Rabu, 03 Oktober 2018

Curug Putri Carita WAGELASEEEHHHH


Keindahan tebing yang mengapit aliran air dengan guratan-guratan yang terlihat seperti bikinan manusia. Padahal semua yang terlihat begitu alami membuat saya dan Esa penasaran ingin melihat secara langsung keindahan yang terdapat di Curug Putri Carita yang terletak di Sanghiangdengdek Pulosari, Sukarame, Carita, kabupaten Pandeglang, Banten.


PERJALANAN JAKARTA - BANTEN

Sabtu, 29 Sep 2018 Pagi cerah dengan langit yang begitu biru, mobil kami melaju menuju arah tol dengan bantuan GPS karena kami harus cari tau pintu tol ke arah manakah kami harus keluar untuk sampai di Banten. 

Kondisi jalan yang terbilang sepi karena jarang ada mobil yang melaju membuat kami begitu santai karena yang membuat kami waswas dalam perjalanan yaitu macet. Sempat dua kali kami berhenti untuk sekedar cari sarapan di jalan dan ngopi sejenak di rest area.

Perjalanan bermula pada pukul 07.00 AM mobil melaju dengan kecepatan sedang, waktu terus berputar dan tak terasa sudah 2 jam kami di jalan tol. Semakin dekat arah Banten, Truk dan beragam jenis kendaraan besar menguasai jalan tol. Memang area Banten banyak pabrik dimana-mana sehingga jalan tol dikuasai kendaraan yang beroda tinggi.

Langit berubah gelap bukan karena mendung akan hujan melainkan debu dan asap kendaraan jadi satu dengan udara yang tidak sehat. Sesekali mobil kami melewati kendaraan beroda tinggi, agak mengerikan tapi memang harus dilewati agar tidak stuck di belakangnya.

Hingga akhirnya kami melewati Gerbang Tol Cikupa dan masih melanjutkan perjalanan untuk keluar lewat Gerbang Tol Cilegon Timur.

Sesampainya di Gerbang Tol Cilegon Timur apakah saya akan bilang HEAVEN!!! Jawabannya BIG NOOOO!!!

Karena area gersang dengan tumbuhan yang tak lagi berwarna hijau menjadi pemandangan kami sepanjang perjalanan.

Pabrik menguasai area Banten, debu pun menghalangi pemandangan. Ada banyak transformer disana, mungkin julukan Planet Namec lebih tepatnya di Cilegon Timur deh ketimbang Bekasi. Karena memang kamu akan tau rasanya bersyukur bisa tinggal di Jakarta walaupun macet. Sudah 3 jam perjalanan kami melewati Tol, itu pun sudah dihitung dengan berhenti dua kali yah.

Ada sawah di area Pantai Carita

CURUG PUTRI CARITA MASIH JAUH!!!

Kontur jalan luas namun banyak ruas jalan yang rusak akibat sering dilewati kendaran besar dengan muatan yang melebihi kapasitas. Kanan kiri pemandangan berubah menjadi tebing yang akan dikeruk, entah mau dibuat menjadi pabrik atau apa.

Debu masih menguasai area jalan, banyak kendaraan motor yang melewati ruas jalan dengan helm yang seringkali digunakan untuk konstruksi gedung. Perumahan pun belum kami lihat hingga akhirnya setengah jam kemudian kami melihat kehidupan yang sesungguhnya.

Alhamdulillah pemandangan berubah menjadi pantai yang ditemani oleh gemuruh ombak dengan ketinggian ombak yang membuat kami sempat parno. Pohon kelapa pun nyiur melambai dengan angin semilir yang membuat udara begitu khas dengan aroma pantai. Banyak penginapan disisi kanan jalan dengan beragam promo dan diskon yang terpampang.

PERJALANAN EKSTRIM CURUG PUTRI CARITA

Sejam sudah perjalanan kami, akhirnya GPS pun mengarahkan kami untuk berbelok ke kiri. Tapi kami sempat terlewat sedikit dan akhirnya harus mutar balik. Nah saat akan putar balik ada warga yang mendatangi kami sembari bertanya "Curug Putri aa?"

Setelah mengobrol sebentar, Ternyata untuk menuju Curug Putri Carita harus menggunakan pemandu. Memasuki gang yang hanya muat untuk satu mobil dengan kontur jalan yang rusak dengan bebatuan besar. Kami harus melewati jalan tersebut untuk menuju Kampung Susukan. 

