibu hamil kebal terhadap virus Hepatitis B dan tidak dapat menularkan pada bayi anda.

11. ANTI HCV

Anti HCV (Antigen Hepatitis C) untuk mendeteksi adanya virus Hepatitis C. Pemeriksaan marker infeksi VDRL dan TPHA untuk mendeteksi adanya sifilis. Jika terinfeksi dapat menyebabkan cacat pada janin.

12. IgM ANTI HSV 2

IgM dan Anti HSV II (Virus Herpes Simpleks Tipe II) untuk mendeteksi secara dini terhadap kemungkinan terjadinya infeksi oleh HSV II dan mencegah bahaya lebih lanjut pada bayi bila infeksi terjadi pada saat kehamilan. Infeksi ini dapat menyerang alat kelamin dan mengakibatkan bayi yang dilahirkan dari ibu yang terinfeksi penyakit ini dapat menderita kelainan pada kulit yaitu kulit melepuh.

13. VDRL (SEMI KUANTITATIF)

VDRL (Veneral Disease Research Laboratory) adalah skrining untuk mendeteksi penyakit sifilis. Penyakit ini dapat ditularkan kepada janin yang dikandung sehingga dapat menyebabkan si kecil mengalami gejala pembesaran hati dan limpa, penyakit kuning, anemia, pembesaran kelenjar getah bening dan gangguan sistem saraf.


14. HIV Ag/Ab

HIV (Human Immunodeficiency Virus) yang dapat menyebabkan AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome). Bila hasil menunjukkan hasil positif  dan tidak diatasi sejak dini akan berpotensi menularkan pada janin. Untuk mengurangi resiko penularan, ibu hamil harus segera diterapi dengan anti virus dan ketika persalinan dilakukan secara bedah sesar agar mencegah bayi tertular virus HIV tersebut.

15. URINE LENGKAP

Test urin dapat mendeteksi penyakit infeksi saluran kemih dan kelainan lain di saluran kemih. Resiko terkena penyakit ini biasanya di usia kandungan minggu ke-6 sampai minggu ke-24 dikarenakan rahim terletak di atas kandung kemih yang mulai membesar sehingga menekan kandung kemih dan menghambat aliran air seni sehingga menyebabkan infeksi saluran kemih. Apabila tidak diobati akan menyebabkan kontraksi dan kelahiran prematur.


Sekian sudah test darah dan urin pada kehamilan trimester kedua. Semoga buat ibu hamil diluar sana mengetahui berapakah biaya yang harus dikeluarkan untuk test tersebut. Setiap test ibu hamil yang dilakukan tidak semuanya sama yah. Ada beberapa pula yang berbeda saat memberikan surat rujukan pemeriksaan laboratorium.

Terima kasih sudah membaca artikel ini. Semoga artikel ini bermanfaat buat kalian yah.


Cheers,
13 April 2020

3 komentar:

  1. Tiap klinik dan daerah beda2 ya.. Tahun lalu, kami di Padang biayanya nggak sampai 2 juta.

    Hamil di situasi kaya sekarang bikin khawatir juga ya sampai harus ditunda-tunda ke lab,, semoga saja lancar terus kehamilannya..

    -Traveler Paruh Waktu

    BalasHapus
    Balasan
    1. iyaa kak tiap daerah memang beda harga. Di Jakarta aja tiap lab juga beda harga. Aku pilih parahita karena lumayan lebih murah biayanya

      Amiinnn amiinnn kak makasi ya kak

      Hapus
  2. Di Jakarta yang masih terjangkau selain Lab Parahita dimana ya kak? apa ada info?

    BalasHapus

Yuk ah komen daripada cuma sebarin Spam

Copyright 2012 Dian Juarsa. Diberdayakan oleh Blogger.