Rabu, 11 Oktober 2017

Tradisi Melukat di Pura Tirta Empul



Bali memang masih sangat kental adat istiadatnya bahkan setiap harinya selalu ada yang mengadakan upacara adat. Kebudayaannya yang khas membuat wisatawan rela jauh-jauh untuk berkunjung ke Bali. Bahkan banyak wisatawan yang mengikuti aktivitas Melukat di Pura Tirta Empul. 

Sudah dari tahun lalu saya ingin sekali mengunjungi Pura Tirta Empul tapi sayang, waktu yang tidak memungkinkan untuk saya dapat mengunjungi Pura tersebut. Hingga akhirnya saya memiliki kesempatan untuk mengunjungi Pura Tirta Empul. Sabtu 9 Sep 2017.

***

Pura Tirta Empul terletak di Desa Manukaya, Kecamatan Tampak Siring, Kabupaten Gianyar, Bali. Pura ini terletak kurang lebih 40 km ke arah timur laut dari Kota Denpasar. Sesampainya di Pura Tirta Empul sudah dipenuhi oleh wisatawan.

Banyak pula para wisatawan yang ikut turun untuk mensucikan diri di Pura Tirta Empul termasuk kami bertiga pun ikut menemani Rojack, salah satu teman kami yang memang akan sembahyang disana. 

Bagi para pengunjung akan dikenakan retribusi tiket masuk Rp. 15.000/orang. Setiap pengunjung akan diberikan Kamen atau sarung adat khas Bali (gratis) karena akan menuju tempat yang suci. Ingat, setelah kunjungan harus dikembalikan yah Kamen nya.

Bagi wanita yang sedang berhalangan dilarang memasuki Pura karena sedang dalam kondisi tidak bersih.

Kami bisa langsung masuk karena kami akan mengikuti aktivitas Melukat di Pura Tirta Empul.

Cara pakai kain untuk wanita
Cara pakai kain untuk pria
Melukat adalah ritual pembersihan diri menggunakan sumber air suci. Pengunjung pun bisa ikut serta dalam aktivitas Melukat di Pura Tirta Empul.

Sebelum memasuki Pura, bagi pengunjung yang akan mengikuti aktivitas Melukat diharuskan mengganti pakaian dengan sebuah kain yang telah disediakan dengan biaya Rp. 15.000/orang.

Kami akan diberikan satu helai kain satin berwarna hijau dan satu helai obi untuk pengikat di bagian pinggang yang berwarna merah. Kami diberikan 2 kunci loker karena ukuran loker terbilang besar. Cukup diisi dengan 3 tas dan sepatu atau sendal bawaan.

Sebelum kami memasuki loker, Bli yang menjaga didepan memberikan kami pengarahan cara memakai kain untuk wanita dan pria.

Cara menggunakan pakaian untuk Melukat :
Cara pakai kain untuk wanita yaitu arahkan kain dibagian belakang tubuh setelah itu tarik kain kebagian depan dengan cara lilitkan bagian ujung kanan dan ujung kiri ke leher setelah itu ikatkan pada bagian punduk leher setelah itu kain berwarna merah di ikat dibagian pinggang dengan simpul yang berada tepat disamping pinggang, bukan di ikat dibagian depan atau belakang ya ladies.

Cara pakai kain untuk pria yaitu arahkan kain dibagian belakang pinggang setelah itu tarik kain kebagian depan dengan cara ikatkan kain kebelakang lalu ikatan tersebut ditutupi dengan kain berwarna merah menyerupai obi dengan simpul yang juga sama di bagian samping pinggang.

Ritual doa sebelum memasuki Pura

Terdapat 14 pancuran di Tirta Pembersihan

Satu hal lagi, loker yang tersedia di Pura Tirta Empul campur jadi satu. Tidak ada tempat yang berbeda antara wanita dan pria. Banyak yang kesulitan saat berganti pakaian karena toilet yang tersedia hanya ada 4 ruangan saja sehingga banyak pengunjung yang berganti pakaian didepan loker masing-masing.

Bahkan ada pengunjung yang saling membantu untuk menutupi tubuh temannya dengan kain agar mereka bisa berganti pakaian atau kalau mau ganti ditoilet juga bisa tapi antriannya sangat panjang.

Setelah selesai memakai kain, kami siap memasuki Pura Tirta Empul dimana kami tidak bisa langsung masuk begitu saja karena ketentuan bagi umat Hindu yang akan sembahyang diharuskan berdoa terlebih dahulu sebelum memasuki Pura. Kami bertiga pun menunggu Rojack berdoa terlebih dahulu.

Pelataran Pura Tirta Empul memiliki bau yang khas dari dupa. Suasananya yang begitu ramai dengan pengunjung tak membuat risih umat Hindu yang akan beribadah disana.