Mobil kami pun parkir di rumah warga dengan biaya parkir Rp. 20.000. Setelah turun dari mobil kami masih harus menggunakan ojeg untuk sampai di parkir motor. Memang jalanan di perkampungan hancur seadanya. Dua motor melaju dengan kecepatan sedang. Kedua tangan saya sibuk memegang kamera dan besi dibagian belakang jok.

Setelah melewati perkampungan akhirnya kami masih harus naik gunung pengajaran dengan ketinggian yang tidak diketahui oleh warga. 

Motor yang membawa saya untuk sampai di parkiran hanyalah motor beat, namun medan perjalanan yang dilewati bagaikan sedang nge-trail dengan kondisi tanah merah kering dan harus menanjak.

Entah berapa kali tanjakan curam yang harus dilewati oleh motor beat. Saya selalu bilang "Duh kang sayang motornya ini, tar cepet rusak" eeehh si akangnya mah malah jawab "Gak apa-apa teh, udah biasa motor ini mah"

Harap hati-hati saat musim hujan
Jalan Setapak yang hanya bisa dilalui motor

Andaikan kamu menggunakan motor biasa memang masih bisa dilalui tapi ada baiknya sewa ojeg saja dengan biaya Rp. 40.000 bolak balik. 

Jalan berliku dengan kelokan besar namun berkali-kali, lalu jalanan berbatu dengan kontur jalan sempit yang dapat dilalui dua motor dari arah berlawanan. Pemandangan dari perkebunan berubah menjadi dataran tinggi dengan jurang yang tertutupi pepohonan. Udara pun berubah menjadi segar dengan kicauan burung.

Akhirnya setelah hampir setengah jam di jalan, kami tiba di pintu masuk parkiran motor dengan biaya kebersihan satu motor Rp. 5.000 saja.

Parkir Motor 

CURUG PUTRI CARITA MASIH SETENGAH JAM LAGI

Kalian pikir apakah kami sudah sampai?

Jawabannya belum bung!!

Kami masih harus trekking untuk sampai di Curug Putri Carita. Kedua ojeg tersebut yang mengantarkan kami menjadi pemandu untuk sampai di Curug Putri Carita. Tas bawaan kami pun dibawakan oleh pemandu. Bahkan kondisi kaki saya yang belum sembuh total membuat perjalanan kami semakin melambat.

Dengan kondisi kaki masih sedikit pincang, Esa dan Pemandu kami sangat sabar menunggu saya berjalan sedikit demi sedikit. Ternyata kontur jalan yang sempit dipenuhi banyak bebatuan besar sehingga saat berjalan diharuskan berhati-hati saat menapaki bebatuan.

Banyak bebatuan yang goyang saat ditapaki dan harus perlahan dalam melangkahkan kaki agar tidak terjatuh saat berjalan. Pepohonan yang rindang membuat udara terasa begitu sejuk. Kawasan yang sebelumnya terasa begitu panas karena dekat dengan pantai, tapi saat memasuki kawasan Gunung Pengajaran udara terasa begitu berbeda.

Kicauan burung menemani perjalanan kami dan sesekali saya melihat cacing yang lewat di depan mata bahkan ular kecil berwarna coklat pun melintas didepan mata saya juga.

Pohon berakar kekar pun juga tepat berada di pinggir jurang, jalan setapak yang dilalui tak hanya bebatuan melainkan pepohonan yang tumbang pun harus kami lewati dengan cara menaiki pohon tersebut terlebih dahulu.

Beberapa pengunjung yang berada di belakang kami pun sengaja kami persilahkan jalan terlebih dahulu karena takut membuat perjalanan mereka terhambat hanya kaena menunggu saya trekking yang terbilang lama.

Tak terasa sudah 20 menit kami menyusuri hutan dengan udara yang sejuk, hingga akhirnya suara rintikan air terjun sudah terdengar begitu jelas. Sebelum ke Curug Putri Carita kami melewati 2 curug yang ada disana bernama Curug Gendang dan Curug Ngampar.

Sayangnya karena posisi Curug Ngampar berada diatas dan kalau mau mengunjungi curug tersebut harus naik terlebih dahulu. Jadilah kami mengurungkan niat kami untuk ke Curug Ngampar.

CURUG GENDANG

Sebenarnya trekking ke Curug Gendang hanya 15 menit saja tapi karena cedera engkel jadilah 20 menit sampai curug.

