Minggu, 03 September 2017

Jangan remehkan Profesi Model


Pernah terlintas dalam pikiran saya bahwa jadi foto model itu asik banget karena hanya modal tampang dan tinggi badan yang mumpuni tanpa harus memikirkan deadline yang ada di depan mata. Sering tersenyum di depan kamera atau mungkin dengan gaya muka yang begitu tajam saat menatap kamera. Semua itu memang terlihat sangat mudah menurut saya. Weiiitsss jangan salah, ternyata apa yang ada di pikiran saya itu tidak benar.

Setiap profesi yang kita jalani baik itu terlihat seperti mudah dijalani semua itu butuh skill yang kita punya. Memang kamu pikir senyum di depan kamera bakalan kelar pemotretannya? tentu tidaaakkkk!!! Semua itu yang bisa memutuskan hanyalah sang photographer. Dialah yang memegang kendali apakah foto yang diambil sudah cukup baik atau belum. Kalau masih belum oke juga, jangan harap kamu bisa berhenti begitu saja. Akan terus melakukan pemotretan sampai akhirnya mendapatkan hasil yang sangat memuaskan.

Setiap pengarahan yang diberikan photographer harus didengar baik-baik apa yang mereka inginkan saat pemotretan berlangsung. Tidak hanya tersenyum saja, kita harus memiliki 1000 mimik dalam sekali pemotretan. Dari yang harus tersenyum, muka serius, tampang bahagia, tertawa dan banyak lagi sesuai kebutuhan.



Sebenarnya ini bukan kali pertama saya melakukan pemotretan tapi bedanya adalah pemotretan sekarang ini dilakukan secara profesional. kalau dulu kan seringkali cuma buat iseng aja, bantu temen untuk bikin portofolio. Nah kalau sekarang untuk website nya Laxing.


  • KESABARAN

Pemotretan berlangsung di Taman Langsat, saya harus tepat waktu datang kesana pada pukul 07.00 AM tapi sayang pemotretannya malah berlangsung pada pukul 09.00 AM, Ngaret 2 jam dari waktu yang telah ditentukan. 

Naahhh ini adalah salah satu resiko menjadi foto model yaitu tempat pemotretan yang berpindah-pindah dan juga waktu yang tidak menentu. Dibutuhkan kesabaran yang ekstra untuk mengahadapi permasalahan seperti ini. Sama halnya seperti teman saya yang juga sudah senior didunia permodelan. 


Seringkali saya mendengar curhatan dia perihal waktu yang sering ngaret dan juga tempat yang bisa berpindah dalam waktu yang sama. Memang sangat melelahkan tapi kalau sudah hobi, apapun yang dilakukan akan terasa amat menyenangkan. Apalagi pendapatannya yang terbilang sangat lumayan sekali.



Pikir saya pemotretan akan berlangsung cepat karena saya pikir saya sudah sering melakukan pemotretan jadi gak akan butuh waktu lama lah untuk sekali foto. Ternyataaaaa...Lagi Lagi salaaahhh sodara-sodara. Foto itu bukan masalah udah sering melakukan pemotretan tapi yang benar adalah dibutuhkan penjiwaan dalam melakukan suatu profesi yang kita lakoni. Kita harus pintar melakoni pemotretan seakan-akan kita memang sedang melakukan hal itu.

  • Keseriusan

Behind the scene yang sering saya lihat di youtube saat pemotretan pasti tertawa senang atau bahagia sekali melakukan hal itu di depan kamera. Tapi siapa sangka dibutuhkan keseriusan dalam melakukan pemotretan. Seperti halnya saya disuruh berlari yang memang tidak jauh hanya semeter saja saya berlari tapi siapa sangka saya harus melakukanya berkali-kali. Omaygaaaatttt...Saat saya melakukan pemotretan dengan adegan berlari itu tepat pukul 11.00 AM yang dimana matahari lagi anteng-antengnya diatas kepala. Rasanya dehidrasi banget karena gak cuma sekali atau tiga kali tapi berkali-kali padahal yaaa foto yang dibutuhkan cuma sebiji. 