Beberapa kali saya melihat wanita berjajar rapi dengan mengenakan kebaya berwarna pink muda yang dibaluti obi berwarna kuning dengan rambut yang dikepang disisi kiri, begitu manis senyumannya saat melewati kami yang tengah menunggu Rojack berdoa.

Akhirnya kami pun memasuki Pura Tirta Empul yang memiliki 3 kolam dengan fungsi dan arti yang berbeda. Kolam pertama yang kami masuki memiliki 14 pancuran yang bernama Tirta Pembersihan. Disana ada 2 pancuran yang harus dihindari yaitu Tirta Pengentas I dan Tirta Pengentas II dimana yang artinya adalah untuk mensucikan mereka yang telah tiada.  
Ada 6 pancuran di Tirta Upakara
Kolam kedua bernama Tirta Pelebur (Kutukan dan Sumpah). Setelah kami melewati 14 pancuran yang berada di Tirta Pembersihan, kami pun harus naik 2 tangga yang telah tersedia dan berpindah ke kolam sebelahnya.

Disana tersedia hanya 2 pancuran saja, saat saya melewati kedua pancuran tersebut ada yang mengisi air tersebut ke dalam botol. Air suci tersebut akan dipakai kembali untuk sembahyang. 

Kolam Terakhir terdapat di sisi barat yang bernama Tirta Upakara (Tirta Penyakit Berat) yang memiliki 6 pancuran. Tiap pancuran yang berbentuk menyerupai keong besar memiliki makna tersendiri yaitu Tirta Gering, Tirta Leteh, Tirta Penyakit Berat, Tirta Pengulapan, Tirta Pengenteg Beras dan Tirta Kesejahteraan Keluarga. 

Saya dan Jeje ikut serta Melukat di Pura Tirta Empul

Tata Cara Melukat :

  • Persiapkan pakaian untuk Melukat
  • Siapkan Canang atau sesajen untuk disimpan diatas pancuran
  • Setelah menyiapkan Canang, siapkan dupa yang telah dibakar dan didoakan
  • Mulai memasuki kolam, pada setiap pancuran melakukan ritual doa dengan kedua tangan bertemu dengan posisi sejajar dengan dahi 
  • Setelah berdoa, basuh bagian kepala dan basuh bagian muka sebanyak tiga kali,  berkumur sebanyak tiga kali lalu minum sekali

Gimana? Kamu tertarik gak mencoba ritual Melukat di Pura Tirta Empul. Ingat, jika kamu mencoba ritual Tirta Empul jangan sesekali menggangu umat Hindu saat melakukan ritual tersebut. Antri lah saat akan melewati beberapa pancuran yang berbentuk seperti keong besar.

Sumber air yang berasal dari tiap pancuran bisa diminum. Airnya pun sangat segar, dingin dan juga jernih. Sebenarnya di Pura Tirta Empul terdapat 33 pancuran namun kini menjadi 22 pancuran saja yang dapat digunakan. Ada beberapa pura yang tidak dapat kami masuki, didekat Pura Tirta Empul terdapat Istana Presiden yang begitu megah dan tidak dibuka untuk umum.


Kolam ikan yang terdapat diarah Pintu keluar

Pintu keluar Pura Tirta Empul berbeda dengan arah kami masuk. Kami harus bertolak ke arah Istana Presiden lalu belok kiri dimana ada sebuah pintu seperti akan memasuki Pura padahal bukan. Disana terdapat kolam besar yang berisikan ikan. 

Ada satu keanehan yang saya lihat di kolam itu. Kolam besar tersebut terbagi menjadi 2 bagian dengan pembatas yang lebih tinggi. Anehnya adalah di kolam yang lebih kecil semua ikan berkumpul memadati luasnya kolam. 

Padahal di kolam yang lebih besar terdapat 2 ikan yang dengan senangnya berlarian kesana kemari macam dua sejoli lagi kasmaran. Entah mengapa kolam besar itu hanya ada 2 ikan saja sedangkan di bagian kolam kecil, semua ikan berkumpul jadi satu. 

Tak hanya itu saja, banyak sekali penjual yang berjajar menyajikan aneka makanan, minuman dan juga oleh-oleh khas Bali. Bahkan ada juga yang berjual pakaian. Sehingga pengunjung tak perlu khawatir jika lupa bawa baju ganti. 

Sekian pengalaman saya mengunjungi Pura Tirta Empul. Saya merasa sangat berkesan sekali dapat merasakan Ritual Melukat di Pura Tirta Empul. 


Cheers,

Dian Juarsa
11 Oct 2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Yuk ah komen daripada cuma sebarin Spam

Copyright 2012 Dian Juarsa. Diberdayakan oleh Blogger.