Nah di curug ini sudah ada warung yang seliweran. Ketinggian Curug Gendang hingga 15 meter. 

Dulunya banyak pengunjung yang bermain ke curug ini untuk loncat indah. Namun sayang, karena ada batu besar dibagian tengah akibat pernah hujan deras yang mengakibatkan batu besar terjatuh kebawah, Jadilah sudah ada larangan untuk tidak diperbolehkan loncat dari atas tebing Curug Gendang.

Curug Gendang dari ketinggian 15 meter

Aliran sungai yang surut

Aliran sungai ini sangat kering karena sudah seminggu tidak turun hujan. Makanya firasat saya pun sepertinya tidak akan bisa body rafting disana karena cuaca kemarau. Buat kamu yang ingin merasakan body rafting di Curug Putri Carita, diharuskan datang saat musim hujan.

Warna air curugnya pun kalau musim kemarau berwarna agak kecoklatan tapi masih terlihat bening di beberapa titik, Nah kalau dibagian air yang dalam air berwarna kehijauan. Memang agak aneh mengapa warna air di Curug Putri carita bisa berbeda-beda.

SEBENTAR LAGI SAMPAI CURUG PUTRI CARITA

Perjalanan belum selesai bung!!!

Kami masih harus melewati jembatan yang terbuat dari pepohonan yang disandarkan dan di susun hingga rapi agar tiap pohon dapat diikat. Bagian atas pepohonan terdapat bambu yang juga tersusun rapi agar lebih mudah untuk dilintasi oleh para pengunjung.

Bagi pengunjung yang juga agak kelelahan saat trekking bisa istirahat sejenak di warung dekat Curug Gendang. Disana pun terjual beberapa minuman dingin dan hangat juga indomie selera rakyatlah. Jadi kalian tak perlu khawatir jika tidak membawa makanan dari rumah.

Melewati jembatan alakadarnya

Setelah melewati jembatan, tak jauh dari sana kami melihat banyak warung yang berserakan di depan mata. Ada beberapa saung yang juga dapat kami kunjungi untuk istirahat sejenak. Ternyata untuk mencapai Curug Putri Carita kami diharuskan menitipkan barang bawaan terlebih dahulu.

Warung yang kami kunjungi terdapat beberapa saung disana dan juga ada musholla yang terbuat dari bambu. Bahkan dibagian belakang saungnya pun terdapat 2 ayunan yang bisa kamu nikmati sejenak untuk beristirahat.

Pelampung sudah banyak tersedia dan kami tinggal pilih mau pakai yang mana. Ada yang berwarna biru dan juga orange. Kami pun tak langsung menyusuri sungai untuk menuju Curug Putri Carita. Sempat makan terlebih dahulu dan beristirahat sejenak karena kelelahan.

TREKKING KE CURUG PUTRI CARITA

Setelah berganti pakaian, saatnya kami melanjutkan perjalanan dengan mengenakan pelampung terlebih dahulu. Sendal yang kami pakai pun harus dilepas agar dapat memudahkan saat berjalan di atas batu, lagi pula juga bisa menghindari terpeleset karena harus melewati bebatuan dalam jumlah banyak.

Menyusuri sungai yang surut

Berjalan dengan telanjang kaki itu sungguh pediiiihhhhhh. Hahahhaa...

Rasanya macam lagi terapi reumatik, Sakit broooooo...

Masalahnya yang kami lewati banyak sekali bebatuan kecil macam kerikil yang harus kami injak. Saya sempat kewalahan saat menyusuri sungai. Sayangnya karena kemarau jadilah kami harus berjalan kaki hingga 500 meter agar dapat mengambang diatas air.

Kalau datang saat musim hujan, Kami tidak akan berjalan kaki melewati bebatuan ini. kami tinggal telentang saja mengikuti derasnya air mengalir, Pemandu yang akan menarik pelampung kami agar sampai di Curug Putri Carita.

Beginilah kondisinya kalau main ke Curug dalam keadaan kemarau. Pediiiihhhhhh huhuhu...

Pemandu Kita Kang Kunut dan Kang Uul

Pemandu sekaligus abang ojeg kami bernama Kang Kunut 083896739917 dan Kang Uul 083811988771, Bagi kamu yang ingin menikmati Curug Putri Carita bisa hubungi mereka berdua agar dapat diantar ke Curug yang kamu tuju.