Yasalaaammm memang deh jangan pernah meremehkan profesi model karena mereka harus siap mengulang adegan yang sama sampai mendapatkan hasil yang memuaskan. Untungnya saat pemotretan, photographernya baik. Coba deh kalau dapetnya photographer yang galak. kebayang gak sih bakalan diomelin mulu kalau sampai gak dapat hasil yang memuaskan. Etapi...Selama ini sih saya belum pernah ya ketemu sama photographer galak. hehhee..


Kerja tim itu dibutuhkan jiwa yang kooperatif satu sama lain. Apapun jabatannya kita harus bisa bekerja sama satu sama lain agar menghasilkan suatu team yang solid. 

  • Kooperatif

Nah ini memang harus dimiliki oleh siapa saja karena kalau yang namanya bekerja tidak ada istilah AKU tapi yang benar adalah KAMI. Dengan mengucapkan satu kata yang salah seperti : 

"Aku yang ngerjain ini semua
"Aku yang melakukan ini makanya bisa berhasil
"Aku yang bela-belain bergadang untuk melakukan pekerjaan ini"

Perkataan seperti itu akan membuat hati yang bekerja sama denganmu akan tersinggung. Ada baiknya ubah perkataanmu dengan KAMI. Maka akan terciptanya jiwa kooperatif dalam satu team. 

Sama halnya seperti seorang model yang mengikuti arahan photographer dalam pemotretan. Disana pun sudah tercipta jiwa yang kooperatif antara satu sama lain. kebayang gak sih kalau modelnya susah diatur dalam melakukan pemotretan, bisa-bisa gak akan kelar deh tuh pemotretannya.


Setiap profesi yang dilakukan memang ada resikonya tersendiri. Apapun resikonya ya harus siap dihadapi. Dulu sewaktu saya pernah bekerja di salah satu mall terbesar di Jakarta, pekerjaan saya itu dibutuhkan daya ingat yang luar biasa. Setiap seminggu sekali selalu ada test dimana saya harus mengingat dimana letak tempat-tempat yang sering dicari customer. Selain mengingat, saya juga pasrah dengan seragam yang telah tersedia. Walaupun saya tidak suka dengan seragamnya, mau tidak mau saya harus tetap mengenakannya hingga selesai jam kerja saya.

  • Profesional

Sama halnya saat pemotretan, apapun pakaian yang telah tersedia harus tetap kita kenakan selama pemotretan berlangsung. Karena biar bagaimanapun pakaian yang kita kenakan bukanlah pakaian yang hanya kita saja yang suka tapi kembali lagi dengan sesuai kebutuhan yang diinginkan oleh client. Memang diharuskan profesional dalam melakukan suatu profesi apapun itu, selagi pakaian yang dikenakan memang sesuai prosedur yang telah berlaku.

Dalam melakukan pekerjaan memang harus profesional karena tidak hanya masalah pakaian saja tapi juga kinerja kita. Jangan hanya mementingkan kebutuhan pribadi melainkan harus mementingkan kebutuhan bersama.





Profesi model memang tidak bisa dikatakan mudah karena dibutuhkannya penjiwaan mimik saat pemotretan berlangsung. Apalagi model itu harus siap wajahnya di make up tebal. Kebayangkan kalau punya kulit yang sangat sensitif apa jadinya setiap melakukan pemotretan harus bergonta-ganti produk kosmetik yang akan diaplikasikan ke wajah kita. Lagi lagi harus perawatan kulit yang menjadi solusi agar kulit wajah tidak iritasi. Tidak hanya itu, model juga harus siap mengenakan pakaian dari designer mana pun. Gimana? masih juga meremehkan profesi model? Apapun pekerjaannya pasti ada resiko yang dihadapi dan juga tanggung jawab yang dipikul. Semua itu tergantung dari cara kita menyikapinya.


Lokasi : Taman Langsat, 15 Agustus 2017

MUA   : @hadi_gani

Cheers,
Dian Juarsa

2 komentar:

Yuk ah komen daripada cuma sebarin Spam

Copyright 2012 Dian Juarsa. Diberdayakan oleh Blogger.