Saat menyusuri sungai kami banyak sekali dibantu oleh mereka berdua. Kang Kunut termasuk pemandu yang sangat perhatian dengan pengunjung yang dia bawa. Kang Kunut akan merasa senang hati membawa barang bawaan kami. Jadi selama trekking tas kami di bawa kang kunut. Apalagi kami benar-benar dijaga sampai tujuan.

Beda lagi dengan Kang Uul yang lebih perhatian terhadap dokumentasi. Sepanjang perjalanan menyusuri sungai, Kang Uul sibuk dengan kamera Gopro saya. Kang Uul sangat rajing mengabadikan moment kami dari berjalan hingga bermain air tanpa diminta. Hasilnya pun banyak yang kece loh tapi ada juga beberapa foto yang shaking akibat kedinginan. Hahahhaa..

Jadi menurut saya mereka berdua saling melengkapi satu sama lain. Nah buat kalian yang mau bermain air tanpa ribet dengan barang bawaan dan bingung dengan dokumentasi. Tenang saja, mereka berdua termasuk paket combo yang tau apa yang kamu inginkan. Hohoho...

TIKET MASUK CURUG PUTRI CARITA

Entah harga tiket masuk sebenarnya berapa karena menurut pemandu kami hanya membayar biaya sewa elampung saja Rp. 50.000/orang. Sempat kaget dengan harga yang semahal itu. Selama ini Curug yang saya datangi harga tiket masuk paling mahal saja itu hanya Rp. 25.000.

Kalau Curug Putri Carita harus siap merogoh kocek lebih mahal. Entah karena pengunjungnya sudah berkurang makanya harganya jadi semahal itu atau karena memang sudah diabaikan oleh pemerintah. Sehingga harga pun menyesuaikan si pemilik pelampung.

CURUG PUTRI CARITA LAGI SURUT

Setelah 500 meter menyusuri sungai yang surut tanpa air yang mengalir dan hanya bebatuan saja, akhirnya kami melihat sungai yang memanjang mengaliri tebing yang terapit dan kami menyusurinya dibagian tengah. 

Kedalaman air pun beragam, Jadi harus selalu dengar apa kata pemandu. Karena tak menutup kemungkinan saat kedalaman air hanya semata kaki saja. Ada juga loh lubang yang sangat dalam hingga 3 meter. Walaupun lobang tersebut sangat kecil. Akan sangat berbahaya kalau kalian mengabaikan apa yang diucapkan pemandu. 

Kesulitan jalan karena banyak batu

Air berwarna keruh di kedalaman satu meter

Berhubung kaki masih cedera, jadilah saya agak kesulitan dalam melangkahkan kaki didalam air dengan kondisi yang saya tapaki bukanlah pasir melainkan bebatuan kecil yang membuat kaki terasa begitu pereeeuuuusssss.

Awal mula kedalaman air hanya sampai betis saja, hingga akhirnya kedalaman air berubah hingga semeter. Karena kaki saya sudah tidak tahan jalan diatas batu. Jadilah saya mengambang dengan bantuan pelampung, posisi telentang memang sangat membantu agar perjalanan terasa begitu cepat.

Tak hanya cepat saja jika telentang diatas air, juga dapat menghemat energi ketimbang berjalan di dalam air. kebayangkan capeknya jalan di dalam air. Makanya kalau lagi menyusuri sungai enaknya memang tinggal ikutin arus air saja.

Untuk naik ke atas batu butuh ekstra effort

Kedalaman air berubah-berubah saat menyusuri sungai

RINTANGAN PERTAMA

Setelah berjalan sebentar, ada beberapa batu besar yang menghalangi perjalanan kami. Hingga akhirnya kami harus dibantu pemandu untuk naik keatas batu. Disinilah kami butuh perjuangan untuk dapat naik keatas batu.

Pemandu sudah terbiasa naik ke atas batu, makanya merekalah yang membantu kami agar bisa naik keatas batu. Karena badan saya kecil, jadi sangat mudah untuk naik keatas batu. Beda halnya dengan Esa yang harus dibantu kedua pemandu kami.

Akhirnya kami pun bisa juga melewati rintangan pertama untuk menaiki batu besar agar dapat menyusuri sungai kembali.

Air berwarna hijau dikedalaman 3 meter

RINTANGAN KEDUA

Buat kamu yang tidak bisa berenang, Sudah pastinya kedalaman air akan membuat kamu takut untuk melewatinya. Padahal sebenarnya, kalian tak perlu menakutkan hal itu karena kalian sudah memakai pelampung.

Fungsinya pelampung agar kamu tetap mengambang diatas air. Maka dari itu, pengunjung Curug Putri Carita sangat diwajibkan untuk menggunakan pelampung. 

Bahkan bagi kamu yang juga bisa berenang harap bawa pelampung juga yah. 

Mengapa harus tetap membawa pelampung?

Karena keadaan air di Curug Putri Carita terbilang dingin, walaupun tidak sedingin di Bogor. Tapi tak menutup kemungkinan kaki kamu akan keram. Jika kamu membawa pelampung, kaki keram pun dapat teratasi sendiri jika kamu membawa pelampung untuk sekedar bertumpu sesaat. 

Biasanya kalau kaki keram bisa membuat pengunjung akan panik dan susah untuk menggerakkan kaki. Setidaknya pelampung bisa membantu agar tubuh bisa tetap mengambang di permukaan air.

RINTANGAN KETIGA

Kalau dibilang rintangan sebenernya ini rintangan yang sangat menyenangkan.

Mengapa?

Karena setelah bersusah payah harus melewati rintangan pertama dan rintangan kedua. maka kamu akan disuguhkan tebing tinggi yang dimana kedalaman air hanya sampai semata kaki saja. Disanalah kamu bisa bersantai-santai bermain air dengan air yang mengalir pelan.

Kamu pun juga bisa berfoto sepuasnya. Apalagi saat kedatangan kami kesana tidak banyak pengunjung yang berdatangan kesana. Jadilah kami puas bisa berfoto bersama.

Berhati-hati saat jalan disini karena banyak lubang yang dalam

Disinilah keindahan tebing dari Curug Putri Carita
Tapi ingat yah bung!!!

Walaupun airnya hanya semata kaki saja tapi disana banyak sekali lubang yang akan membahayakan kamu. Jadi selalu dengarkan ucapan pemandu agar tidak terjadi hal yang tidak kamu inginkan. 

Keberadaan lubang disana, kedalamannya pun bisa mencapai hingga 3 meter. Akan sangat berbahaya jika kamu banyak bercanda disana lalu terjatuh kedalam lubang. Walaupun kamu menggunakan pelampung.

Air mengalir tak begitu deras karena memnag cuaca mempegaruhi debit air yang mengalir. Banyak tebing-tebing cantik yang dapat kamu gunakan untuk ber swafoto akan keindahan alamnya.

Jangan pernah lewatkan moment indah di tempat yang indah. Lebih baik mengabadikan keindahan dengan foto ketimbang harus melakukan vandalism coret-coret nama di tebing. Sangat disayangkan tempat seindah ini harus di hiasi coretan nama yang gak jelas.

Kelakuan neng Dian gak suka pake pelampung :p
Niatnya pengen main perosotan tapi keset hahaa..
Memang ditempat ini membuat saya tergoda untuk bisa berseluncur, tapi sayangnya kondisi air yang surut membuat saya tidak bisa terdorong oleh arus aliran sungai. Beginilah jadinya, keset seada-adanya saat ingin merasakan perosotan di batu alami.

Saya betah berlama-lama di tebing yang mengapit aliran sungai ini. rasanya begitu damai dan tentram tapi sayang masih ada aja yah pengunjung yang teriak-teriak. Hancur deh suasana damai nya. hadeeuuuhhh...

PRIMADONA CURUG PUTRI CARITA

Kedua pemandu kami masih tetap menyuruh kami untuk terus berjalan. Kami pikir sudah sampai diujungnya. Ternyata masih ada air terjun yang lebih ujung lagi. Kami harus berliku-liku mengikuti tebing yang mengapit aliran sungai.

Saya sudah merasa puas bisa berfoto di tebing yang begitu cantik. Untuk menuju Curug Putri Carita kami masih harus menggunakan pelampung karena ada beberapa titik yang memiliki kedalaman hingga 2 meter.

Puas main air di Curug Putri Carita

Foto versi lengkap bareng pemandu

DIBALIK FOTO INDAH ADA PENGORBANAN

Lokasi Curug Putri Carita yang terbilang sempit namun panjang sehingga dapat memuat beberapa puluh pengunjung untuk berdatangan memang membuat siapa pun yang ingin mengabadikan moment dengan jepretan kamera diharuskan antri.

Antriannya pun bisa memakan waktu hingga puluhan menit karena memang banyak spot foto yang unik dan indah untuk diabadikan. Ada baiknya memang seperti ini ketimbang melakukan aksi vandalism.

Ada beberapa spot yang bagus untuk berfoto

Dibalik foto indah selalu ada yang rela antri seperti ini
Kami semua secara bergantian menunggu untuk berfoto, hingga akhirnya saat giliran kami untuk bisa berfoto.

Ingaattt....Saat antri seperti itu jangan kelamaan berfotonya yah. Tak hanya rela antri untuk berfoto saja, bahkan pemandu nya pun rela menahan kedinginan agar kamera tidak shaking.

***

Curug Putri Carita ini ditemukan pada tahun 2014. Awal buka destinasi wisata memang jadi banyak pengunjung yang berdatangan dari berbagai kota. Wisatawan asing pun banyak yang berdatangan. Menurut info yang saya dapat dari pemandu, wisatawan luar lebih banyak digandrungi oleh Korea, Cina dan Jepang.

Kebetulan saat kedatangan kami kesana wisatawan luar yang ada hanyalah dari Jerman. Niat awal bule tersebut ingin menyalakan drone nya disana. tapi karena sinyalnya hilang, jadilah gagal misi dia untuk melihat keindahan Curug Putri Carita dari ketinggian.

Buat kamu yang akan membawa drone ke Curug Putri Carita, lebih baik urungkan saja niatmu itu. Karena percuma juga, sudah berat-berat bawa drone. eeehhhh malah gagal total.

Bebas pilih mau loncat atau tidak
Saat akan menyusuri aliran sungai Curug Putri Carita, ada baiknya bawa dry bag untuk menyimpan barang pribadi kamu. Tapi kalau kamu lebih mempercayakan barang kami dengan ibu warung saja. jadi selama menyusuri sungai hanya bawa kamera gopro saja.

Menikmati aliran sungai Curug Putri carita tidak hanya bisa dinikmati oleh orang dewasa loh. bahkan anak berumur 5 tahun pun ada juga yang ikut menyusuri sungai dengan menggunakan life jacket yang kebesaran itu.

Bagi para orang tua yang membawa anaknya ikut menyusuri aliran sungai, ada baiknya lihat kondisi si anak. Walaupun Curug ini terletak di Banten, tapi tetap saja air nya masih dingin. Jangan sampai sepulang berlibur anaknya malah sakit karena gak kuat kedinginan.

Aku gak pilih loncat tapi lebih milih telentang aja :p

Setelah puas berjam-jam main air di Curug Putri Carita, kami pun masih harus menyusuri aliran sungai utuk kembali ke basecamp a.k.a warung tenda biru yang mana tas bawaan kami ada disana. Saat akan menyusuri sungai, kami harus melewati bebatuan besar.

kebanyakan pengunjung bisa berloncat disana. Mereka sangat girang saat akan lompat dari atas batu yang ketinggiannya mencapai semeter saja. Tapi kedalaman air hingga dua meter. jadi masih pada tahap yang aman jika kamu ingin loncat disana.

Saya pribadi memilih untuk tidak loncat karena cedera engkel yang masih dalam tahap penyembuhan. Jadi hanya menikmati aliran sungai dengan gaya telentang. Hahahaha...

Akhirnya kelar sudah petualangan kami berdua ke Curug Putri Carita. Semoga saja pemerintah kembali memperhatikan Curug Putri Carita agar setiap pembayaran tiket yang terjual ada asuransi nya. Jadi perjalanan kami pun terasa lebih aman.

Sekian informasi yang bisa saya sampaikan. Jadilah traveler yang bijak untuk tidak melakukan aksi vandalism dan bawalah sampah yang kamu punya agar tidak membuang sampahmu sembarangan. See you next trip!!!

BUDGET

  • Bensin Mobil PP Rp. 200.000
  • Bayar GTO PP Rp. 88.000
  • Ojeg Curug Putri Carita Rp. 80.000 / dua orang
  • Sewa Pelampung Rp. 100.000 / dua orang
  • Bayar Kebersihan Rp. 10.000/ dua motor
  • TOTAL  478.000
Cheers,

Dian Juarsa
3 Oct 2018

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Yuk ah komen daripada cuma sebarin Spam

Copyright 2012 Dian Juarsa. Diberdayakan oleh Blogger.